Penerimaan Mahasiswa Baru Kelas Malam, Kelas Online, Kelas Karyawan

Cari di Buku Ensiklopedia Online   
Indeks Artikel: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 +.- Daftar isi | Manual book
Artikel sebelumnya  (Rukun warga)(Rumah BanjarArtikel berikutnya

Rumah Baloy

Berkas:Rumah Baloy.jpeg
Rumah Baloy Mayo Djamaloel Qiram, dibangun di Kota Tarakan pada tanggal 04 April 2004

Rumah adat terkenal dari masyarakat Kalimantan Utara disebut Rumah Baloy. Rumah adat ini merupakan hasil kebudayaan seni arsitektur dari masyarakat suku Tidung, Kalimantan Utara. Seperti suku lainnya, suku Tidung ini mempunyai kebudayaan dan model rumah adat sendiri. Walaupun rumah adat ini masih menggunakan sejumlah tiang tinggi pada bagian bawahnya, bentuk bangunan rumah adat ini terlihat lebih modern dan modis. Diduga rumah adat ini adalah hasil pengembangan dari Rumah Panjang (Lamin) seperti yang dihuni oleh suku Dayak di Kalimantan Timur.

Sejarah Masyarakat Suku Tidung

Suku Dayak Tidung (Tidoeng) merupakan salah satu suku dari 406 suku Dayak yang tercatat ada di Kalimantan. Penggunaan kata Dayak pada suku tersebut berangsur hilang dengan sendirinya seiring dengan masuknya ajaran Islam ke daerah ini dan umumnya mereka lebih senang disebut suku Tidung saja.

Suku Tidung mempunyai sejarah yang sangat panjang. Tercatat di dalam sejarah, para bangsawan suku Tidung ini telah mulai memerintah kerajaan Tidung sejak tahun 1076 sampai tahun 1916. Dahulu terdapat dua kerajaan besar di kawasan ini, yaitu Kerajaan Tidung atau kerajaan Tarakan, yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan Salim Batu, serta Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas.

Berdasarkan silsilah yang ada, di pesisir timur Pulau Tarakan yaitu di Kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno. Kerajaan ini mulai diketahui keberadaannya kira-kira pada tahun 1076, kemudian kerajaan ini berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156. Kerajaan ini kemudian bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang pada tahun 1216 dan berpindah lagi ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394.

Kemudian pada tahun 1557, Dinasti Tengara mulai memegang tampuk pemerintahan Kerajaan Tidung. Dinasti ini pertama kali dipegang oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara ini berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah.

Karakteristik Rumah Baloy

Lubung Kilong
Lubung Intamu

Rumah adat ini berbahan dasar kayu ulin. Rumah Baloy dibangun menghadap ke utara, sedangkan pintu utamanya menghadap ke selatan. Di dalam Rumah Baloy terdapat empat ruang utama yang biasa disebut Ambir, yaitu :

  1. Ambir Kiri (Alad Kait), adalah tempat untuk menerima masyarakat yang mengadukan perkara, atau masalah adat.
  2. Ambir Tengah (Lamin Bantong), adalah tempat pemuka adat bersidang untuk memutuskan perkara adat.
  3. Ambir Kanan (Ulad Kemagot), adalah ruang istirahat atau ruang untuk berdamai setelah selesainya perkara adat.
  4. Lamin Dalom, adalah singgasana Kepala Adat Besar Dayak Tidung.

Pada bagian belakang Rumah Baloy ini, ada bangunan yang dibuat di tengah-tengah kolam yang disebut dengan Lubung Kilong. Bangunan ini adalah sebuah tempat untuk menampilkan kesenian suku Tidung, seperti Tarian Jepen.

Di belakang Lubung Kilong ini, ada lagi sebuah bangunan besar yang diberi nama Lubung Intamu, yaitu tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, seperti acara pelantikan (pentabalan) pemangku adat atau untuk acara musyawarah masyarakat adat se-Kalimantan.

Pranala luar

  • Rumah Adat Suku Tidung


Sumber :
wiki.pahlawan.web.id, id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, dsb.