Persepolis

Persepolis
Persepolis recreated.jpg
Situs Warisan Dunia UNESCO
NegaraFlag of Iran.svg Iran
TipeBudaya
Kriteriai, iii, vi
Nomor identifikasi114
Kawasan UNESCOAsia-Pasifik
Tahun pengukuhan1979 (sesi ke-3)

Tentang suara ini Persepolis (Persia Lama 𐎱𐎠𐎼𐎿 Pārsa bahasa Persia: پارسه, Takht-e Jamshid bahasa Persia: تخت جمشید atau Chehel Minar bahasa Persia: چهل منار) adalah sebuah ibu kota kuna dari Kekaisaran Persia, terletak 70 km timur laut Shiraz, Iran. Dalam bahasa Persia kuna, kota ini disebut Parsa, yang berarti "Kota Bangsa Persia". Persepolis adalah terjemahan bahasa Yunani dari nama kota ini: Πέρσης πόλις (Persēs polis: "Kota Persia"). Dalam bahasa Persia, tempat ini dikenal sebagai Takht-e Jamshid (Tahta Jamshid) dan Parseh. Sisa terawal Persepolis berasal sekitar tahun 515 SM.

Pada tahun 1979 UNESCO mendeklarasikan kota Persepolis sebagai Situs Warisan Dunia[1].

Pembangunan

Lokasi Persepolis

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa reruntuhan Persepolis yang paling awal berasal dari sekitar tahun 515 SM. André Godard, seorang arkeolog Perancis pada awal 1930-an menyatakan bahwa Cyrus Agung memilih lokasi Persepolis, tetapi Darius Agunglah yang membangun teras pelataran dan kompleks bangunan istananya.

Darius memerintahkan pembangunan Balai Apadana dan Balai Konsul (Tripylon atau Balai Tiga Gerbang), yang menjadi bangunan Perbendaharaan Kemaharajaan, serta beberapa bangunan disekelilingnya. Pembangunan ini dirampungkan pada masa pemerintahan putranya, Raja Xerxes Agung. Pembangunan lebih lanjut pada bangunan dan teras terus dilanjutkan hingga masa keruntuhan Kekaisaran Akhemeniyah.[2]

Penelitian Arkeologi

Odorico da Pordenone singgah di Persepolis sekitar tahun 1320 dalam perjalanannya ke China. Pada 1474, Giosafat Barbaro mengunjungi reruntuhan Persepolis dan secara keliru mengira bahwa ini adalah reruntuhan kota Yahudi.[3] Antonio de Gouveia dari Portugal menulis tentang prasasti cuneiform pada saat kunjungannya tahun 1602. Laporan pertamanya tentang Persia, Jornada, diterbitkan pada 1606.

Peta Persepolis
Citra satelit Persepolis dan sekitarnya

Penggalian ilmiah pertama di Persepolis dilakukan oleh Ernst Herzfeld dan Erich F Schmidt mewakilihe Oriental Institute dan Universitas Chicago. Penggalian arkeologi dilakukan selama delapan musim, dimulai tahun 1930 dan mencakup situs-situs di sekitarnya.[4] [5] [6] [7] [8]

Sejak 1946, dokumen asli, catatan, foto, serta tembikar dari penggalian Persepolis oleh Herzfeld, pada 1923, 1928, dan antara 1931 dan 1934 disimpan di Freer Gallery of Art, Institusi Smithsonian, di Washington, DC.

Herzfeld meyakini bahwa pembangunan Persepolis bertujuan untuk menciptakan atmosfer dan citra keagungan, sebagai simbol kejayaan kemaharajaan Persia, serta sebagai tempat menggelar upacara dan perayaan khusus, terutama “Nowruz”. Sebagai alasan historis, Persepolis dibangun di tanah air dinasti Akhaemenid, meskipun pada saat itu tidak terletak tepat di tengah jantung kemaharajaan.

Arsitektur Persepolis tercatat biasanya menggunakan tiang kayu. Arsitek menggantinya dengan pilar batu ketika kayu sedar Lebanon, atau kayu jati India tidak ada yang memenuhi ukuran besar yang diinginkan. Alas pilar dan kepala pilar terbuat dari batu, bahkan pada pilar kayu, akan tetapi keberadaan pilar kayu hanya berupa dugaan.

Bangunan di kompleks Persepolis terbagi atas tiga kelompok: kawasan militer, kawasan perbendaharaan (ruang harta), dan balai resepsi serta kediaman sementara Raja. Struktur utama antara lain Tangga Agung, Gerbang Semua Bangsa (Gerbang Xerxes), Istana Apadana Darius, Balai Seratus Tiang, Balai Tripylon Hall, dan Istana Tachara milik Darius, Istana Hadish milik Xerxes, Istana Artaxerxes III, Bendahara Kemaharajaan, Istal kuda kerajaan, serta rumah Kereta Perang.

Proyek rekonstruksi paling akhir berusaha untuk merekonstruksi aneka warna cat dari situs dan monumennya.[9]

Reruntuhan

Bas-relief di Persepolis - simbol Zoroaster Nowruz - pada hari titik balik musim semi, kekuatan banteng (melambangkan Bumi), dan singa (melambangkan Matahari), adalah setara.

Reruntuhan beberapa bangunan kolosal terdapat di teras. Semuanya terbuat dari marmer abu-abu gelap. Lima belas pilar diantaranya masih utuh. Tiga pilar telah didirikan kembali sejak 1970. Beberapa bangunan lain tidak terselesaikan. F. Stolze menunjukkan bahwa serpihan batu tatahan tukang batu masih terdapat di lokasi. Reruntuhan yang kini dinamai Chehel minar ("empat puluh menara") ditelusuri kembali ke abad ke-13, dan dikenal sebagai Takht-e Jamshid - تخت جمشید ("Takhta Jamshid"). Sejak masa Pietro della Valle, bangunan ini masih diperdebatkan, apakah berasal dari Persepolis yang dikuasai dan dihancurkan oleh Iskandar Agung.

Di belakang Takht-e Jamshid terdapat tiga makam yang diukir dari batu karang di sisi bukit. Bagian mukanya yang salah satunya belum rampung, diukir relief yang kaya. Berjarak sekitar 13 km Timur Laut, di sisi lain Pulwar, berdiri tembok batu, dimana empat makam yang serupa diukir cukup tinggi dari dasar tembok. Situs ini kini disebut Naqsh-e Rustam - نقش رستم atau Nakshi Rostam ("lukisan Rostam"), berdasarkan relief Sassanid dibawah bukaan, yang dianggap sebagai gambaran pahlawan mistis Rostam. Dapat ditafsirkan bahwa patung-patung yang menghuni tujuh makam ini adalah perwujudan para raja.

Gerbang Semua Bangsa

Gerbang Semua Bangsa, dimaksudkan untuk seluruh kerajaan taklukan kemaharajaan Persia saat itu. Terdiri atas balai agung berukuran panjang 25 meter, dengan empat tiang besar di pintu masuknya di dinding Barat. Terdapat dua pintu lain, satu menghadap ke selatan membuka ka arah lapangan pelataran Apadana, yang satunya lagi membuka ke arah jalan panjang ke timur. Lubang engsel ditemukan di sudut dalam setiap pintu menunjukkan bahwa pintu besar ini terdiri atas dua daun pintu, mungkin terbuat dari kayu, dan dilapisi lembaran logam berukir.

Sepasang banteng Lamassu berkepala pria berjenggot, berdiri di sisi barat. Sepasang lainnya memiliki sayap berkepala khas Persia(Gopät-Shäh), berdiri di gerbang timur, kesemuanya melambangkan kekuasaan kemaharajaan Persia.

Nama Xerxes tertulis dalam tiga bahasa terukir di pintu masuk, menunjukkan bahwa dialah yang memerintahkan pembangunan gerbang ini.

Istana Apadana

Detil relief di tangga timur Balai Apadana.
Istana Apadana, tangga utara.

Darius Agung membangun istana paling agung di Persepolis di sisi barat. Istana ini disebut Apadana. Raja segala Raja menggunakannya sebagai balairung audiensi resmi. Pembangunan dimulai tahun 515 SM. Putranya, Xerxes I, menyempurnakannya 30 tahun kemudian. Istana ini memiliki balai agung berbentuk bujur sangkar, tiap sisinya berukuran panjang 60 meter dengan 72 tiang besar, 30 diantaranya masih tegak berdiri. Setiap pilar besar ini setinggi 19 meter. Pilar ini menopang atap yang luas dan sangat berat. Puncak tiang dihasi patung batu hewan, seperti banteng berkepala dua, singa, atau rajawali. Tiang ini terhubung oleh batang penopang datar dari kayu ek atau kayu sedar Lebanon. Dindingnya dilapisi lumpur dan stuko setebal 5 cm, sebagai perekat, kemudian dilapisi stuko hijau. Di sisi barat, utara, dan timur istana terdapat beranda persegi yang memiliki 12 tiang tersusun dalam dua baris masing-masing enam tiang. Di sisi selatan balairung terdapat serangkaian kamar sebagai tempat penyimpanan. Dua tangga bergaya Persepolis dibangun secara simetris terhubung dengan fondasi batu. Untuk melindungi atap dari erosi, talang air vertikal dibangun melewati tembok bata. Di keempat sudut Apadana, dibangunlah empat menara yang menjorok ke luar.

Dinding dilapisi tegel dan dihiasi gambar singa, banteng, dan bunga. Darius memerintahkan namanya dan detail kemaharajaannya ditulis dengan lempeng emas dan perak, yang ditempatkan dalam peti batu dan ditanam di keempat sudut istana. Tangga simetris bergaya Persepolis dibangun di sisi utara dan timur untuk mengatasi perbedaan ketinggian. Dua tangga lainnya berdiri di tengah bangunan. Tampilan luar istana diembos dengan gambar Immortal, pasukan elit pengawal Raja. Tangga utara diselesaikan pada masa pemerintahan Darius, sedangkan tangga lainnya dirampungkan pada masa kemudian.

Balai Takhta

Disebelah Apadana, bangunan kedua terbesar dari teras dan adalah Balai Takhta atau Balai Kehormatan Prajurit Kemaharajaan (juga disebut "Istana Bertiang Seratus"). Bangunan berukuran This 70x70 meter persegi dibangun oleh Xerxes I dan diselesaikan oleh putranya, Artaxerxes I pada akhir abad ke-5 SM. Kedelapan gerbang batunya dihiasi relief. Pada sisi utara dan selatan menggambarkan suasana takhta, dan pada sisi timur dan barat dengan adegan Raja memerangi monster. Dua patung batu banteng raksasa mengapit portiko utara. Kepala salah satu banteng ini kini disimpan di Oriental Institute di Chicago.[10]

Kepala banteng yang semula menjaga gerbang Balai Seratus Tiang di Persepolis. Kini tersimpan di Oriental Institute di Chicago.

Pada awal pemerintahan Xerxes, Balai Takhta umumnya digunakan untuk resepsi komandan militer dan utusan dari semua negara jajahan Kemaharajaan Persia. Kemudian Balai Singgasana dijadikan museum kemaharajaan.

Setelah 2500 tahun, puing Persepolis masih memberikan inspirasi bagi para pengunjungnya.

Catatan

  1. ^ http://whc.unesco.org/en/list/114
  2. ^ 2002. Guaitoli. M.T., & Rambaldi, S. Lost Cities from the Ancient World. White Star, spa. (2006 version published by Barnes & Noble. Darius I founded Persepolis in 500 BCE as the residence and ceremonial centre of his dynasty. p. 164
  3. ^ Historical account of discoveries and travels in Asia, Hugh Murray, Edinburgh, A. Constable and Co; 1820., p.15 [1]
  4. ^ [2] Ernst E Herzfeld, A New Inscription of Xerxes from Persepolis, Studies in Ancient Oriental Civilization, vol. 5, 1932
  5. ^ [3] Erich F Schmidt, Persepolis I: Structures, Reliefs, Inscriptions, Oriental Institute Publications, vol. 68, 1953
  6. ^ [4] Erich F Schmidt, Persepolis II: Contents of the Treasury and Other Discoveries, Oriental Institute Publications, vol. 69, 1957
  7. ^ [5] Erich F Schmidt, Persepolis III: The Royal Tombs and Other Monuments, Oriental Institute Publications, vol. 70, 1970
  8. ^ [6] Erich F Schmidt, The Treasury of Persepolis and Other Discoveries in the Homeland of the Achaemenians, Oriental Institute Communications, vol. 21, 1939
  9. ^ [7] Alexander Nagel, "Everlasting Blues. Colour and Epigraphic Habit in Achaemenid Persia, c. 520-330 BCE", 2009
  10. ^ "Oriental Institute Highlights". Oi.uchicago.edu. 2007-02-19. Diakses 2010-07-07. 

Pranala luar



Sumber :
m.andrafarm.com, wiki.nomor.net, id.wikipedia.org, dsb.