Kesultanan Sulu

Kesultanan Sulu Darussalam
سلطنة سولو دار الإسلام
1457–1917
 

 

 

Bendera

Kesultanan Sulu pada tahun 1822
IbukotaJolo
BahasaArab (resmi), Tausug, Bajau, Bisaya, Banguingui, Melayu
AgamaIslam
PemerintahanMonarki
Sultan
 - 1457–80Sharif ul-Hashim
 - 1480–1505Sultan Kamalud-Din
 - 1505–27Sultan Amirul-Umara
 - 1884–99Jamal ul-Kiram I
Sejarah 
 - Didirikan1457
 - Pembubaran Kesultanan1917
Sekarang bagian dari Indonesia
Malaysia
Philippines
Bendera Kesultanan Sulu (yang kedua).
Lokasi Sulu di sudut barat daya Filipina Selatan
Sejarah Filipina
Philippine History Collage.jpg

Artikel ini adalah bagian dari serial
Prasejarah (900)
Callao dan Tabon
Kedatanagan Suku Negrito
Ekspansi Austronesia
Angono Petroglyphs
Periode klasik (900-1521)
Ma-i
Kerajaan Tondo
Konfederasi Madya-as
Kerajaan Manila
Kerajaan Namayan
Kerajaan Butuan
Kerajaan Cebu
Kesultanan Maguindanao
Kesultanan Sulu
Penjajahan Spanyol (1521–1898)
Hindia Timur Spanyol
Pengkristenan
Invasi Belanda
Invasi Inggris
Katipunan
Revolusi Filipina
Penjajahan Amerika (1898–1946)
Republik Pertama
Perang Filipina-Amerika
Republik Tagalog
Republik Negros
Republik Zamboanga
Pemerintahan Insuler
Persemakmuran
Pendudukan Jepang
Republik Kedua
Sejarah Filipino-Amerika
Independen (1946–kini)
Republik Ketiga
Era Marcos
Republik Kelima
Topik
Demografi
Militer
Politik
Komunikasi
Transportasi
Garis waktu

Portal Filipina

 v • d • e 

Kesultanan Sulu adalah sebuah pemerintahan Muslim yang pernah suatu masa dahulu menguasai Laut Sulu di Filipina Selatan. Kesultanan ini didirikan pada tahun 1450. Pada zaman kegemilangannya, negeri ini telah meluaskan perbatasannya dari Mindanao hingga negeri Sabah. Dalam Kakawin Nagarakretagama, negeri Sulu disebut Solot, salah satu negeri di kepulauan Tanjungnagara (Kalimantan-Filipina) yaitu salah satu kawasan yang menjadi daerah pengaruh mandala kerajaan Majapahit di Nusantara. Negeri Sulu terletak di lepas pantai timur laut pulau Kalimantan.

Sejarah

Pada tahun 1380, seorang ulama keturunan Arab, Karim ul-Makdum memperkenalkan Islam di Kepulauan Sulu. Kemudian tahun 1390, Raja Bagindo yang berasal dari Minangkabau[1] melanjutkan penyebaran Islam di wilayah ini. Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu.[2]

Sekitar tahun 1450, seorang Arab dari Johor yaitu Shari'ful Hashem Syed Abu Bakr tiba di Sulu. Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakr melanjutkan pengislaman di wilayah ini. Pada tahun 1457, ia memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar "Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakr". Gelara "Paduka" adalah gelar setempat yang berarti tuan sedangkan "Mahasari" bermaksud Yang Dipertuan.

Pada tahun 1703, Kesultanan Brunei menganugerahkan Sabah Timur kepada Kesultanan Sulu atas bantuan mereka menumpas pemberontakkan di Brunei. Pada tahun yang sama, Kesultanan Sulu menganugerahkan Pulau Palawan kepada Sultan Qudarat dari Kesultanan Maguindanao sebagai hadiah perkawinan Sultan Qudarat dengan puteri Sulu dan juga sebagai hadiah persekutuan Maguindanao dengan Sulu. Sultan Qudarat kemudian menyerahkan Palawan kepada Spanyol.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Naim, Mochtar. Merantau: Causes and Effects of Minangkabau Voluntary Migration, 1971. 
  2. ^ Cecilio D. Duka, Struggle for Freedom : A Textbook in Philippine History, 2008

Pranala luar

 
Kalimantan Barat
Nanga Bunut · Tanjungpura · Pontianak · Kubu · Sintang · Mempawah · Meliau · Sambas kuna · Sambas · Sanggau · Selimbau · Sekadau · Landak · Tayan · Piasak · Jongkong
 
Kalimantan Tengah
 
Kalimantan Selatan
 
Kalimantan Timur
 
Kalimantan Utara
 
Malaysia Timur dan Brunei
Brunei · Sarawak · Sulu


Sumber :
id.wikipedia.org, diskusi.biz, wiki.ggkarir.com, dsb.