Ali ar-Ridha

Bagian dari seri Dua Belas Imam
Imam Ali ar-Ridha
A depiction by a Muslim artist.
penggambaran fiksi
Ali bin Musa bin Ja'far
Imam Kedelapan
KunyahAbu al-Hasan
Lahir11 Dzulkaidah 148 H
1 Januari 765Masehi
Meninggal17 Safar 203 H
26 Mei 818Masehi
Tempat lahirMadinah
DikuburkanMasyhad
Masa hidupSebelum Imamah: 35 tahun
(148 - 183 H)
Imamah: 20 tahun
(183 - 203 AH)
- 17 tahun di Madinah
- 3 tahun di Khurasan
Gelarar-Ridha (Persia: Reza)
Istri-istriSayyidah Sabika (dikenal pula Khaizarun)[1]
Ummul Fadhl binti al-Ma'mun[1]
AyahMusa al-Kadzim
IbuNajmah
KeturunanMuhammad al-Jawad (pengganti)
Ali · Hasan · Husain

as-Sajjad · al-Baqir · ash-Shadiq
al-Kadzim · ar-Ridha · al-Jawad
al-Hadi · al-Asykari · al-Mahdi

Imām Alī bin Mūsā ar-Riđhā (Bahasa Arab: علي بن موسى الرضا) (Madinah, 11 Dzulkaidah 148 H - Masyhad, 17 Safar 203 H[2]) (diperkirakan 1 Januari 765 - 26 Mei 818) adalah imam ke-8 dalam tradisi Syi'ah Dua Belas Imam. Dalam Bahasa Persia, dia sering dipanggil dengan nama Imam Reza dan dijuluki dengan panggilan Abu al-Hasan.[2] Dia hidup pada masa berkuasanya tiga orang Khalifah Bani Abbasiyah yaitu Harun ar-Rasyid, al-Amin dan al-Ma'mun[3] dan diangkat oleh al-Ma'mun menjadi putra mahkota kekhalifahan dimana hal ini menyebabkan pemberontakan dari keluarga Bani Abbasiyah lainnya terhadap al-Ma'mun.[2]

Julukan lainnya yang diberikan kepada Imam Ali ar-Ridha adalah ash-Shabir, ar-Radhi, al-Wafi, az-Zaki, dan al-Wali.[4] Selain itu julukan lainnya adalah:

  1. Imam Zamin'i Tsamin, Tsamin berarti delapan, Zamin berarti keselamatan dan keamanan.[5]
  2. Gharibul-Ghurabaa[5]
  3. Alim'i ali Muhammad[5]


Kelahiran dan kehidupan keluarga

Makam Imam Ali Reza di Masyhad, Iran

Kelahiran

Pada tanggal 11 Dzulkaidah 148 H, seorang anak laki-laki lahir di rumah Imam Musa al-Kadzim (Imam ke-7) di Madinah, yang nantinya akan mengambil posisi keimaman, setelah ayahnya.[6] Namanya adalah Ali dengan julukan ar-Ridha. Dia lahir satu bulan setelah kakeknya, Imam Ja'far ash-Shadiq meninggal.

Ibu

lbunya bernama Taktam[7][2] ada pula yang menyebut bernama Najmah[8][3][9], yang dijuluki Ummu al-Banin, seorang yang shalehah, ahli ibadah, utama dalam akal dan agamanya dan setelah melahirkan Ali ar-Ridha, Musa al-Kadzim memberinya nama at-Thahirah.[7][2]

Saudara

Dia memiliki saudara yang bernama Zaid, yang melakukan revolusi dan membuat kerusuhan di Madinah. Zaid pernah tertangkap dan dibawa atas perintah al-Ma'mun ke Khurasan untuk diadili. Al-Ma'mun membebaskannya sebagai penghormatan terhadap Imam Ali ar-Ridha.[10]

Imam memiliki saudara lain yang bernama Abdullah, dimana ia hidup sampai masa Imam Muhammad al-Jawad.[4]

Imam memiliki seorang saudari yang bernama Fatimah Maksumah, ia meninggal di Qom, Iran ketika datang dari Madinah menuju Masyhad untuk mencari kakaknya, Imam Ali ar-Ridha. Kuburan Fatimah Maksumah, sampai saat ini masih terdapat di Qom, dan menjadi pusat ziarah di sana.[11]

Istri-istri

Imam menikah dengan Sayyidah Sabika yang juga dikenal dengan nama Khaizarun. Istri Imam ini adalah keturunan sahabat Muhammad, yang juga pembela setia Ali, Ammar bin Yasir. Khaizarun merupakan ibu dari Imam ke-9, Muhammad al-Jawad.[1]

Selain itu, Imam dinikahkan pula dengan putri dari khalifah saat itu, Ummul Fadhl binti al-Ma'mun, dimana menurut riwayat, Ummul Fadhl begitu mengetahui Imam telah memiliki istri lain yang telah memberikan keturunan, maka ia menjadi marah, dan setuju untuk memberi racun kepada Imam hingga menyebabkan wafatnya Imam.[1]

Keturunan

Putra-putra Imam bernama:[7]

  1. Hasan
  2. Muhammad al-Jawad, penerus keimaman
  3. Ja'far
  4. Ibrahim
  5. Husain

Putri Imam bernama Aisyah.[7]


Referensi

Sumber

Lihat pula

Pranala luar



Sumber :
id.wikipedia.org, ilmu-pendidikan.com, wiki.kuliah-karyawan.com, dsb.