Naga Bonar

Naga Bonar
Nagabonar-sampul.jpg
SutradaraM.T. Risyaf
PenulisAsrul Sani
PemeranNurul Arifin
Deddy Mizwar
Wawan Wanisar
Roldiah Matulessy
Piet Pagau
MusikFrankie Raden
Durasi95 menit
Negara Indonesia
Diikuti olehNagabonar Jadi 2
Penghargaan
Festival Film Indonesia 1987
  • Pemeran Pria Terbaik : Yasin Ahmad
  • Pemeran Pendukung Wanita Terbaik : Roldiah Matulessy
  • Skenario Asli Terbaik : Asrul Sani
  • Cerita Asli Terbaik : Asrul Sani
  • Tata Suara Terbaik : Hadi Artomo
  • Cerita Asli Terbaik : Franki Raden

Naga Bonar adalah film komedi situasi tahun 1987 dari Indonesia yang mengambil latar peristiwa perang kemerdekaan Indonesia ketika sedang melawan kedatangan pasukan Kerajaan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia di daerah Sumatera Utara.

Sinopsis

Naga Bonar (Deddy Mizwar) adalah seorang pencopet di Medan yang sering keluar-masuk penjara Jepang, ia bersahabat dengan seorang pemuda bernama Bujang. Sepulang dari penjara, Bang Pohan (Piet Pagau) mengatakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan di Jakarta, dan di Medan yang belum sempat dimerdekakan harus memperangi Belanda yang sudah memasuki wilayah Indonesia dengan maksud untuk berkuasa lagi. Lewat narator radio, diceritakan penolong Naga Bonar ketika sakit, Dokter Zulbi yang merupakan teman Bang Pohan diperkirakan sebagai mata-mata Belanda yang ternyata itu hanya isu. Naga Bonarpun menjadi tentara garis depan dalam perlawanan terhadap Belanda. Setelah beberapa perlawanan yang sengit, Naga Bonar dititahkan dari markas untuk mundur karena perundingan dengan Belanda mau dilaksanakan.

Perpindahan pasukan dari desa ke markas menjadi saat Naga Bonar mulai tertarik dengan anak Dokter Zulbi, Kirana (Nurul Arifin). Pada perundingan Belanda dengan Indonesia, Naga Bonar yang menjadi wakil Indonesia justru menunjuk Parit Buntar sebagai tempat wilayah tentaranya (karena Naga Bonar tidak bisa membaca peta). Juru tulis pasukan, Lukman, mengatakan bahwa Parit Buntar adalah tempat yang sudah diduduki oleh Belanda. Setelah itu, Naga Bonar mulai mendekati Kirana dengan hasil yang memuaskan. Sehari setelah itu, Bujang mengambil baju jenderal Naga Bonar dan pergi ke Parit Buntar untuk melawan Belanda, naas, ia tewas. Akhirnya bersama dengan Kirana, dan pasukannya pergi ke Parit Buntar untuk memusnahkan markas Belanda dan berhasil. Film diakhiri dengan orasi Naga Bonar dan Kirana kepada pemuda indonesia.

Warisan dan sekuel

Film Nagabonar versi rilis ulang yang telah direkam ulang / di-remaster dirilis pada tahun 2008 dengan menampilkan dialog yang direkam ulang oleh para aktor aslinya, dan musik pengiring yang direkam ulang, antara lain oleh Singapore Chamber Orchestra yang memainkan ulang lagu Mariam Tomong khas Sumatera Utara.

Film lanjutan Naga Bonar dirilis pada tahun 2007 yang disutradarai oleh Deddy Mizwar dengan judul Naga Bonar (Jadi) 2. Film ini menceritakan kisah Naga Bonar (Deddy Mizwar) yang pergi ke Jakarta untuk menemui anaknya, Bonaga (Tora Sudiro).

Serba-serbi

  • "Apa kata dunia?" yang diucapkan oleh Nagabonar di film ini akhirnya menjadi slogan iklan yang dipakai oleh DirJen Pajak sejak sekitar tahun 2008 setelah juga dipakai pada sekuel film ini.

Pranala luar

Galeri cuplikan

Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Ibunda
(1986)
Film Bioskop Terbaik
(Festival Film Indonesia)

1987
Diteruskan oleh:
Tjoet Nja' Dhien
(1988)
 
1950-an
hingga
1970-an

Lewat Djam Malam & Tarmina (1955)  · Turang (1960)  · Perkawinan (1973)  · Cinta Pertama & Si Mamad (1974)  · Senyum di Pagi Bulan Desember (1975)  · Cinta (1976)  · Jakarta Jakarta (1978)  · November 1828 (1979)

 
1980-an

Perawan Desa (1980)  · Perempuan dalam Pasungan (1981)  · Serangan Fajar (1982)  · Di Balik Kelambu (1983)  · Kembang Kertas (1985)  · Ibunda (1986)  · Naga Bonar (1987)  · Tjoet Nja' Dhien (1988)  · Pacar Ketinggalan Kereta (1989)

 
1990-an

Taksi (1990)  · Cinta dalam Sepotong Roti (1991)  · Ramadhan dan Ramona (1992)

 
2000-an

Arisan! (2004)  · Gie (2005)  · Nagabonar Jadi 2 (2007)  · Fiksi. (2008)  · Identitas (2009)  · 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta (2010)  · Sang Penari (2011)  · Tanah Surga... Katanya (2012)  · Sang Kiai (2013)

 


Sumber :
m.andrafarm.com, wiki.nomor.net, id.wikipedia.org, dsb.