Olmek

Salah satu peninggalan peradaban Olmek dari San Lorenzo Tenochtitlan 1200–900 SM.

Olmek adalah peradaban kuno yang berkembang di Meksiko dari tahun 1500 SM hingga 400 SM, meskipun pada tahun 1600-1500 SM peradaban Olmek awal sudah muncul di sekitar San Lorenzo Tenochtitlán.[1] Peradaban ini terletak di dataran rendah tropis Meksiko tengah bagian selatan, yang kini merupakan bagian dari negara bagian Veracruz dan Tabasco.

Peradaban ini merupakan peradaban pertama di Mesoamerika dan menjadi dasar untuk peradaban-peradaban berikutnya. Misalnya, di peradaban Olmek berlangsung praktik penusukan diri dan permainan bola, yang kemudian dipraktikkan di peradaban-peradaban Mesoamerika berikutnya.

Salah satu unsur penting dalam peradaban Olmek adalah karya seninya, terutama peninggalan kepala batu raksasa. Peradan ini pertama kali ditemui melalui artifak yang dibeli oleh kolektor di pasar seni pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Sejarah

Teks Hesiod (Theogony) yang ditulis pada tahun 700 SM, menyebutkan bahwa tempat itu masih berdiri yang dikenal sebagai Chavin de Huantar, saat ini merupakan situs arkeologi yang diperkirakan berdiri sejak tahun 1200 SM terletak di Andean, Amerika Selatan. Karakteristik Phaeacian terlihat dari pelaut yang memiliki gaya hidup mirip dengan budaya Minoan, Crete. Kesamaan ini membuat dugaan bahwa Scheria merupakan bagian dari Atlantis. Sejarawan mengatakan bahwa peradaban Olmec berkembang sebelum tahun 3000 SM, dimana saat itu juga terjadi peristiwa sejarah yang dikaitkan dengan kekuasaan Raja Nimrod sekitar tahun 3110 SM. Dalam kisah yang diceritakan, Raja Nimrod mendirikan bangunan besar dan kemudian para ahli bangunan meninggalkan Mesir bersama Thoth. Bertepatan dengan waktu itu di Amerika Selatan juga terjadi peritiwa besar, dimulainya perhitungan baru kalender suku maya, diperkirakan terjadi pada tahun 3113 SM.

Dalam sejarah kuno peradaban Amerika tentunya mengenal Quetzalcoatl, beberapa orang menganggap nama ini berhubungan dengan Thoth sebagai simbol klan, atau saat ini kita lihat sebagai simbol obat dan penyembuhan. Simbol ini digambarkan sebagai sepasang ular yang diyakini tidak berkaitan dengan dewa lokal, Quetzalcoatl. Dalam buku karya Charlez Berlitz berjudul 'The Mystery of Atlantis', Quetzalcoatl disebut salah satu makhluk yang berasal dari tanah hitam dan merah. Dan memang dari segi budaya, warna hitam dan merah merupakan warna yang disukai suku Aztec. 

Tidak hanya suku Aztec, bahkan suku Masai di Afrika juga memiliki minat warna yang sama. Sebuah buku karya LM Leteane menceritakan tentang peristiwa sejarah fiksi menyebutkan bahwa nama Afrika kuno dalam bahasa Sotho Stwana, Khmer Ronggo, yang artinya tanah hitam dan merah. Tanah hitam mengacu pada ksuburan yang berada di delta sungai Nil, sementara tanah merah artinya tanah tandus kemerahan. Dewa Quetzalcoatl merupakan sebutan bagi bangsa Aztec, sementara bangsa Maya menyebutnya Kukulkan. Dalam bahasa Sotho Tswana, Kuk (kok) diartikan sebagai ayam atau burung peliharaan dan Kul (kholo) artinya besar. Ada banyak istilah familiar di Amerika Selatan yang beresonansi dengan bahasa Sotho Tswana. Sotho-Tswana adalah bahasa Bantu di Afrika selatan, dimana bahasa ini dianggap memiliki hubungan kuat dengan bahasa Proto yang digunakan orang-orang Mesir, Sumeria dan India.

Catatan kaki

  1. ^ Diehl, Richard A. (2004). The Olmecs : America's First Civilization. London: Thames and Hudson. hlm. 9–25. ISBN 0-500-28503-9. 

Pranala luar



Sumber :
wiki.kurikulum.org, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb.