Reunifikasi Tiongkok

Wilayah yang dikuasai oleh Republik Rakyat Tiongkok (ungu) dan Republik Tiongkok (jingga)

Reunifikasi Tiongkok (Hanzi sederhana: 中國統一; Hanzi tradisional: 中国统一;pinyin: Zhōngguó tǒngyī) mengacu pada keinginan untuk menyatukan semua wilayah yang dikuasai oleh Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok (Taiwan) di bawah suatu pemerintahan tunggal. Setelah Hong Kong dan Makau kembali ke pangkuan Tiongkok daratan di bawah pemerintahan RRT, konsep ini semakin mengemuka di kalangan pendukung reunifikasi untuk menyatukan Tiongkok daratan (termasuk Hong Kong dan Makau) dan Taiwan (termasuk Penghu, Kinmen, dan Kepulauan Matsu). Sejak 1945, Taiwan dikelola oleh Republik Tiongkok. Baik RRT maupun Republik Tiongkok sama-sama mengklaim bahwa mereka adalah pemerintahan yang sah dari seluruh Tiongkok dan Taiwan. Pendukung reunifikasi Tiongkok percaya bahwa penyatuan ini akan melenyapkan faksi-faksi yang bersaing dalam perang saudara yang belum terselesaikan dan menyatukan kembali Tiongkok di bawah pemerintahan nasional tunggal.

Ide untuk mereunifikasi Tiongkok ini sangat kontroversial, para pendukung unifikasi berpendapat bahwa RRT dan Republik Tiongkok adalah warisan yang ditinggalkan oleh perang saudara Tiongkok, baik Taiwan maupun Tiongkok daratan adalah bagian dari Tiongkok; sedangkan yang lainnya menentang ide ini, berpendapat bahwa Taiwan bukanlah bagian dari Tiongkok, dan ditakutkan bahwa kemerdekaan Taiwan akan "melukai kemajuan demokrasi di Republik Tiongkok".[1]

Lihat juga

Referensi

Bacaan lanjutan

  • Bush, R; O'Hanlon, M. (2007). A War Like No Other: The Truth About China's Challenge to America. Wiley. ISBN 0-471-98677-1. 
  • Bush, R (2006). Untying the Knot: Making Peace in the Taiwan Strait. Brookings Institution Press. ISBN 0-8157-1290-1. 
  • Carpenter, T. (2006). America's Coming War with China: A Collision Course over Taiwan. Palgrave Macmillan. ISBN 1-4039-6841-1. 
  • Cole, B. (2006). Taiwan's Security: History and Prospects. Routledge. ISBN 0-415-36581-3. 
  • Copper, J. (2006). Playing with Fire: The Looming War with China over Taiwan. Praeger Security International General Interest. ISBN 0-275-98888-0. 
  • Federation of American Scientists et al. (2006). "Chinese Nuclear Forces and U.S. Nuclear War Planning". Federation of American Scientists. 
  • Gill, B (2007). Rising Star: China's New Security Diplomacy. Brookings Institution Press. ISBN 0-8157-3146-9. 
  • Shirk, S. (2007). China: Fragile Superpower: How China's Internal Politics Could Derail Its Peaceful Rise. Oxford University Press. ISBN 0-19-530609-0. 
  • Tsang, S. (2006). If China Attacks Taiwan: Military Strategy, Politics and Economics. Routledge. ISBN 0-415-40785-0. 
  • Tucker, N.B. (2005). Dangerous Strait: the U.S.-Taiwan-China Crisis. Columbia University Press. ISBN 0-231-13564-5. 

Pranala luar

Gerakan iredentisme di Dunia
 
Afrika
  • Maroko
  • Somalia
  • Afrika Selatan
 
Asia
  • Armenia
  • Azerbaijan
  • Tiongkok
  • Korea
  • India
  • Indonesia
  • Iran
  • Israel
  • Mongolia
  • Nepal
  • Filipina
  • Suriah
  • Timor Raya
  • Yaman
 
Eropa
  • Albania
  • Bulgaria
  • Kroasia
  • Finlandia
  • Jerman
  • Yunani
  • Hungaria
  • Irlandia
  • Italia
  • Masedonia
  • Belanda
  • Portugal
  • Rumania
  • Rusia
  • Serbia
  • Slovenia
  • Spanyol
  • Ukraina
 
Amerika
  • Argentina
  • Bolivia
  • Guatemala
  • Meksiko
  • Venezuela


Sumber :
informasi.web.id, wiki.ggiklan.com, id.wikipedia.org, dsb.