Pendudukan Jepang di Singapura

Letjen Yamashita Tomoyuki (duduk di tengah) memukul meja dengan kepalan tangannya untuk menegaskan caranya — menyerah tanpa syarat. Letjen Arthur Ernest Percival duduk di antara opsirnya di sebelah kanan.

Pendudukan Jepang di Singapura adalah periode pada sejarah Singapura antara tahun 1942 sampai tahun 1945 ketika pasukan Jepang menduduka Singapura selama Perang Dunia II, setelah menaklukan pasukan gabungan Australia, Britania Raya, India dan Malaya. Pendudukan menjadi poin balik utama pada sejarah beberapa negara, termasuk Jepang dan Britania Raya, dan lalu koloni Singapura sendiri. Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to (昭南島 Shōnan-tō, "Cahaya Selatan) dalam bahasa Jepang. Singapura diduduki oleh Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945. Singapura yang merupakan pangkalan utama militer sekutu yang menjadi sasaran utama Jepang. Di Singapura banyak yang merasa bahwa Singapura akan diserang lebih dahulu sebelum menyerang Malaya. Britania Raya menyediakan kontingen perang terbaiknya, termasuk adanya kapal perang HMS Prince of Wales dan kapal perang HMS Repulse. Pada tanggal 8 Desember 1941, tentara Jepang mendarat di Kota Bharu, Kelantan. Dua hari setelah tentara Jepang mendarat, kapal Prince of Wales dan kapal Repulse tenggelam akibat dimusnahkan oleh tentara Jepang. Tentara Jepang menyerang Malaya yang menyebabkan tentara Britania Raya terpaksa mundur ke Singapura. Menjelang 31 Januari 1942, 55 hari sejak dimulainya invasi Jepang, Jepang berhasil menguasai Malaya dan siap menyerang Singapura. Setelah beberapa pertempuran, Letjen Arthur Ernest Percival dan tentara Britania Raya menyerah kepada jendral Yamashita Tomoyuki pada tanggal 15 Februari 1942. Kurang lebih 130.000 tentara India, Australia dan Britania Raya menjadi tahanan perang.

Pranala luar



Sumber :
andrafarm.com, wiki.kucing.biz, id.wikipedia.org, dsb.