Ibrahim al-Jaafari

Ibrahim al-Ashaiqir al-Jaafari
إبراهيم الأشيقر الجعفري
Wakil Presiden Irak ke-2
Masa jabatan
1 Juni 2004 – 7 April 2005
Menjabat bersama dengan Rowsch Shaways
PresidenGhazi Mashal Ajil al-Yawer
Didahului olehTaha Yassin Ramadan
Digantikan olehGhazi Mashal Ajil al-Yawer dan Ghazi al-Yawar
Informasi pribadi
Lahir25 Maret 1947
Flag of Iraq (1921–1959).svg Al Hindiyah, Karbala, Irak
Partai politikPartai Dawa Islam
AgamaIslam Shi'a

Dr. Ibrahim al-Ashaiqir al-Jaafari (Arab: إبراهيم الأشيقر الجعفري) lahir 1947 adalah mantan Perdana Menteri Irak dalam Pemerintahan Transisional Irak yang terpilih dalam pemilihan Januari 2005. Ia seorang Shiah dan sebelumnya merupakan salah satu dari dua wakil presiden Irak di bawah Pemerintahan Sementara Irak (2004) dan juga juru bicara utama untuk Partai Dawa Islam di Irak. Ia dipaksa menarik pencalonan dirinya untuk jabatan perdana menteri untuk pemerintahan yang permanen karena munculnya tuduhan-tuduhan dari partai-partai Kurdi dan Sunni di Irak bahwa kepemimpinannya lemah.

Permulaan hidup, karier, dan keluarga

Ia lahir dengan nama Ibrahim al-Ashaiqir (Arab: إبراهيم الأشيقر) di Karbala. Ia seorang sayid (keturunan Nabi Muhammad) dan kakek buyutnya, Sayyid Mahdi bin Sayyid Ali bin Sayyid Baqir al-Ushaiqir, memimpin pemberontakan al-Ushaiqir di Karbala pada 1876 melawan Kekaisaran Ottoman. Keluarga Al-Ushaiqir berasal dari kota al-Ushaiqir di wilayah yang kini merupakan bagian dari Arab Saudi. Jaafari belajar di universitas di Mosul untuk menjadi dokter. [1]

Terjun ke politik

Ia bergabung dengan Partai Dawa Islam pada 1968. Setelah lulus pada 1974, ia aktif bekerja untuk partai di Irak yang berusaha menggulingkan pemerintahan sekuler Ba'athis. Ia pergi ke Iran pada 1980 dan terlibat dalam gerakan melawan Saddam Hussein di sana. Ia mengambil nama al-Jaafari di pembuangan untuk melindungi keluarganya di Irak dari pembalasan oleh Saddam. Ia pindah ke London pada 1989 dan di sana ia menjadi juru bicara al-Dawa di Britania Raya serta anggota penting dalam gerakan anti Saddam. Sementara di Britania Raya ia banyak menghadiri acara-acara orang Iral dan memberikan khotbah-khotbah keagamaan.

Setelah invasi Irak 2003, ia segera kembali ke negaranya. Ia dipilih pada Juli 2003 sebagai anggota dari Dewan Pemerintahan Irak Sementara yang didukung AS, dan menjabat sebagai ketuanya yang pertama serta presiden interim di masa pasca-Saddam selama satu bulan. Pada 1 Juni 2004, ia dipilih sebagai salah satu dari dua wakil presiden dari pemerintahan Irak yang baru.


Setelah pemilihan umum nasional pada Desember 2005, bersama-sama dengan Adel-Abdul-Mahdi dari SCIRI, Al-Jaafari menjadi calon utama untuk jabatan perdana menteri. UIA, organisasi yang di dalamnya terlibat Al-Jaafari dan Abdul-Mahdi, akhirnya mencalonkan Al-Jaafari.

Perdana Menteri al-Jaafari dikenal sebagai seseorang yang lemah lembut bicaranya dan menggunakan bahasa yang berbunga-bunga yang dihiasi dengan ungkapan-ungkapan dari buku-buku klasik Arab dan sastra.

Dalam jajak pendapat umum yang dilakukan setelah invasi AS terhadap Irak pada tahun 2003, al-Jaafari terus-menerus memperoleh tingkat penerimaan terbaik dibandingkan para politikus lainnya, dan terbaik dibandingkan dengan figur publik lainnya setelah Sistani dan Moqtada al-Sadr, dan al-Dawa hingga kini tetap merupakan partai terpopuler di Irak.

Ia menggantikan al-Maliki sebagai sekretaris jenderal Partai Dawa pada Mei 2007. [2]

Referensi

  1. ^ Nimrod Raphaeli Ibrahim al-Ja'fari: Iraq's Designated Prime Minister, who is he?. Free Muslims Coalition. 5 Maret 2005.
  2. ^ Sawt al-Iraq, writing in Arabic, Informed Comment, 14 Mei 2007

Pranala luar

Didahului oleh:
Iyad Allawi
(Pemerintahan Irak Sementara / Perdana Menteri sementara)
Perdana Menteri Negara Irak
7 April 200520 Mei 2006
Diteruskan oleh:
Nouri al-Maliki
Didahului oleh:
Penguasa Koalisi Sementara
Wakil Presiden Irak
20042005
Diteruskan oleh:
Adil Abdul Mahdi dan Ghazi Mashal Ajil al-Yawer


Sumber :
m.andrafarm.com, wiki.gilland-ganesha.com, id.wikipedia.org, dsb.