Keraton Kanoman

Keraton Kanoman (2010).
Candi bentar di Kraton Kanoman (tahun 1920-1933)

Keraton Kanoman adalah Kesultanan Cirebon, setelah berdiri Keraton Kanoman pada tahun 1678 M Kesultanan Cirebon terdiri dari Keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman yang merupakan pemimpin dan wakilnya. Kebesaran Islam di Jawa Barat tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung jawab menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah.

Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berlokasi di belakang pasar Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama Raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola.

Di keraton ini masih terdapat barang barang, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat kompleks bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.

Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton selalu ada masjid.

Silsilah

  1. Sultan Kanoman I (Sultan Badridin)
  2. Sultan Kanoman II ( Sultan Muhammad Chadirudin)
  3. Sultan Kanoman III (Sultan Muhammad Alimudin)
  4. Sultan Kanoman IV (Sultan Muhammad Chaeruddin)
  5. Sultan Kanoman V (Sultan Muhammad Imammudin)
  6. Sultan Kanoman VI (Sultan Muhammad Kamaroedin I)
  7. Sultan Kanoman VII (Sultan Muhamamad Kamaroedin )
  8. Sultan Kanoman VIII (Sultan Muhamamad Dulkarnaen)
  9. Sultan Kanoman IX (Sultan Muhamamad Nurbuat)
  10. Sultan Kanoman X (Sultan Muhamamad Nurus)
  11. Sultan Kanoman XI (Sultan Muhamamad Jalalludin)
  12. Sultan Kanoman XII (Sultan Muhamamad Emiruddin)

Pranala luar

  • Wikimedia Commons logo Media yang berhubungan dengan Kanoman Palace di Wikimedia Commons.


Sumber :
id.wikipedia.org, diskusi.biz, wiki.ggkarir.com, dsb.