Sistem pencegahan banjir Jakarta

Sistem penanganan banjir Jakarta adalah sebuah sistem untuk mencegah terjadinya banjir di Jakarta. Sistem ini telah direncanakan dan dibangun sejak zaman kolonial dan terus disempurnakan hingga sekarang. Namun sistem ini masih belum bisa mencegah terjadinya banjir di Jakarta. Masalah drainase Tingginya curah hujan di kawasan bisnis MH Thamrin membuat jalanan tergenang pada tanggal 22 Desember, mulai dari Sarinah, Sabang hingga Monumen Nasional.[8] . Kepala Dinas PU DKI Jakarta, Ery Basworo, menyatakan tingginya curah hujan sebagai penyebab buruknya genangan dan menyangkal adanya masalah drainase dan sampah. Buruknya genangan disebabkan pompa yang telah disediakan tidak mampu mengimbangi tingginya aliran air yang hendak dipindahkan ke Kanal Banjir Barat. [9] Namun pendapat ini dibantah oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Menteri Djoko Kirmanto, yang menegaskan masalah sampah yang menyumbat drainase dan menghalangi aliran air menuju pompa yang telah terpasang. Kementerian Pekerjaan Umum juga menjanjikan alokasi dana hingga 18 Triliun rupiah untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta. [10] Hal ini diperkuat lagi oleh fakta bahwa gorong-gorong di sekitar wilayah tersebut yang ternyata hanya berukuran 60 sentimeter, dan belum pernah dibangun lagi semenjak tahun 1970an. Inisiatif Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk memeriksa drainase di Jalan MH Thamrin, membuat hal tersebut terungkap kepada publik dan akhirnya memunculkan ide untuk membangun Smart Tunnel untuk membantu mempercepat mengalirnya air ke laut. Oleh: Rindu Hartoni Capah.

Proyek

Sistem pencegahan banjir Jakarta terdiri dari beberapa proyek di antaranya adalah

Referensi



Sumber :
wiki.ggiklan.com, id.wikipedia.org, indonesia-info.net, dsb.