Minyak biji bunga matahari

Minyak biji bunga matahari

Minyak biji bunga matahari adalah minyak non volatil yang dihasilkan dari biji bunga matahari (Helianthus annuus) yang dikompres. Minyak biji bunga matahari biasanya digunakan dalam masakan sebagai minyak goreng dan bahan baku kosmetik. Minyak ini memiliki campuran lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda dengan konstituen utama asam oleat dan asam linoleat.

Minyak biji bunga matahari menjadi komoditas industri sejak tahun 1835 di Kerajaan Rusia.[1][2] Produsen minyak biji bunga matahari terbesar saat ini yaitu Ukraina, Russia, dan Argentina.[3]

Komposisi

Kandungan utama minyak biji bunga matahari yaitu:[4]

Jenis minyak biji bunga matahari yang dihasilkan tidak terlepas dari kondisi genetik bunga dan iklim setempat. Minyak biji bunga matahari diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu kadar asam oleat tinggi, sedang, dan rendah. Minyak biji bunga matahari dengan kadar asam stearat tinggi mulai dikembangkan untuk industri makanan pengganti minyak nabati terhidrogenasi.[5][6]

Sifat fisik

Minyak biji bunga matahari bersifat cair pada temperatur ruang. Minyak yang telah dimurnikan akan berwarna jernih dan sedikit kekuningan.

Titik asap (setelah dimurnikan)232 °C450 °F[7]
Titik asap (sebelum dimurnikan)107 °C225 °F[7]
Kepadatan (25 °C)918.8 kg/m3[8]
Indeks refraktif (25 °C)≈1.4646[8]
Nilai saponifikasi188-194
Nilai iodin120-145
Kadar unsaponifiable1.5-2.0%
Viskositas (25°C), sebelum dimurnikan0.4914 kg/(M*S)[9]

Nutrisi

Sunflower oil, standard
Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi3.699 kJ (884 kcal)
Karbohidrat0 g
Lemak100 g
- tak jenuh10.3 g
- tak jenuh tunggal19.5 g
- tak jenuh majemuk65.7 g
Protein0 g
Vitamin E41.08 mg (274%)
Vitamin K5.4 μg (5%)
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
Sumber: Data Nutrisi USDA

Standar yang ditetapkan dalam menentukan nutrisi dari minyak biji bunga matahari adalah tanaman bunga matahari yang dikembangkan tanpa melalui rekayasa genetika (non-GMO). Minyak yang dihasilkan dari tanaman ini mengandung lebih banyak asam linoleat dibandingkan asam oleat. Strain baru yang mampu menghasilkan asam oleat tinggi dikembangkan pada akhir abad ke-20. Namun di luar variasi kandungan asam lemak, nutrisi lainnya seperti vitamin E dan vitamin K tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbandingan antara minyak goreng per 100 gram
Lemak totalLemak jenuhLemak tak jenuh tunggalLemak tak jenuh majemukTitik asap
Minyak biji bunga matahari100g11g (11%)20g (84g in high oleic variety[10])69g (4g in high oleic variety[10])225 °C (437 °F)[11]
Minyak kedelai100g16g (16%)23g58g257 °C (495 °F)[11]
Minyak kanola100g7g (7%)63g28g205 °C (401 °F)[10][12]
Minyak zaitun100g14g (14%)73g11g190 °C (374 °F)[11]
Minyak jagung100g15g (15%)30g55g230 °C (446 °F)[11]
Minyak kacang tanah100g17g (17%)46g32g225 °C (437 °F)[11]
Minyak bekatul100g25g (25%)38g37g213 °C (415 °F)
Lemak babi100g39g (39%)45g11g190 °C (374 °F)[11]
Suet94g52g (55%)32g (34%)3g (3%)200°C (400°F)
Mentega81g51g (63%)21g (26%)3g (4%)150 °C (302 °F)[11]
Minyak kelapa100g86g (86%)6g (6%)2g (2%)177 °C (351 °F)

Pemanfaatan

Rendahnya titik asap menjadikan minyak biji bunga matahari tidak ideal untuk menggoreng dengan temperatur tinggi. Namun ideal sebagai pelengkap masakan yang telah matang atau siap disajikan, misal sebagai salad dressing. Minyak biji bunga matahari juga dapat dijadikan margarin.

Sebagai bahan baku kosmetik, minyak biji bunga matahari berperan dalam memperhalus kulit.

Referensi

  1. ^ Кряженков, Анатолий. (dalam bahasa Russian)Подъём (2003–6).
  2. ^ Кондратьева, И., ed. (1994). "Алексеевка". Города России: энциклопедия (dalam bahasa Russian). М.: Большая российская энциклопедия. hlm. 17–18. ISBN 5-85270-026-6. 
  3. ^ UN Food & Agriculture Organisation (FAO)
  4. ^ British Pharmacopoeia Commission. "Ph Eur monograph 1371". British Pharmacopoeia 2005. Norwich, England: The Stationery Office. ISBN 0-11-322682-9. 
  5. ^ "Not That Popular, but Truly Healthy! Sunflower Oil Benefits". Oily Oily. Diakses 26 June 2013. 
  6. ^ "Sunflower Oil - Your Healthy Choice". National Sunflower Association. Diakses 26 June 2013. 
  7. ^ a b Chu, Michael (2004-06-10). "Smoke Points of Various Fats - Kitchen Notes". Cooking For Engineers. Diakses 2013-02-07. 
  8. ^ a b Irina NITA, Anisoara NEAGU, Sibel GEACAI, Anca DUMITRU and Anca STERPU: "Study of the behavior of some vegetable oils during the thermal treatment," Technology and Chemical Engineering Department, Ovidius University, bd. Mamaia 124, Constanta, 900527, Romania http://www.univ-ovidius.ro/anale-chim ie/chemistry/2010-1/full/1_nita.pdf
  9. ^ H. Abramovic and C. Klofutar (1998). "The Temperature Dependence of Dynamic Viscosity for Some Vegetable Oils". Acta Chim. Slov. (Acta.chem-soc.si) 45 (1): 69–77. Diakses 2013-02-07. 
  10. ^ a b c "Nutrient database, Release 25". United States Department of Agriculture. 
  11. ^ a b c d e f g The Culinary Institute of America (2011). The Professional Chef. New York: Wiley. ISBN 0-470-42135-5. 
  12. ^ DOI:10.1016/j.foodchem.2009.09.070 10.1016/j.foodchem.2009.09.070
    Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual


Sumber :
id.wikipedia.org, discussion.web.id, wiki.pahlawan.web.id, dsb.