A Mild

A Mild merupakan sebuah merek rokok ternama di Indonesia diproduksi oleh PT HM Sampoerna Tbk. Merek rokok ini pertama kali ditampilkan pada tahun 1989. Produk ini dijual dalam kemasan 12 dan 16 batang rokok.

Produk yang diproduksi di Surabaya ini sangat terkenal dengan slogan "Go Ahead", yang bermaksud untuk mengajak para perokoknya untuk bebas melakukan hal apapun tanpa adanya rasa ragu. Saat ini, Sampoerna A Mild menduduki urutan keempat dalam daftar 10 merek rokok buatan Philip Morris dengan penjualan terbesar di dunia. [1]

Varian

KemasanDiluncurkanTarNikotin
A Mild 16198914 MG1.0 MG
A Mild 12199814 MG1.0 MG
A Mild Menthol 16199814 MG1.0 MG

Sejarah

A Mild untuk saat ini merupakan pemimpin pasar untuk sektor rokok Mild Kretek dalam medan pertempuran antar rokok Mild yang diisi oleh : Star Mild, X Mild, neO Mild, unO Mild, One Mild, Club Mild, Dunhill Fine Cut Mild (Bentoel Group), Clas Mild (Nojorono), L.A. Lights, Djarum Super Mild, dan Djarum BLACK Mild (Djarum), Gudang Garam Surya Pro Mild dan GG Mild (Gudang Garam), Galan Mild dan Diplomat Mild (Wismilak Group), dan Extreme Mild (Karya Dibya Mahardika). Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor A Mild yang menjadi rokok Mild tertua di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan oleh A Mild adalah dengan memasang billboard, iklan cetak, iklan televisi, aktivitas below the line dan above the line.

Karena dikenal sebagai produk premium, A Mild dibanderol dengan harga Rp 15.000,00 (untuk isi 16 dan varian Menthol) dan Rp 10.000,00 (untuk isi 12).

1987-1989

A Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. Tidak hanya pada komposisi, HM Sampoerna juga melakukan perubahan pada kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang menjadi 16 batang. Untuk inovasi produknya yang satu ini, jelas HM Sampoerna tidak main-main. Dibutuhkan waktu hingga lebih dari dua tahun untuk proses persiapannya. Maklum, saat itu tidak ada benchmark produk yang dapat dijadikan acuan, termasuk di pasar internasional. Yang ada hanya berbagai survey dan riset yang melibatkan konsumen, termasuk di antaranya uji buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa kali di beberapa kota.

Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, di akhir tahun 1989, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1989, PT HM Sampoerna, Tbk membuat gebrakan dengan meluncurkan A-Mild ke pasaran. Peluncuran ini mengagetkan banyak pihak, terutama industri rokok saat itu. Pasalnya produk A-Mild merupakan produk yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori manapun, dari tiga kategori besar rokok yang ada saat itu, yaitu sigaret keretek tangan (SKT), sigaret keretek mesin (SKM) reguler, dan sigaret putih mesin (SPM). Melalui A-Mild PT HM Sampoerna Tbk mengambil langkah berani untuk membuat sebuah kategori baru, yakni SKM mild. Muhammad Warsianto, salah satu tokoh di balik lahirnya A-Mild, mengatakan bahwa sejak awal A Mild memang sudah dirancang untuk menjadi produk yang tidak ada duanya di pasar domestik saat itu.[2]

Pada saat itu, penjualan A Mild kurang begitu bagus. Hal ini dikarenakan konsumen belum terbiasa dengan jenis rokok ini.

1990-1994

Sampai tahun 1992, penjualan A Mild masih tertinggal jauh dibanding kategori lainnya. Sumber menyatakan dari total produksi rokok nasional yang sebesar 152,7 miliar batang (berdasarkan pembelian pita cukai), A-Mild hanya memberi kontribusi 0,33%, atau 0,5 miliar batang. Bandingkan dengan SKM reguler yang produksinya mencapai 94,2 miliar batang, atau 61,69% total produksi rokok nasional[2]. Walaupun penjualan tidak terlalu bagus, tetapi Putera Sampoerna yakin produk ini akan menjadi tren mengingat masyarakat mulai sadar akan rokok kretek rendah tar dan nikotin yang lebih "sehat."

Tahun 1994 merupakan tahun yang menjadi cikal bakal kesuksesan A-Mild. Pasalnya di tahun tersebut, A Mild meninggalkan motto kampanye lamanya Taste of the future dan menggantinya dengan How low can you go. Jika dipandang dari sisi bahasa, motto How low can you go memang lebih interakif dan provokatif. Dengan motto ini HM Sampoerna seolah-olah menantang konsumen untuk berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara ini terbukti efektif. Di tahun 1994, penjualan A-Mild melonjak tiga kali lipat, dari sebelumnya hanya 18 juta batang per bulan menjadi 54 juta batang per bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mild pun terus beranjak naik. [2]

1995-2002: Bukan Basa basi

Masa-masa kejayaan A Mild kembali berlanjut. Di tahun 1996 A Mild mulai memperkuat kampanye How low can you go dengan tagline terbarunya yaitu Bukan Basa Basi. Dalam penyampaian iklan dengan tema ini, A Mild sebagai sebuah brand mulai memainkan teknik yang saya sebut sebagai parallel positioning. Seluruh eksekusi dari TVC maupun print ad ”Bukan Basa Basi” begitu jauhnya, bahkan tidak berhubungan sama sekali dengan atribut produk A Mild sendiri. Beberapa yang cukup unik adalah print ad dengan foto simpanse hitam putih dan bertuliskan ”Siapa Bilang Enak Jadi Manusia. Bukan Basa Basi”. Lalu ”Mau Hidup Enak, Usaha. Bukan Basa Basi”. Masih banyak lagi berbagai eksekusi iklan bertema ini yang membuat audiens iklan, baik mereka yang paham marketing dan advertising maupun konsumen awan, bertanya-tanya mengenai arti ”Bukan Basa Basi”.[3]

Diatas tahun 1995, kita bisa lihat tren rokok mild mulai ada. Pada 5 September 1996 keluarlah Star Mild. Produk itu cukup sukses dengan penjualan tahun 2000 mencapai 5,4 miliar batang. Dan juga LA Lights yang muncul pada tahun 1996 pula.

2002-2009: Kampanye Others Can Only Follow,"Tanya Kenapa?", dan Pilihan Gue

A Mild mulai menyadari bahwa persaingan rokok mild saat itu mulai banyak. Muhammad Warsianto mulai masuk ke Nojorono untuk membuat merek rokok mild pertama dari Nojorono dengan nama Clas Mild yang mampu terjual diatas 1,5 miliar di tahun pertamanya. Penjualan Star Mild pada tahun 2002 mencapai 5,5 miliar batang per tahun. Oleh karena itu, A Mild sempat berusaha keluar sebentar dari parallel positioning dan kembali ke tema ”konvensional”, dalam arti tema yang lebih mudah dicerna oleh audiens iklan. A Mild menggunakan tema “Others Can Only Follow”, yang secara implisit ingin menyampaikan bahwa brands rokok mild yang lain hanya bisa ikut-ikutan A Mild dan bukanlah rokok mild yang orisinil. Iklan ini ingin mengatakan bahwa A Mild tidak bisa dibantah adalah rokok A Mild yang pertama, sekaligus dengan market share dan mind share terbesar. Eksekusinya antara lain adalah animasi 3 dimensi ikan-ikan di laut yang dipimpin oleh seekor ikan yang berwarna berbeda dari ikan-ikan lain yang ikut berenang di belakangnya. Lalu animasi binatang-binatang di pantai yang bergerak dalam sebuah antrian, dengan jingle ”Others Can Only Follow” yang begitu funky.

Sempat menjalankan Others Can Only Follow hingga akhir 2004, pada pertengahan 2005, A Mild tampil beda dengan tema yang bertahan hingga saat ini, yaitu “Tanya Kenapa”. Tema ini menarik karena begitu berani menyentuh secara langsung berbagai isu sosial dan memprovokasi audiens dengan pertanyaan ”Tanya Kenapa”. Contohnya adalah print ad dan baliho yang bergambar beberapa oven dengan toga di dalamnya, dan dengan harga di setiap toga. Di setiap toga ada label-label ”sarjana”, ”sarjana luar negeri” dan sejenisnya. Lalu iklan ini memiliki tagline ”Mau Pintar Kok Mahal. Tanya Kenapa”. Berbagai TVC, print ad, dan baliho bertema Tanya Kenapa begitu banyak menghujani publik. Mungkin kita masih ingat TVC ini, ”Taat Kalo Nggak Ada Yang Liat. Tanya Kenapa”, serta ”Jalan Pantas Dianggap Pantas. Tanya Kenapa”. Sedangkan baliho antara lain adalah ”Gali Lubang, Tutup Lupa. Tanya Kenapa”. Iklan-iklan A Mild ini cerdas, menggigit, sekaligus engaging karena tema yang diangkat adalah sehari-hari. Bahkan jika dianalisis lebih dalam, iklan-iklan A Mild dengan tema ”Tanya Kenapa” lebih mirip seperti iklan layanan masyarakat (public service ads) dibandingkan iklan produk. Yang mengingatkan kita bahwa iklan ini tetap iklan komersial adalah adanya logo A Mild dan peringatan pemerintah akan bahaya merokok yang selalu muncul di akhir iklan.

Di tahun 2008, A Mild mulai mengajak perokoknya berinteraksi langsung dalam polling yang terdapat pada www.pilihangue.com. Tiap anggota yang telah terdaftar dapat berpartisipasi untuk ikut banyak polling yang khas sekali dengan iklan-iklan A-Mild di televisi.Tiap polling hanya memiliki 2 (dua) buah jawaban dan diwakili oleh warna merah dan biru. Mereka akan menandai mana polling yang pernah Anda ikuti dan mana yang belum. [4] Hal ini menegaskan bahwa perokok A Mild mampu mengekspresikan dirinya dalam melakukan sesuatu hal.

2009-sekarang: Go Ahead

A Mild tampil dengan slogan "Go Ahead", dimana hal ini menegaskan bahwa perokok A Mild bisa bebas melakukan sesuatu hal yang disukainya tanpa adanya rasa ragu. Tema kali ini cukup provokatif, dengan penyampaian iklan yang out of the box. A Mild sepertinya ingin membangun rasa "tidak tahu malu" dalam melakukan sesuatu hal, baik itu hal baik maupun tidak baik. A Mild mulai mencapai kejayaannya pada era ini, penjualan A Mild semakin naik semenjak adanya kampanye ini. Dan A Mild saat ini menjadi merek rokok heritage lokal segmen premium buatan Philip Morris dengan penjualan terbesar di dunia[1]

Slogan

  • A Mild Others Can Only Follow' (2002-2004)
  • A Mild How Low Can You Go?' (1994-1996)
  • A Mild Bukan Basa Basi (1996-2008)
  • A Mild Tanya Kenapa? (2005-2008)
  • A Mild Go Ahead (2009-sekarang)

  • Soundrenaline
  • Wanted
  • ACreate
  • Soundsations

Pranala luar

  1. ^ a b https://www.media-server.com/m/instan ces/8hjnb6wm/items/29n825fv/assets/99 mgy9zv/0/file.pdf, slide keempat
  2. ^ a b c http://trifanny.wordpress.com/2009/12 /10/strategi-a-mild-pt-hm-sampoerna-t bk-wujud-nyata-keberhasilan-blue-ocea n-strategy-di-indonesia/
  3. ^ http://squirrelconsulting.wordpress.c om/2007/12/04/evolusi-positioning-a-m ild/
  4. ^ http://www.yudhitech.com/review-websi te-pilihangue/#ixzz37VxuulPr


Sumber :
id.wikipedia.org, indonesia-info.net, wiki.program-reguler.co.id, dsb.