Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi

Masjid Agung Baiturrahman
Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi.jpg

Masjid Agung Baiturrahman

LetakKecamatan Banyuwangi, Banyuwangi
Afiliasi agamaIslam
Situs webmasjidagungbaiturrahmanbwi.com
Deskripsi arsitektur
Jenis arsitekturMasjid
Gaya arsitekturArab
Spesifikasi
Kapasitas5.100 jamaah
Kubah3
Menara1
Tinggi menara45 meter
Pengajian hajat di Masjid Agung Baiturrahman

Masjid Agung Baiturrahman adalah sebuah masjid yang terletak di Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Masjid ini menjadi pusat kegiatan Agama Islam di Kota Banyuwangi. Masjid ini mengadakan kegiatan rutin seperti pengajian hajat setiap Kamis malam.[1]

Sejarah

Latar belakang berdiri dan berkembangnya Masjid Agung Baiturrahman dimulai sejak 7 Desember 1773, hal ini didasarkan pada surat wakaf dari keluarga besar Mas Alit atau Raden Tumenggung Wiraguna I, Bupati pertama Banyuwangi untuk umat Islam Banyuwangi.

Renovasi Pertama (1844-1971)

Semula masjid tertua dan monumental ini bernama Masjid Jami' Banyuwangi, sebuah tempat shalat yang sangat sederhana yang hanya dibatasi oleh kayu seadanya, kemudian pada tahun 1844 oleh Bupati Raden Adipati Wiryodanu Adiningrat mulai dibangun dengan bangunan gedung permanen, sebagai pelaksana pembangunan adalah Patih Raden Pringgokusumo Hadiningrat yang dibantu oleh Hakim Bagus Achmad bin Ngabsi pada tanggal 18 Sya’ban 1260 Hijriyah.[2]. Pembenahan fisik bangunan sedikit demi sedikit terus dilakukan oleh Raden Pringgokusumo Hadiningrat yang kurun waktu 14 tahun (1867-1881) menggantikan saudaranya menjadi Bupati Banyuwangi ke-5.[3]

Renovasi Kedua (1971-1990)

Masjid Jami' Banyuwangi direnovasi kembali oleh Bupati Djoko Supaat Slamet dan selesai pada tahun 1971. pada tahun itulah nama Masjid Jami' berganti menjadi Masjid Agung Baiturrahman. Pemugaran Masjid Jami' ini selesai dalam kurun waktu 2 tahun yang dimulai tanggal 28 Maret 1969 sampai tanggal 8 Maret 1971. Peresmian Masjid Agung Baiturrahman ini dilakukan oleh Bupati Djoko Supaat Slamet dan Menteri Dalam Negeri Amir Machmud tanggal 12 April 1971. Semula kepanitiaan renovasi ini dipegang oleh pihak Takmir Masjid, namun ternyata dalam perjalanannya tidak semulus seperti yang direncanakan. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan diserahkan kepada pemerintah daerah untuk menangani pemugaran tersebut. Kemudian Bupati memerintahkan Sekretaris Daerah Banyuwangi agar segera menyelesaikan pembangunan Masjid.[3]

Renovasi Ketiga (1990-2005)

Pada tahun 1986, Bupati S. Djoko Wasito memulai pemugaran atap masjid. Masjid Agung Baiturrahman direnovasi bentuk atapnya, yang semula berbentuk kubah dibongkar menjadi bentuk joglo. Peresmian Masjid Agung Baiturrahman dilakukan pada tanggal 7 Maret 1990 oleh Bupati Harwin Wasisto. Pemugaran yang difokuskan pada bentuk atap ini membutuhkan waktu empat tahun. Hal ini dikarenakan berbagai kondisi waktu itu, bisa jadi pula karena pergantian kepemimpinan Kabupaten Banyuwangi. Pasca Bupati S. Djoko Wasito, Banyuwangi dipimpin oleh Bupati Harwin Wasisto. Perjalanan dua tahun masa kepemimpinan Bupati Harwin Wasisto dapat menyelesaikan pemugaran atap joglo ini dengan baik.[3]

Renovasi Keempat (2005-kini)

Berdasarkan terhadap pemikiran bahwa atap joglo memiliki beberapa kelemahan, seperti rangka penyangga yang rumit sehingga rawan ambruk dan keadaan di dalam joglo yang kotor dan terkesan tidak teratur maka Yayasan Masjid Agung Baiturrahman membangun kembali Masjid Agung Baiturahman. Peletakan batu pertama pada 9 September 2005. Dalam tahap ini telah dibangun sebuah gedung Aula Baiturrahman yang cukup megah, yang berfungsi sebagai ruang shalat di waktu-waktu tertentu, pendidikan keagamaan, kegiatan administrasi takmir, dan lain-lain.

Pada tahapan selanjutnya (2006-2007) dibangun tempat wudu untuk jamaah pria dan jamaah wanita. Dibangun pula ruang shalat serambi selatan lantai 2 lantai yang beratapkan kubah geser dan ruang shalat selatan lantai 1 dan 2. Sementara untuk pada tahapan selanjutnya (2009-2010) dibangun ruang salat utama, ruang shalat utara, dan ruang pendukung (melanjutkan pembangunan ruang shalat serambi selatan dan tangga utama).[3]

Gambar Dari Masa Ke Masa

Referensi

Pranala Luar


 
Bupati: H. Abdullah Azwar Anas, M.Si — Wakil Bupati: Yusuf Widyatmoko, S.Sos
 
Politik & Pemerintahan
Lambang Kabupaten Banyuwangi
 
Sejarah
Kerajaan Blambangan  • Wong Agung Wilis  • Pangeran Jagapati  • Tawangalun  • Pangeran Danureja  • Sayu Wiwit  • Pembantaian Banyuwangi 1998  • Tsunami Banyuwangi 1994
 
Lokasi terkenal dan Wisata
Pendapa Sabha Swagata Blambangan  • Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi  • Taman Blambangan • Taman Sritanjung  • Kompleks Inggrisan  • Watu Dodol  • Pantai Boom  • Gua Maria  • Pulau Merah  • Pantai Rajegwesi  • Kawah Ijen  • Teluk Hijau  • G-Land
 
Transportasi
 
Seni & Budaya
Bahasa Osing  • Tari Gandrung  • Seblang  • Gredoan  • Endhog-endhogan  • Kebo-keboan  • Mantu Kucing
 
Pendidikan
 
Banyuwangi Festival
Banyuwangi Ethno Carnival  • Tour de Ijen  • Banyuwangi Jazz Festival  • Festival Kuwung  • Gandrung Sewu
 
Tempat ibadah
Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi • Tempat Ibadah Tri Dharma Hoo Tong Bio
 
Kuliner
Nasi tempong  • Rujak soto  • Jenang bedhil  • Kesrut  • Pecel rawon  • Pindang koyong
 
Kecamatan
Bangorejo • Banyuwangi • Cluring • Gambiran • Genteng • Giri • Glagah • Glenmore • Kabat • Kalibaru • Kalipuro • Licin • Muncar • Pesanggaran • Purwoharjo • Rogojampi • Sempu • Siliragung • Singojuruh • Songgon • Srono • Tegaldlimo • Tegalsari • Wongsorejo
Masjid besar dan bersejarah di Indonesia
 
Sumatera
 
Jawa
 
Kalimantan
 
Sulawesi
 
Nusa Tenggara
 
Maluku
 
Papua


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, wiki.gilland-group.com, dsb.