Tanggapan / Saran / Komentar Pengunjung Watari X - Semarang 16 Februari 2009 Jam 11:22:43 Saudara Saifull, pertanyaan saudara itu pernah juga disampaikan seseorang kepada Mario Teguh dalam sebuah seminar. Ada sebuah jawaban dari Pak Mario yang menurut saya mengandung makna yang dalam, tetapi memang masih perlu kajian & pemahaman kita masing2, kira-kira begini :
"Kalau anda sudah bekerja keras, tetapi masih juga merasa tidak menghasilkan, coba anda tanyakan pada diri anda sendiri, apakah kerja keras yang anda lakukan itu sudah sesuai dengan rencana yang akan anda hasilkan...?"
Bagaima na menurut yang lain? maturnuwun.
Samek - Bekasi 16 Februari 2009 Jam 14:06:23 Bung Saifull, saya rasa benar apa yang ditulis saudara WatariX, bahwa memang kita harus introspeksi apakah sebenarnya kerja keras kita ini tergolong yang bagaimana? .. dilingkungan kerja saya-pun juga mungkin sama dengan anda yang pada sibuk bekerja keras, tapi bisa jadi bahwa sebenarnya kerja keras yang kita lakukan itu termasuk,
kerja keras "ngomongin orang", kerja keras "yang tidak sistematis", kerja keras "yang mikirin kepentingan sendiri", kerja keras "mencari kegiatan2 yang mubazir", kerja keras "mencari-cari kesalahan orang" ... dsb.
bisa jadi sebenarnya tanpa kita sadari, kitapun termasuk diantara pekerja keras yg diatas itu.
Jadi menurut saya sebaiknya kita meng-evaluasi diri kita sendiri, daripada meng-evaluasi orang lain.
Berliana - Pandeglang, Banten 16 Februari 2009 Jam 14:20:04 Hahahaha ... iya bener Bung Samek ..
Jangan2 "KERJA KERAS untuk Tidak Melakukan Apa pun" ... yang otomatis menjadi "BERHASIL tidak melakukan apa pun"
Anu yang saya maksud "tidak melakukan apa pun" itu ... mungkin tidak berusaha melakukan pengembangan diri terhadap yang dikerjakannya ... sehingga nilai tambah ke diri kita relatif tidak ada.
Nilai tambah itu bisa berupa kebiasaan yang lebih baik, syukur2 target2 menjadi lebih baik, dsb.
sableng - everywhere 16 Februari 2009 Jam 15:29:30 yup! benar smua apa yg dikatakan teman2 skalian. Dalam bekerja keras kita jg harus bs mengukur kemampuan diri sendiri yg artinya kita harus th sejauh mana kemampuan yg kita miliki, mampukah kita melakukannya dan akibat apa yg akan terjadi, harus kita pikirkan jg. Apapun hasil yg didapat harus disyukuri. Intinya disini kita boleh mengukur baju kita tp ada yg lebih th baju yg cocok buat kita.
Kalau ada orang yang secara fisik (plus pikiran) bekerja sangat keras, tetapi secara finansial tidak mendapat banyak, maka itu menunjukkan salah satu dari berikut ini.
1. Memang nasibnya sudah demikian (nasib = mindset), dan memang dia tidak mau untuk mengubah (mengembangkan) mindsetnya. 2. Cita-citanya memang tidak ingin kaya, tapi ingin bahagia dan sehat lahir bathin. 3. Cita-cita sesungguhnya ingin kaya “saja”, bukan ingin bermanfaat bagi orang banyak. 4. Cita-citanya ingin kaya, namun tidak untuk lingkungannya, jadi hanya untuk dirinya sendiri. 5. Cita-citanya ingin kaya, namun dalam praktek sehari-harinya tidak sesuai dengan keinginan tersebut. Misalkan kurang dermawan, tidak suka membantu orang lain, dsb. Atau dengan kata lain “pikiran sadarnya” ingin kaya, namun “pikiran bawah sadarnya” ingin miskin.
Untuk yang nomor 1 dan 2, nggak masalah, karena memang itulah yang diinginkannya, dan dia bersyukur terhadap itu.
Nomor 3,4,5 sebenarnya sejenis (gabungan yang saya pisah jadi 3, artinya salah satu tidak terpenuhi akan sulit mencapainya).
Jadi yang ditulis rekan2 di atas itu .... bener semua. Terutama soal "TUJUAN" hidup ini, soal "APA YG KITA KEJAR", dsb. Yang itu semua sangat menentukan plus menjadikan MINDSET kita. Terima kasih.
Waduh Pak Saiful ... panjenengan itu ennnaak banget lho. Dibandingkan saya yang hanya pegawai biasa.
Saya bujangan, dan gaji saya Rp 647.000 (di bawah UMR), tapi yaa alhamdulillah nggak apa2, yang penting HALAL. Saya bersyukur Pak Saiful, soalnya badan saya sehat, segar, dan saya berusaha enjoy menikmati kerja keras. Saya berusaha keras belajar apa aja yang baik dan bisa menambah pengalaman saya.
Saya yakin Pak Saiful, Allah SWT itu MAHA ADIL. Kalau kondisi saya sekarang seperti ini, yaa memang seperti inilah yang PALING ADIL bagi saya, nggak masalah. Yang penting saya akan teruss berusaha keras dan berusaha berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain sebanyak mungkin. Saya yakin kok Pak, kalau Allah SWT nanti menganggap saya sanggup ditambahin rezeki lainnya, pasti deh saya dikasih. Yang penting ... bersyukur, ikhlas dan SEMANGAT Pak Saiful, hehehe makasih.
Saifull - Bekasi 16 Februari 2009 Jam 18:09:51 Alhamdulillah, terimakasih buat masukan2nya yang luar biasa. Buat pak Kartono, hehehe .. bener emang pak, saya itu termasuk ueenak banget seperti yang bapak rasakan, bahkan mungkin melebihi ueenaknya bapak.
Cuma yang jadi persoalan itu khan sebenarnya masalah kinerja saya di kantor, yang terkesan saya ini sudah bekerja keras, cuma hasilnya (target pekerjaan) itu kok ya gak nyampe2 seperti yang diharapkan.
Mungkin bener rekan2 semua, jangan2 memang saya itu termasuk salah satu yang bung Samek tulis itu, cuma yang mana persisnya itu yang harus saya cari jawabannya dalam diri sendiri .. bukannya begitu ya sobat?
Oke deh .. insyaAllah kalau saya sudah menemukan penyebabnya akan saya tuliskan disini, mungkin juga bermanfaat buat temen2 yang lain. Salam sukses selalu.
Inot - Cibinong 16 Februari 2009 Jam 23:20:10 Segala sesuatu di dunia ini pasti ada batasnya, demikian jg kemampuan manusia. Takdir setiap manusia sudah tertulis dalam catatan Allah dan masing2 manusia menjalankan perannya sesuai kontrak yg telah disepakati Bersama. Antara si kaya dan si miskin, si pintar dan si bodo, si cantik dan si jelek, semua itu diciptakan berpasang2an. Semuanya diciptakan dg segala kelebihan dan kekurangan dan semuanya bekerja sama untuk saling mengisi, menutupi dan melengkapi.
Sekeras, sejauh dan semaksimal apapun usaha manusia dlm meraih cita2nya jika peran kita tak sanggup mengubah keadaan yg diimpikan berarti peran kita bukan disitu. Peran kita mgkn bs berada pd keadaan, kondisi maupun di tempat yg laen.
Sy ingin sedikit bertanya nih Pak, tp jgn tersinggung loh... begini, Pak Saifull kan seorang manager dan itu termasuk kategori pemimpin. Seorang pemimpin yg baik adalah pemimpin yg bs "mengayomi" dan mau dgn lapang dada menerima segala keluhan, aspirasi, kritikan dan masukan dr anak2 buahnya maupun partnernya. Nah, apakah Pak Saifull termasuk dalam kategori tersebut...???
Segala sesuatu tidak bs dipaksakan, semua berjalan sesuai karakter masing2.
Terimakasih.
Tripleks - Sampangan, Semarang 17 Februari 2009 Jam 3:24:37 Hehehe ... emang banyak benernya tuh kata mbak Berliana, bisa jadi kita ini sebenarnya gak melakukan apa2 tapi udah merasa kerja keras, jadinya cuma mbuleeet aja. Mungkin ada baiknya bung Saifull coba gunakan terapi diri dengan menghadap cermin, tanyakan pada diri anda melalui cermin ... sebenarnya apa sih yang udah kamu lakukan?!!. cara ini juga sering disaranin oleh Pak Mario Teguh. Selamat mencoba.
Saifull - Bekasi 17 Februari 2009 Jam 3:40:59 Terimakasih pak/bu Inot atas tanggapannya, atas pertanyaan pak/bu Inot soal apakah saya masuk dalam kategori yang bapak/ibu tuliskan tersebut, tentunya saya selalu akan berusaha untuk bisa demikian, tetapi soal "mengayomi" itu tadi bagaimana mungkin saya bisa mengetahuinya bahwa saya sudah masuk kategori itu? Terimakasih
Pak/Bu Inot ... anu maaf, saya kok nggak sependapat bahwa "Seorang pemimpin yg baik adalah pemimpin yg bs "mengayomi" dan mau dgn lapang dada menerima segala keluhan, aspirasi, kritikan dan masukan dr anak2 buahnya maupun partnernya".
Yang saya maksud nggak sependapat, bukannya definisi tsb salah. Tapi definisi tsb menjadi benar, jika itu bukan menjadi prioritas bagi pemimpin tsb.
Namun saya sependapat, kalau yang Pak/Bu Inot maksud "pemimpin" itu bukan "pemimpin dalam organisasi", tetapi pemimpin sebagai manusia (diri kita sebagai pribadi), memang seperti itu.
Kalau pemimpin organisasi atau suborganisasi (manajer), definisinya begini (saya ambil dari buku2 populer, juga pendapat2 profesional, salah satunya termasuk Pak Mario Teguh) :
"Seorang Pemimpin yang profesional adalah pemimpin yang mampu menetapkan keharusan untuk menghasilkan sesuatu yang jelas, terukur, dan berbatas waktu; kepada setiap orang yang menjabat apa pun di jenjang-jenjang struktur organisasinya. Serta MEMASTIKAN tidak ada satu orang pun di-organisasinya yang tidak ada hubungannya dengan hasil yang dicapai".
Oleh Mario Teguh diringkas begini : "Mampu men-TRANSFORMASI-kan berbagai jabatan/POSISI dalam organisasi tsb MENJADI ACTION yang terpadu".
Terima kasih.
Inot - Cibinong 17 Februari 2009 Jam 13:58:14 Yg sy maksud dgn mengayomi disini adalah mau dan bs mengajak dan diajak kerjasama dalam bekerja. Dan pemimpin yg baik adalah pemimpin yg bs menerima segala masukan dr orang lain dan tidak memaksakan kehendak sendiri.
Ini berdasarkan pengalaman sy pribadi dlm bekerja pd beberapa perusahaan. Disitu sy menjabat sbg seorang teknisi mesin ATM (kasarnya "kuli"). Dimanapun sy berada dlm keadaan apapun, bila ada trouble pd ATM tertentu disuatu tempat, maka sy diwajibkan dateng dan perbaiki tuh mesin walopun itu tengah malem dan hujan. Bila terlambat dateng ato ga selesai sesuai target, maka sy pasti kena klo ga marah, umpatan, skors maupun charge. Apapun alasannya tdk diterima. Dan si bos ini ga mau diajak kerjasama bila ada keluhan ato kesulitan di ATM. Si bos lebih memilih diam drpd membantu menyelesaikan masalah. Bila ada kesulitan dlm bekerja dia bisanya cm menyalahkan anak buahnya tanpa memperdulikan keadaan anak buahnya. Apakah itu seorang pemimpin yg baik??
Jd intinya disini yg sy maksud dg mengayomi adalah bekerja sama. Walaopun bekerja sama dgn seorng kecil (Kuli) yg bs dikatakan jauh dibwh derajatnya sang pemimpin, jika ga mau diajak kerjasama maka tidak ada action yg terpadu. Hasilnya tidak sesuai target. Kerjasama bukan hnya dlm bekerja tetapi jg kerjasama dlm memberi masukan2 dlm menyelesaikan masalah terlebih di dunia kerja.
Semoga dimengerti.
Trims...
Hahaha Pak Inot, jadi asyik nich diskusinya. InsyaAllah bisa bermanfaat untuk Pak Saifull, saya sendiri, juga Pak Inot, dan yang lainnya.
Kalau istilah "mengayomi disini adalah mau dan bs mengajak dan diajak kerjasama dalam bekerja". Menurut saya, itu sip banget, dan itu salah satu yang dimaksud dengan "Mampu men-TRANSFORMASI-kan berbagai jabatan/POSISI dalam organisasi tsb MENJADI ACTION yang terpadu". Ini bisa dilakukan kalau pemimpin tsb salah satunya, memiliki KEMAMPUAN MENGAJAK dan DIAJAK kerjasama dalam bekerja.
Tapi untuk "yang bisa menerima segala masukan dari orang lain dan tidak memaksakan kehendak sendiri". Kalimat ini perlu ada tambahan/lanjutannya, yaitu "Selama hal itu mampu mempercepat pencapaian tujuan/sasarannya".
J adi ujung2nya selalu ke tujuan/sasarannya. Soalnya begini Pak Inot, ada banyak contoh (kebanyakan di pemerintahan). Pemimpin tsb baik hati, perhatian, dsb-nya, namun kurang tegas dalam mengambil keputusan, kurang tegas dalam pengawasan agar semua berjalan sebagaimana mestinya, yang berujung pada lupa tujuannya. Yang begini ini jadi kacau, ketika kacau yang menderita semua anak buahnya.
Kalau kasusnya Pak Inot, wah ... saya nggak bisa menilai, apakah Boss nya Pak Inot tsb pemimpin yang baik/nggak. Karena tergantung niat si Boss tadi. Kalau niatnya agar Pak Inot menjadi orang yang "tahan banting", "disiplin", "mampu mengambil keputusan sendiri", "mampu menyelesaikan persoalan sendiri", dsb-nya. Maka dia adalah Pemimpin yang baik.
Cuman seyogyanya dia memberitahu ke Pak Inot mengenai niatnya tsb. Atau minimal dia memberitahu ke karyawan lainnya mengenai niatnya tsb. Coba deh Pak Inot tanyakan ke karyawan yang lain, niat dia sebenarnya apa sich.
Ok terima kasih.
Inot - Cibinong 17 Februari 2009 Jam 16:55:32 Hehehehe....:)
Apa yg kita diskusikan disini sangat bermanfaat bg kita smua terutama diri sy pribadi. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya, seperti kasus yg menimpa sy tsb. Kita belajar bnyk dari kesalahan untuk menjadi yg lebih baik.
Sayangnya sy sudah keburu keluar duluan dari perusahaan tsb dan disusul oleh teman2 laennya yg se-divisi dg sy. Jd sy dan temen2 ga sempat nanya ke si bos apa niat dan tujuannya kok spt itu karna keburu kecewa dan ga tahan. Sampai sekarangpun, dah lewat setahun satu persatu orang yg menjadi anak buahnya keluar dg alasan yg sama. Yach... ga th apa sistemnya emang gt, klo karyawan dah kerja lama dan salarynya bs dibilang gede harus didepak keluar agar bs digantikan dgn yg baru untuk menekan pengeluaran perusahaan karna pastinya salary yg diterima si karyawan baru kecil.
Kayaknya Sis Yuli ini sudah byk makan asam garamnya dunia nih, dari yg paling pahit sampe yg paling manis ya... hehehehe.... Makasih sis yuli dan semuanya atas masukannya karna sy pribadi jg msh belajar dan harus terus belajar. Maklumlah yg muda harus belajar dari yg tua, karna bs diperas santannya hehehehe....
Salam Sukses. Thanks.
belee - Indonesia 25 November 2009 Jam 13:57:35 kalo ngga keliru, ada mario teguh pernah jawab untuk pertanyaa macam tersebut yaitu :"karena anda melakukan dengan salah atau karena anda melakukan kesalahan" itu sebabnya kegagalan atau ketidakpuasan yang dirasakan diujung.
Martoyo - Surabaya 26 November 2009 Jam 10:33:36 mario teguh juga pernah ngomong .. lha kalo anda sudah berusaha keras tapi gagal terus, kenapa harus berlama-lama disana? ntar malah ngrepoti banyak orang
Endah - Semarang 26 November 2009 Jam 17:01:54 kalo merasa belum sukses ya itu namanya kurang bekerja keras bung
Mas Saiful, ini sebenarnya bukan hanya anda yang merasa seperti itu, segala daya upaya telah dilakukan dengan kerja keras, tapi hasilnya tdk sesuai yang diharapkan, cuma yang banyak gak dilakukan adalah KERJA CERDAS yang berkonsep dan punya target, dengan target tsb. Nah, segala sesuatu yang dihasilkan bisa dikatakan sukses, bila hasil tsb bisa dinikmati dan bermanfaat bagi semua pihak bagi umat manusia
Pak Saiful, dan rekan-rekan yang lain, saya yakin anda semua orang-orang cerdas sekaligus beruntung bisa kerja, menikmati hasil kerja anda, dan mensyukurinya. Tapi tengoklah mereka, yang tiap hari selalu mikirin "gimana besok saya bisa makan, gimana anak-anak saya bisa makan, kemana lagi harus cari duit, dimana ada tempat kosong buat tidur, buat bayi-bayi mereka". Memang tulisan saya ini sedikit melenceng, tapi kenapa anda-anda yang di kasih lebih sama Allah SWT, dikasih nikmat yang tak ternilai jumlahnya, "MASIH SAJA MENGELUH". Coba siapa yang mau memikirkan mereka, siapa yang mau perduli, kenapa selalu mikirin "kontribusi, target, kerja keras, banting tulang, dan apapunlah". Saya hanya mengajak, agar kita lebih peka dengan lingkungan sekitar kita. Terima kasih.
mady - makassar 12 Maret 2010 Jam 16:31:39 bismillah
1. sudah bekerja keras tapi hasil biasa saja mgkin pola penanganan/solusi yang salah / kita tidak menempatkan diri kita pada poros sebenarnya bagaiamana mendapatkan keamanan finansial. 2. memang bekerja pada suatu perusahaan itu ada batasan akan pekerjaan dan gaji.. a. kita bekerja dengan keras itu harus sebagai aktivitas kita yang di inginkan dari PT. b. Kita berhak meberima finansial sesuai dengan kesepakatan..disini masalah karena kita bagaimanapun kerja keras kita telah ditentukan akan jumlah Uang/finansial. ngak seperti mereka y9 swsta.ini mgkin jawabannya ...kebutuhan akan dunia semakin tinggi sedangkan gaji dari perusahaan ttp. aja c. coba berani ambil resiko untuk membuka usaha lain karena ingin sukses harus mencoba yang lebih jauh kedepan dengan segala resiko..bukankah perusahaan bapak juga besar memnasional karena keberanian manajemanya dalam bertarung dibisnis...kenapa kita ngak berani.. d. kita kerja disuatu perusahaan itu hanya aman kerja bukan aman finansial.' wassalam
demaga - Bogor 30 Agustus 2010 Jam 10:20:54 wah yang nulis komen2 disini ini pasti orang2 cerdas, orang2 gedhe .... bagus2 banget. setelah baca beberapa kali baru aku ngerti. makasih.
Nandika - Jakarta 31 Agustus 2010 Jam 10:00:28 menurutku belum waktunya aja untuk sukses.
coba deh diterusin dikit lagi kerja kerasnya, khan nanti sukses
jadi setiap hari, cobalah berpikir besok akan sukses, lusa akan sukses, atau bulan depan rasa2nya akan sukses ..... gitu aja terusssss .... ntar khan tahu2 sukses.
Mas mimin - gresik 4 Desember 2010 Jam 19:19:42 Sawabiqul himam la tuhriqul aswarol aqdar... (Menggebu gebunya keinginan tidak akan bisa menerobos benteng taqdir)
gobeng - jakpus 24 Februari 2011 Jam 18:54:00 diatas langit masih ada langit..dibawah tanah masih ada lapisan tanah,,bukan satu,,tapi ratus malahan ribu lapisan tanah dbawh yg kita pijak skrang...secara g langsung anda mengeluh kenapa sudah berusaha dan bekerja keras anda masih blom sukses juga...BERSYUKUR anda bukan kuli panggul di pasar ato kuli nyangkul di kampung,,butuh tenaga dan keringat yang berlebih dari sekedar menejer perusahaan..
Jadi jangan asal "keras". Rencana dan tujuan adalah Penting.. PLAN AND GOAL.
Donshiro - Tangerang 28 Mei 2011 Jam 4:13:14 Yang diperlukan kerja CERDAS bukan kerja keras...mudah2an membantu....sekarang saya sudah jadi PENGUSAHA setelah keluar kerja...AMIEN
Subekti - Depok 28 Mei 2011 Jam 14:33:20 Yang paling penting kerja KERAS yang cerdas dan JUJUR ... pasti SUKSES dan LANGGENG dunia-akherat. Jangan asal keras saja atau asal cerdas saja, tapi nggak JUJUR ... suksesnya cuman sesaat, percuma. Juga jangan asal jujur saja ... tapi nggak keras ... hahaha
ilmukaya - kalimantan 25 Juli 2011 Jam 15:38:20 semua tanggapan di atas memang benar semua,, saya setuju... maaf jika boleh saya usul,, beranilah mencebur dunia bisnis, contoh seperti forex dll. dan salah satunya bapak bisa klik web support saya.www.speederclub.com. investasi di bidang forex dan emas. .ok sukses
cingwot - Kota Magelang 14 September 2011 Jam 18:09:06 kuncinya: bersabar dan ikhlas Bersabar yang benar harus cerdas. Apa artinya? Bila satu cara untuk mencapai tujuan gagal, maka bersabarlah untuk melakukan cara lain yang berbeda. Bila anda masih berpikir dengan cara yang sama, maka pasti tindakannya juga sama. Bila tindakan anda sama, maka pasti hasilnya juga sama. Itulah sebabnya bersabar harus cerdas. Artinya terus berpikir cara-cara lain yang berbeda untuk mendapat hasil yang berbeda.
Disinilah letak penting kreatifitas dalam bersabar. Bila anda bersabar tapi tidak kreatif, maka anda akan seperti keledai yang jatuh berulang kali di lubang yang sama.
Anda akan gagal berulang kali, tapi anda tidak belajar dari kegagalan itu. Kegagalan anda jadi tidak ada artinya. Anda jadi benar-benar gagal. Orang sabar, harus cerdas. Jadilah kreatif.
Orang sabar dan kreatif akan mendapat hasil yang berbeda dari orang biasa. Bisnisnya akan berkembang lebih baik. Sabar membuat mereka tenang menghadapi masalah. Kreatif membuat mereka bisa terus menemukan solusi berbagai masalah yang terjadi. Teruslah berjuang, jangan patah semangat...berusahalah dan perbanyaklah rasa syukur. by: http://cingwot.tk/
cingwot - Kota Magelang 14 September 2011 Jam 18:09:06 kuncinya: bersabar dan ikhlas Bersabar yang benar harus cerdas. Apa artinya? Bila satu cara untuk mencapai tujuan gagal, maka bersabarlah untuk melakukan cara lain yang berbeda. Bila anda masih berpikir dengan cara yang sama, maka pasti tindakannya juga sama. Bila tindakan anda sama, maka pasti hasilnya juga sama. Itulah sebabnya bersabar harus cerdas. Artinya terus berpikir cara-cara lain yang berbeda untuk mendapat hasil yang berbeda.
Disinilah letak penting kreatifitas dalam bersabar. Bila anda bersabar tapi tidak kreatif, maka anda akan seperti keledai yang jatuh berulang kali di lubang yang sama.
Anda akan gagal berulang kali, tapi anda tidak belajar dari kegagalan itu. Kegagalan anda jadi tidak ada artinya. Anda jadi benar-benar gagal. Orang sabar, harus cerdas. Jadilah kreatif.
Orang sabar dan kreatif akan mendapat hasil yang berbeda dari orang biasa. Bisnisnya akan berkembang lebih baik. Sabar membuat mereka tenang menghadapi masalah. Kreatif membuat mereka bisa terus menemukan solusi berbagai masalah yang terjadi. Teruslah berjuang, jangan patah semangat...berusahalah dan perbanyaklah rasa syukur. by: http://cingwot.tk/
narko - bandung 14 September 2011 Jam 20:46:49 Wah ... komennya mantap banget .... thanks buat semuanya ... aku jadi tambah mantap menjalani hidup ini.
narko - bandung 14 September 2011 Jam 20:46:49 Wah ... komennya mantap banget .... thanks buat semuanya ... aku jadi tambah mantap menjalani hidup ini.
Suriop - Bekasi 23 September 2011 Jam 14:19:37 Memantaskan diri itu kuncinya.....apakah kita sudah pantas untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Bila belum pantaskan diri kita.
Suriop - Bekasi 23 September 2011 Jam 14:19:37 Memantaskan diri itu kuncinya.....apakah kita sudah pantas untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Bila belum pantaskan diri kita.
Titto - Yogyakarta 27 Oktober 2011 Jam 22:47:47 1. Mungkin anda tidak menikmatipekerjaan anda, tukang kebun tetangga saya bagus sekali membentuk pohon bambu mini menjadi bentuk pohon pinus, alasan tukang kebun "krn saya menikmati apa yang saya kerjakan" 2. untuk menikmati pekerjaan, lakukan hanya yang bisa kita anda lakukan, jangan lakukan pekerjaan orang lain yang ga bisa anda lakukan, wlpn tuntutan keja, tolak aja, atau kasih ke orang lain 3. jangan terlalu banyak mendengar dan memahami kata-kata mario teguh, itu sudah pada tingkat sufi kata-katanya, cobalah baca2 buku dari "the real bussinesseman" bob sadino
Titto - Yogyakarta 27 Oktober 2011 Jam 22:47:47 1. Mungkin anda tidak menikmatipekerjaan anda, tukang kebun tetangga saya bagus sekali membentuk pohon bambu mini menjadi bentuk pohon pinus, alasan tukang kebun "krn saya menikmati apa yang saya kerjakan" 2. untuk menikmati pekerjaan, lakukan hanya yang bisa kita anda lakukan, jangan lakukan pekerjaan orang lain yang ga bisa anda lakukan, wlpn tuntutan keja, tolak aja, atau kasih ke orang lain 3. jangan terlalu banyak mendengar dan memahami kata-kata mario teguh, itu sudah pada tingkat sufi kata-katanya, cobalah baca2 buku dari "the real bussinesseman" bob sadino
Victor - Surabaya 29 Januari 2012 Jam 19:45:02 Memang kerja keras modal Utama untuk meraih kesuksesan,meskipun anda seorang Manager akan tetapi perusahaan yg anda tempati adalah perusahaan yg memang sesuai UMR,selama msh karyawan mana bisa anda meningkatkan penghasilan yg anda inginkan,di perusahaan saya Hanya TRADER penghasilan sudah setingkat kepala cabang,kesimpulanya anda sdh tepat atau belum memilih perusahaan,bidang yg saya tekuni skrng TRADER & ANALIS SAHAM. [email protected]
kinong - pontianak 3 Maret 2012 Jam 10:51:13 pak Syaipul yang terhormat, masukan dari temen-temen emang perlu dikaji dengan cermat. Saya hanya mengingatkan kembali ada hukum sebab akibat yang saling berkaitan didunia ini. Keberhasailan suatu hal perlu didukung banyak hal, matarantai inilah perlu dicermati dengan bijak. Tq
kinong - pontianak 3 Maret 2012 Jam 10:51:13 pak Syaipul yang terhormat, masukan dari temen-temen emang perlu dikaji dengan cermat. Saya hanya mengingatkan kembali ada hukum sebab akibat yang saling berkaitan didunia ini. Keberhasailan suatu hal perlu didukung banyak hal, matarantai inilah perlu dicermati dengan bijak. Tq
murjono - cibinog 23 Maret 2012 Jam 18:03:51 @buat Victor, menurut anda selama msh karyawan gak bisa ningkatin penghasilan yg diinginkan, lalu kalo trader bisa ningkatin penghasilan ... gitu ya ... hehehe lucu juga sih. logikanya ... kalo jadi karyawan aja gak bisa berprestasi ... apalagi gak jadi karyawan ... lebih2 kerja jadi TRADER yg butuh prestasi + kerja keras ... bakalan tambah gagal dia. begitu kan logikanya.
murjono - cibinog 23 Maret 2012 Jam 18:03:51 @buat Victor, menurut anda selama msh karyawan gak bisa ningkatin penghasilan yg diinginkan, lalu kalo trader bisa ningkatin penghasilan ... gitu ya ... hehehe lucu juga sih. logikanya ... kalo jadi karyawan aja gak bisa berprestasi ... apalagi gak jadi karyawan ... lebih2 kerja jadi TRADER yg butuh prestasi + kerja keras ... bakalan tambah gagal dia. begitu kan logikanya.
Juliver - bandung 19 September 2012 Jam 19:33:09 Kita senasib bro......!!!
Kami sangat terkesan dengan semua tanggapan yng diatas ini....sungguh luar biasa. tanggapan tersebut termasuk hasil kerja keras...mengapa? bayak yang baca ini dan semua yang telah membacanya pasti 100% timbul Ide-ide bagus dalam pikirannya. tapi yang berani menuangkan pikiran/idenya disini cuma sedikit. sedikit pengalaman Kami ketika bekerja sebagai karyawan photo studio dipadangsidimpuan. Kami bekerja selama 14 tahun di MEDAN STUDIO tersebut. dulu tahun 1994 sampai 1997 Kami hanya kerja sebagai tukang sapu, pel, beres2 rak bingkai...kerja dari jam 8-8 mlm. gaji dari awal masuk kerja cuma 250.000 sampai thn 1997 awal tahun 1998 dengan berani Kami mengajukan ide sekaligus bertanggungjawab atas hasil ide tersebut. ternyata gaji berubah jadi 750.000. dan pada saat itu Kami berani mengajukan ide baru lagi untuk membimbing 1 orang teman lagi jadi tukang shooting namanya Mr, Kacu. hasilnya 3 bulan kemudian gaji Kami ditawari 1.200.000. wah...saya jd gugup...tahun 2000 Kami menikah, Kamipun memikirkan gimana lagi ide baru biar tambah gaji...akhirnya Kami membina 1 orang lagi untuk serupa dengan keahlian Kami yaitu pak aritonang. dan Ide kami lakukan diterima Boss kami pak sitorus...sah 3 bulan kemudian hasilnya gaji Kami naik jadi 2.400.000. tahun 2004 Kepemimpinan Studio itu dialihkan sama Anaknya. kami sendiripun keluar buka studio dan Mandiri. seandainya anak boss itu menerima ide2 baru kami lagi...Hukum alam mengatakan gaji kami tidak akan naik2 lagi. Karena status karyawan dalam satu wilayah itu yang bagus cuma 5 tahun. nah sekarang Kami sudah 5 tahun mandiri dan dikit2 udah ada hasil...dan Kami akan beralih lagi bisnis PT. K-link Internasional...dan hanya Cukup 5 tahun saja. berhasil atau tidak berhasil harus pensiun dari k-link biarpun cuma dapat bonus 10 juta / bulan nanti dalam tempo 5 tahun harus kami cari bisnis lain lagi....terimakasih mudah2an pertanyaan pak Syaiful tadi mendapat Pencerahan dari pengalaman kami itu. Go Succes...
Trus bersyukur dan berdoa..
Sugianto - Depok 7 Juli 2021 Jam 10:12:29 Bicara kesuksesan saya rasa bukan hanya dilihat dan dirasakan di dunia. Tapi bisa saja kesuksesan kita nanti bisa dirasakan di akhirat. Paling tidak dengan keikhlasan, jerih payah kita dalam menafkahi keluarga dengan jalan yang halal, pasti akan kita rasakan nanti balasannya di akhirat. Janganlah menyerah dan putus asa. Teruslah berbuat dan memberikan yang terbaik bagi keluarga istri dan anak anak kita. Yakinlah suatu saat pasti akan indah pada waktunya....
Yandi Jun - Sukabumi 7 Juli 2021 Jam 12:01:17 Perbaiki koordinasi dengan Tim pak Saeful dan juga selalu berikan report ke atasan.
Bisa jadi atasan tidak mengetahui apa yang sudah kita kerjakan
Tolok ukur kesuksesan secara personal beda², yg jelas kalau saya buatlah impian target jangka pendek harus tercapai apalagi pak saiful jabatan Manager ,dg adanya target impian yg tinggi yg dlm jangka pendek harus tercapai maka ritme kerja akan konsisten, pengeluaran yg tidak pada posnya akan sendirinya tereliminasi misal: modifikasi motor jika itu tidak perlu urungkan ada target besar yg ingin direalisasikan, beli perangkat alat pancing yg harganya mahal( urungkan) dll. Bisa mengendalikan manajemen cost manajemen waktu.
Bahrul - Jember 2 Agustus 2021 Jam 8:49:30 Tak ada satu orang pun yang sanggup hidup dan bekerja sendirian. Dengan bekerja keras, banyak orang menganggap dirinya bisa bekerja sendirian. kesuksesannya dalam berbisnis bahkan karena dia membangun banyak koneksi. Tanpa dukungan dari orang-orang terdekat, tak mungkin dirinya bisa sesukses sekarang.
"Agar sukses dalam berbisnis, Anda harus berkolaborasi dengan orang lain," katanya.
Mandzdoankz - Cibinong,Bogor 7 Agustus 2021 Jam 7:35:27 Semua itu belum saatnya saja/belum waktunya,kalau Allah sudah berkehendak atas kerja keras ini pasti Allah kasih imbalan yg setimpal pd kita,intinya kita harus ttap jalani,berusaha,ikhtiar dan berdoa,semua yg kita lakukan harus dipenuhi dgn rasa ikhlas dan bersyukur,keep spirit utk tim,kerja sendiri tdk akan maksimal, tp kalau kerja tim maka hasil lebih akan lbh memuaskan,inti dr kata ini ,kita harus slu kerja tim agar apa yg kita kerjakan dpt memuaskan hasilnya kelak,,thank'z and be yourself
Yakin usaha sampai dan percaya bahwa usaha tidak akan menghianati hasil
Cak Yoto - surabaya 14 Agustus 2021 Jam 14:27:45 Pak Saiful yang baik dan tidak sombong, coba memberikan komentar sedikit barangkali ada manfaatnya untuk kita semua. Menurut saya Pak Saiful teruslah bekerja keras yang diimbangi dengan kerja cerdas jangan putus asa karena kalau pak Saiful terus bersabar maka akan indah pada waktunya. Perlu diingat rezeki itu tidak mesti berupa materi tetapi bisa juga dalam bentuk yang lain seperti badan kita selalu sehat, diberikan isteri yang solehah, anak yang berbakti dan menyenangkan orang tuanya dan lain-lain. Jadi teruslah bersabar sambil berintrospeksi pada diri kita dan jangan menyalahkan siapa pun.
mustafa - dki jakarta 23 Agustus 2021 Jam 10:29:52 kerja keras blom cukup membuat anda sukses, tp cukup menghidupkan kebutuhan anda sehari hari, selain kerja keras, maka harus kerja cerdas, dan kerja tuntas...berani ambil peluang, dan bisa membca peluang..
Alhamdulilah Luar Biasa Motivasi lagi yg di dpat, Terima Kasih yaa
Anton - Subang 23 September 2021 Jam 16:22:41 Banyak banyak beryukur aja bang
Yulian - jekan raya , palangkaraya 29 September 2021 Jam 7:46:59 bekerja lah dg hati dan sukai pekerjaan kita sendiri , insya allah akan selalu dilancarkan
fayri - jember 14 Oktober 2021 Jam 1:09:43 mungkin belom saatnya jadi orang sukses, sabar dan selalu belajar
Coba perbaiki mindset, fokus pada tujuan dan target.
jojo - bojong 6 Desember 2021 Jam 22:45:08 Tetap berusaha maksimal jgn pernah menyerah & selalu bersyukur dengan apa yang kita peroleh sampai dengan saat ini.
kurang bersyukur tu
Faisal - Depok 7 Desember 2021 Jam 15:55:10 Kunci Sukses itu sederhana 1. Jujur 2. Kerja keras (cerdas) 3. Meminta restu atau doa orang tua Sebenarnya yang terjadi ke Pak Syaiful barang kali tidak bisa dikatakan tidak sukses karena kesuksesan itu tidak selalu di ukur dari materi yang kita dapat bisa jadi alam membalasnya dengan bentuk-bentuk lain misal memailiki anak-anak yang baik dan menyenangkan, keluarga selalu diberikan kesehatan dsbnya. jadi tetaplah bekerja keras dan perbanyaklah berdoa dan niatkan bahwa Pak Syaiful ingin membahagiakan orang-orang di cintai ataupun orang-orang di sekitar Bapak. Berfikir positiplah selalu bahwa suatu saat kesuksesan akan menghampiri kita karena seperti pepatah bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Tetap semangat dan bersyukur
Fitri - Bogor 8 Desember 2021 Jam 10:17:43 Selain kerja Keras, Kerja Cerdas juga sangat di butuhkan lebih fokus pada tujuan dan target.
karna hanya berkerja saja tidak dibarengi dengan doa
Adi ts - Bogor 15 Juni 2022 Jam 7:49:29 Kerja keras harus diimbangi dengan ikhtiar & doa,, selalu yakin dalam diri sendiri bahwa kita itu bisa sukses,,
audry - Denpasar Selatan 12 Juli 2022 Jam 9:01:27 Semangat
Irsan - Medan 14 Juli 2022 Jam 15:16:41 Hallo pak Saiful, saya adalah orang baru di ranah lingkungan kerja, belum punya pengalaman yang lebih mengenai pertanyaan bapak. Akan tetapi saya sudah mempersiapkan sikap yang saya rasa siap jika nantinya mengalami hal yang seperti bapak alami. Usaha bapak untuk dapat merubah diri kearah yang lebih baik saya acungi jempol disamping rekan kerja bapak yang kurang sehat. kalau saya diposisi bapak... ucapan rekan kerja saya akan saya jadikan motivasi. Seperti kata SALEMBE dalam film "Cahaya Dari Timur" "Kalau Wasit Curang, KASI BIAR SAJA. Kalau Kau Dapat Teckel Keras, BERDIRI LAGI. Kalau Kau Tersikut Keras, BERDIRI LAGI. JANGAN BIARKAN MEREKA ANGGAP KITA ORANG REMEH"
zarkasih - cigombong 15 Juli 2022 Jam 9:32:27 nice
meldy - jakarta 2 Agustus 2022 Jam 10:35:31 baik saya juga merasa demikian sudah melakukan banyak hal baik untuk kerja dan kemajuan perusahaan tapi setelah saya merenung ada yang kurang yaitu ibadah, bersyukur, berbagi terhadap sesama dan melakukan kerja lebih baik lagi setelah saya melakukan hal demikian berkah pun senantiasa datang dan semakin menambah semangat saya dalam bekerja
Aji RN - Bogor 12 September 2022 Jam 18:57:52 Sipp
Rian - Manado 12 Oktober 2022 Jam 9:28:09 Mantap semngat
radit - Manado 25 Oktober 2022 Jam 5:53:16 Kalau kerja trus belum Sukses, berati suksesnya masih tertunda
Soneta - bringin 3 November 2022 Jam 15:18:18 Semua komentar sudah sangat mewakili pada intinya kita renungkan apa salah diri kita
Silakan Memberi Komentar/Tanggapan/Saran
|