Bekam

Bekam (Arab: الحجامة; al-hijamah) adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya.

Transliterasi

Dalam bahasa Jawa disebut cantuk atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik. Dalam bahasa Inggris disebut blood cupping/blood letting/cupping therapy/blood cupping therapy/cupping therapeutic. Dalam bahasa Mandarin disebut pa hou kuan. Di Asia tenggara (Malaysia dan Indonesia) dikenal dengan sebutan bekam.[1]

Sejarah

Darah kental setelah disedot dengan alat bekam.

Bekam sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno, Saba, dan Persia. Pada zaman Nabi Muhammad, beliau menggunakan tanduk kerbau atau sapi, tulang unta, gading gajah.

Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi makan. Jadi bila ditempelkan pada tubuh manusia yang sakit, dia akan terus menghisap darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, lintah tersebut tidak berupaya lagi untuk bergerak, lantas jatuh dan mengakhiri penghisapannya.

Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam dan dikenal dengan istilah leech therapy, praktek seperti ini masih dilakukan sampai dengan sekarang.

Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif. Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan masalah bekam.[2]

Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) mempopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya.

Perkembangan di Indonesia

Tidak ada catatan resmi mengenai kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.

Metode ini dulu banyak dipraktekkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari "kitab kuning” dengan tehnik yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar untuk kemudian ditutup secepatnya dengan gelas (botol). Waktu itu banyak dimanfaatkan untuk mengobati keluhan sakit/pegal-pegal di badan, dan sakit kepala atau yang dikenal dengan istilah “masuk angin”.

Tren pengobatan ini kembali berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif.

Bekam dalam Islam

Keutamaan dan manfaat  bekam

Menurut keyakinan umat Muslim, bekam adalah salah satu pengobatan yang paling ideal[3] dan terbaik[4] bagi umat Nabi Muhammad, kemudian didalam berbekam terkandung kesembuhan[5][6][7][8][9][10] dan terdapat kebaikan.[11]

Berbekam sangat pula diyakini oleh umat Muslim dapat meringankan otot yang kaku dan mempertajam pandangan mata orang yang di bekam.[12][13][14] Berbekam itu diyakini pula menjadi penetral ketegangan emosi seseorang,[15] kemudian perintah berbekam sendiri menurut kisah dari Abdullah bin Mas'ud adalah anjuran dari para malaikat ketika Muhammad sedang Mi'raj ke Sidrat al-Muntaha.[16][17][18][19]

Waktu ideal berbekam

Waktu yang paling ideal untuk melakukan hijamah adalah sebagai berikut:

  • Siklus jam: rentang ± 3 jam sesudah makan,
  • Siklus harian: antara jam 8.00–10.00 atau jam 13.00–15.00,
  • Siklus mingguan: Senin, Selasa dan Kamis,[20]
  • Siklus bulanan: tanggal 17, 19, 21 dari bulan Qomariyah,[21]
  • Siklus tahunan: bulan Sya’ban.

Kemudian ada pula pendapat yang menyatakan bahwa berbekam bisa dilakukan kapan saja, ketika darah sudah tidak normal, kebiasaan ini dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hambal.[22]

Termuat di dalam atsar bahwa berbekam yang dilaksanakan pada waktu perut kosong, rentang waktu kurang lebih 3 jam sesudah makan, merupakan pengobatan, pada waktu perut kenyang merupakan penyakit.

Pengarang Al-Qanun, Ibnu Sina berkata: "Dianjurkan untuk tidak berbekam pada awal bulan, karena darah belum bergerak dan bergejolak. Juga tidak di akhir bulan karena darah telah berkurang. Melainkan pada pertengahan bulan di mana darah benar-benar telah bergejolak dan banyak karena banyaknya sinar rembulan".


Bekam di dunia barat

Seiring dengan bertambahnya pasien yang dengan izin Allah Ta’ala sembuh dan terbebas dari penyakitnya melalui bekam maka semakin banyak pula bermunculan Terapis Hijamah dari “Barat” yang menggunakan metode Cupping Therapy maupun metode Lintah (Leech Therapy) untuk mengobati berbagai macam penyakit, mereka juga menuliskannya dalam berbagai artikel, buku dan publikasi lainnya:

  • Alexis Black : Ancient Chinese technique of cupping offers pain relief without drugs or surgery (http://www.naturalnews.com/020253.htm l)
  • Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals (http://www.massagetoday.com/archives/ 20…)
  • Celebs Paltrow and Spears “Stuck” on Ancient Chinese Art of Cupping (http://www.free-press-release.com/new s/200704/1177612286.html)
  • Dr. Nishi Joshi menggunakan akupuntur dan bekam untuk menangani kanker payudara dari artis Kylie Minogue serta menterapi Cate Blanchett dan Kate Moss.
  • Dr. S. Tamer : Cupping Therapy Beneficial in Treating Numerous Diseases (http://www.naturalnews.com/022727.htm l)
  • Dr. Petra Zizenbacher dari Vienna, Austria, ahli pengobatan herbal yang menerapkan metode Cupping dan Lintah (Leech Therapy) dan salahsatu pasien langganannya yang terkenal adalah artis Demi Moore dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang juga pernah di bekam.
  • Hennawy M (2004). Cupping therapy and Infertility. Available at http://www.obgyn.net/english/pubs/fea tures/presentations/hennawy15/280,1 Cupping Therapy and Infertility. Accessed December 2004.
  • Ilkay Zihni Chirali : Cupping Therapy (http://www.cuppingtherapy.co.uk/19103 .html)
  • Kohler D (1990) : The Connective Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping Therapeutic Method
  • L.M. Thama, H.P. Leea,b,_, C. Lua : Cupping: From a biomechanical perspective (Journal of Biomechanics) June 2005 (http://www.elsevier.com/locate/jbiome ch)
  • Longsdale, I. (2005) Manager of The Spa at County Hotel, London. Discussion re. ‘the use of cupping therapy in Eastern Europe’
  • Michael Reed Gach,Ph.D seorang pendiri dan Direktur Institute Acupressure dari Berkeley, California dengan bukunya Acupressure’s Potent Points, a Guide to Self Care for Common Ailments (http://Acupressure.com)
  • Michalsen A, Klotz S, Ludtke R, Moebus S, Spahn G, Dobos GJ (2003) . Effectiveness of leech therapy in osteoarthritis of the knee: a randomized, controlled trial. Ann Intern Med. 2003 Nov 4;139(9):724-30
  • Subhuti Dharmananda, Ph.D. Director, Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon : Cupping. (http://www.itmonline.org/arts/cupping .htm)
  • Thomas W. Anderson (1985) : 100 Diseases Treated by Cupping Method
  • What Caused Gwyneth’s Spots (http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/387 94…)
  • International Al-Hijamah Therapist Assosiation (IAHTA) (http://www.iahta.org/)

Referensi

  1. ^ http://assabil-holyholistic.com/artik el/bekam/bekam-hijamah/definisi-bekam -terbarukan
  2. ^ http://kaahil.wordpress.com/2008/10/2 6/tanya-jawab-hijamah-bekam-bersama-d rabu-hana-bag1/
  3. ^ "Sesungguhnya cara pengobat an paling ideal yang&n bsp;kalian pergunakan adala h hijamah (bekam)". (Muttafaq � ��alaihi, Shahih Bukhari&nb sp;no. 2280 & Shah ih Muslim no. 2214)
  4. ^ "Sebaik-baik pengobatan yan g kalian lakukan adala h al hijamah". (HR. Ahmad, shahih)
  5. ^ Rasulullah bersabda: “Ses ungguhnya pada bekam i tu terkandung kesembuhan.� � (Kitab  Mukhtashar&n bsp;Muslim no. 1480, S hahihul Jaami’ no. 2128 & Silsilah al-Hadiits ash-Shahiihah no. 864, karya I mam al-Albani)
  6. ^ Dari Ashim bin Umar&nb sp;bin Qatadah, dia me mberitahukan bahwa Jabir&nb sp;bin Abdullah pernah  ;menjenguk al-Muqni’, dia  bercerita: “Aku tidak sembuh sehingga aku berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya didalamnya terkandung kesembuhan’.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Ya’la, al-Hakim, al-Baihaqi)
  7. ^ "Kesembuhan bisa diperoleh& nbsp;dengan 3 cara yai tu: sayatan pisau beka m, tegukan madu, sundu tan api. Namun aku&nbs p;tidak menyukai berobat dengan sundutan api." (HR. Muslim)
  8. ^ "Penyembuhan terdapat dalam  tiga hal, yakni  meminum madu, sayatan  alat bekam, dan sundut an dengan api, dan&nbs p;aku melarang umatku berobat dengan  sundutan api." (HR. Bukhori)
  9. ^ Dari Uqbah bin Amir,&n bsp;Rasulullah bersabda: � �Ada 3 hal yang j ika pada sesuatu ada&n bsp;kesembuhan, maka kesemb uhan itu ada pada sayatan alat bekam atau minum madu atau membakar bagian yang sakit, dan aku membenci pembakaran (sundutan api) dan tidak juga menyukainya.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya)
  10. ^ Dari Ibnu Umar, Rasulu llah bersabda: “Jika  ;ada suatu kesembuhan  pada obat-obat kalian  maka hal itu ada  pada sayatan alat bekam.” Beliau bersabda: “Atau tegukkan madu.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar,karya al-Haitsami, III/388)
  11. ^ "Jika pada sesuatu yan g kalian pergunakan un tuk berobat itu terdap at kebaikan, maka hal& nbsp;itu adalah berbekam."& nbsp;(Shahih Sunan Ibnu Majah, karya Syaikh Al-Albani (II/259), Shahih Sunan Abu Dawud, karya Syaikh Al-Albani (II/731))
  12. ^ Dari Ibnu Abbas, nabi& nbsp;bersabda: "Orang yang& nbsp;paling baik adalah&nbs p;seorang tukang bekam  ;(Al Hajjam) karena ia mengeluark an darah kotor, mering ankan otot kaku dan&nb sp;mempertajam pandangan ma ta orang yang dibekamn ya." (HR. Tirmidzi, hasan gharib)
  13. ^ Dari Anas bin Malik,&n bsp;rasulullah bersabda: � �Kalian harus berbekam  ;dan menggunakan al-qusthul bahri." (HR. Bukhari, Musli m, Ahmad, dan an-Nasai  dalam kitab as-Sunan& nbsp;al-Kubra no. 7581)
  14. ^ Dari Jabir al-Muqni, d ia bercerita: “Aku t idak akan merasa sehat  sehingga berbekam, ka rena sesungguhnya aku  pernah mendengar rasulullah bersabda: "Sesungguhnya pada bekam itu terdapat kesembuhan’.” (Shahih Ibnu Hibban (III/440))
  15. ^ Dari Anas bin Malik, dia bercerita: “Rasulullah bersabda: ‘Jika terjadi&n bsp;panas memuncak, maka&nb sp;netralkanlah dengan beka m sehingga tidak terja di hipertensi pada sal ah seorang diantara kalian yang akan membunuhnya’.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dari Anas secara marfu’, beliau mensyahihkannya yang diakui pula oleh adz-Dzahabi (IV/212))
  16. ^ Dari Abdullah bin Mas� ��ud, dia berkata: “ Rasulullah pernah menyampai kan sebuah hadits tent ang malam dimana belia u diperjalankan bahwa beliau tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh beliau dengan mengatakan: ‘Perintahkanlah umatmu untuk berbekam’.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/20), hasan gharib)
  17. ^ Pada malam aku diisra' kan, aku tidak melewat i sekumpulan malaikat  melainkan mereka berkata:&n bsp;“Wahai Muhammad   ;suruhlah umatmu melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami'us Shaghir 2/731)
  18. ^ Dari Ibnu ‘Abbas, Ra sulullah bersabda: “Tidak lah aku berjalan melew ati segolongan malaikat&nbs p;pada malam aku diisr a’kan, melainkan mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau harus berbekam’.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259))
  19. ^ Dari Ibnu Umar, Rasulu llah bersabda: “Tidaklah& nbsp;aku melewati satu  ;dari langit-langit yang&nb sp;ada melainkan para  malaikat mengatakan: ‘Hai Muhammad, perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist, dan syuniz (semacam tumbuh-tumbuhan)� ��.” (Kitab Kasyful  Astaar ‘an Zawaa-idil&nbs p;Bazar, karya al-Haitsami,  III/388)
  20. ^ Dari Ibnu Umar, beliau berkata, beliau berkata, rasulullah bersabda: "Hijamah sebelum makan pagi adalah paling ideal. Hijamah itu dapat menambah kecerdasan akal, menambah kekuatan hafalan orang-orang yang menghafal, siapa yang hendak melakukan pengobatan dengan hjamah, hendaklah dia melakukannya pada hari Kamis, atas nama Allah. Hindarilah hijamah pada hari Jum’at, hari Sabtu dan hari Ahad. Lakukanlah hijamah pada hari Senin dan Selasa. Hindari hijamah pada hari Rabu, karena itu merupakan hari ketika Ayyub di timpa bala’. Penyakit lepra dan kusta tidak muncul melainkan pada hari Rabu atau malam Rabu." (Shahih Sunan Ibnu Majah, Al-Albany, 2/261)
  21. ^ Dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata, rasulullah bersabda: "Waktu yang paling baik bagi kalian untuk melakukan hijamah ialah pada tanggal 17, 19, dan 21 (dari bulan Qomariyah)." (Shahih Sunan At-Tirmidzi)
  22. ^ Al-Khallal berkata, saya diberitahu oleh Ismah bin Isham, dia berkata, saya diberi tahu Hambal, dia berkata: "Abu Abdullah Ahmad bin Hambal biasa melakukan hijamah kapanpun ketika darah bergejolak (tidak normal), dan kapanpun waktunya." (Ath-Thibb An-Nabawy, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, hal. 59)

Pranala luar

 
Thibbun Nabawi
 
Literatur terkait
  • Ath-Thibbun Nabawi oleh Ibnul Qayyim
  • Ath-Thibbun-Nabawi lil Abu Nuaim al-Ashabahani oleh Abu Nuaim al-Ashbahani
  • Al-'Ilaaj Bir Ruqa oleh Sa'id Wahf Al-Qahthani


Sumber :
id.wikipedia.org, indonesia-info.net, wiki.program-reguler.co.id, dsb.