M. Tabrani


M. Tabrani atau Mohammad Tabrani lahir di Pamekasan.[1] M. Tabrani boleh digolongkan sebagai wartawan dari angkatan tua.[2] Sepanjang pergerakan nasional Indonesia, nama M. Tabrani selalu tercatat.[3] M. Tabrani adalah pemimpin redaksi Harian Pemandangan pada periode Juli 1936 hingga Oktober 1940.[4]

Riwayat

Pada tahun 1925, Tabrani sudah memimpin harian Hindia Baroe.[5] Sewaktu belajar di Eropa, di Universitas Köln (Universität zu Köln), dia membantu berbagai surat kabar di Indonesia pada periode 1926 hingga 1930.[6] Pada waktu itu masih jarang ada pemuda Indonesia menuntut pelajaran ilmu jurnalistik di luar negeri. Hanya beberapa orang yang bersekolah di luar negeri seperti, Adinegoro, Jusuf Jahja dan Tabrani. Dasar pendidikan Tabrani cukup kuat yaitu MULO dan OSVIA, Bandung.[7] Minat jurnalistik Tabrani mncul ketika ia menamatkan OSVIA.[8]

Sekembalinya ke tanah air, karir jurnalistik Tabrani mulai menanjak.[9] Tabrani menjadi pemimpin majalah Reveu Politik di Jakarta dari tahun 1930 hingga 1932, pemimpin surat kabar Sekolah Kita di Pamekasan dari tahun 1932-1936, dan menjadi direktur sekaligus pemimpin Harian Pemandangan dan Mingguan Pembangoenan.[10] Ketika memimpin Reveu Politik, Tabrani membawakan kepentingan PRI atau Partai Rakyat Indonesia yang ia dirikan.[11] Sejarah mencatat bahwa PRI mendapat tentangan keras dari golongan pemuda mahasiswa yang menganggap PRI kurang revolusioner.[12]

Surat kabar Pemandangan tidak dapat dipisahkan dengan nama M.Tabrani.[13] Selain dibesarkan oleh surat kabar itu, Tabrani juga menjabat sebagai pemimpin redaksi selama dua periode yaitu Juli 1936 hingga Oktober 1940 dan Juli 1951 hingga April 1952.[14] Melalui surat kabar Pemandangan, Tabrani memperjuangakan Petisi Sutardjo yang berisi tuntutan kepada pemerintah Hindia Belanda agar Indonesia diberi kesempatan membentuk parlemen sendiri pada tahun 1936.[15] Pada tahun 1940, Tabrani bergabung dengan Dinas Penerangan Pemerintah bagian jurnalistik dan selanjutnya pindah ke bagian kartotek dan dokumentasi.[16] Pada tahun 1940 juga, Tabrani pernah menjabat sebagai ketua umum PERDI atau Persatuan Djurnalis Indonesia di Jakarta periode 1939 hingga 1940.[17]

Rujukan

  1. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  2. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  3. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 144. 
  4. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 144. 
  5. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  6. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  7. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  8. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  9. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  10. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 146. 
  11. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  12. ^ Soebagijo I.N (1981). Jagat Wartawan Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 85. 
  13. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 146. 
  14. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 146. 
  15. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 147. 
  16. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 147. 
  17. ^ Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: I:BOEKOE. hlm. 147. 


Sumber :
m.andrafarm.com, wiki.nomor.net, id.wikipedia.org, dsb.