Gereja Katedral Bogor

Paroki Katedral Santa Perawan Maria
Gereja Katedral Bogor (sekitar.1920-30)
Informasi
Imam kepalaRm. Benjamin Sudarto, Pr
Alamat suratJalan Kapten Muslihat Nomor 22, Bogor. 16122
Sejarah
Dibentuk1889
Catatansebelumnya di Katedral Jakarta
Statistik

Gereja Katedral Bogor mempunyai nama paroki resmi Santa Perawan Maria. Beralamat di Jalan Kapten Muslihat Nomor 22, Bogor.

Awalnya merupakan sebuah gereja Paroki Bogor yang termasuk dalam wilayah Prefektur Apostolik Sukabumi. Bersamaan dengan berubahnya status Prefektur Apostolik Sukabumi menjadi Keuskupan dengan nama Keuskupan Bogor. Gereja Paroki Bogor kemudian dijadikan sebagai Gereja Katedral Keuskupan Bogor.

Sejarah

Awal sejarah berdirinya Gereja Katedral Bogor tidak bisa kita lepaskan dari peranan dua tokoh perintis umat kota Bogor, yaitu Mgr. AC. Claessens, Pr dan Pastor MYD Claessens, Pr.

Pada tahun 1881 Mgr. AC. Claessens membeli sebuah rumah dengan pekarangan yang cukup luas (sekarang meliputi kompleks Gereja, Pastoran, Seminari, Sekolah, dan Bruderan Budi Mulia). Semula tempat itu digunakan sebagai tempat peristirahatan dan Misa Kudus para tamu dari Jakarta. Namun, dengan dimilikinya rumah tersebut, juga menjadi awal umat Katolik memisahkan diri dari penggunaan Gereja Simultan/ekumene sebelumnya. Pada tahun itu pula pastor MYD. Claessen mulai menetap di Bogor.

Pada tahun 1886 MYD. Claessen memulai karya pastoralnya untuk mendirikan Panti Asuhan untuk anak-anak. Saat itu bangunan rumah Panti Asuhan tersebut baru bisa menampung 6 orang anak. Usaha pastoral itu kemudian di kembangkan hingga menjadi Yayasan Vincentius pada tahun 1887, sehingga pada tahun 1888 mendapat pengakuan dari Pemerintah Hindia-Belanda.

Pada tahun 1889 Pemerintah Hindia Belanda secara resmi mengakui dan menyatakan bahwa Bogor menjadi Stasi misi tetap Batavia. Tahun 1896 (setahun setelah Mgr. AC. Claessen meninggal), MYD. Claessens mulai membangun sebuah gedung Gereja yang megah di atas tanah yang didiaminya. Gereja itu yang hingga sekarang kita kenal dengan Gereja Katedral.

Pada tahun 1907 Pastor MYD. Claessens kembali ke Belanda setelah selama 30 tahun beliau berkarya di Bogor Jawa Barat, 27 tahun kemudian, tepatnya tahun 1934, beliau meninggal dalam usia 82 tahun. Semenjak kepergian Pastor Claessens, Stasi misi tetap Bogor ditangani oleh Pastor Antonius Petrus Fransiskus van Velsen, SJ. Tetapi pada tahun 1924 Pastor Antonius Van Velsen diangkat menjadi Vikaris Apostolik Batavia, sehingga Bogor yang saat itu sudah menjadi Paroki diserahkan kepada Pastor OFM Conventual.

Pada bulan November tahun 1957 Paroki Bogor dipisahkan dengan Vikariat Apostolik Batavia dan digabungkan dengan Prefektur Apostolik Sukabumi.

Pada tahun 1961 Prefektur Apostolik Sukabumi ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan dengan nama Keuskupan Bogor. Gereja Paroki Bogorlah yang dijadikan sebagai Gereja Katedral Keuskupan Bogor. Dengan demikian, Paroki Bogor namanya berubah menjadi Paroki Katedral Bogor.

Gereja dan Kapel dalam Paroki

Kapel Ciampea

Jalan Pasar Ciampea Nomor 18 Ciampea, Bogor 16620

Kapel Semplak

Komplek AURI Semplak, Jalan Raya Semplak Blok B IX A Atang Sanjaya

Kapel Susteran FMM (Regina Pacis)

Jalan Ir.H. Juanda Nomor 2 Bogor 16121

Kapel Susteran Gembala Baik

Jalan Pajajaran Nomor 6 Bogor 16143

Kapel Pondok Rumput

Gg. Gurame

Kapel Bojonggede

Perumahan Pura Bojonggede

Lihat pula

Pranala luar

Daftar paroki di Indonesia berdasarkan Keuskupan
 
Keuskupan Agung
Ende • Jakarta • Kupang • Makassar • Medan • Merauke • Palembang • Pontianak • Samarinda • Semarang
 
Keuskupan Sufragan
Denpasar • Larantuka • Maumere • Ruteng • Bandung • Bogor • Atambua • Weetebula • Amboina • Manado • Padang • Sibolga • Agats • Jayapura • Manokwari-Sorong • Timika • Pangkal Pinang • Tanjungkarang • Ketapang • Sanggau • Sintang • Banjarmasin • Palangkaraya • Tanjung Selor • Malang • Purwokerto • Surabaya
 


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, wiki.kurikulum.org, dsb.