Sophan Sophiaan

Sophan Sophiaan
Sophan Sophian.jpg
Nama lahirSophan Sophiaan
Lahir26 April 1944
Makassar, Sulawesi Selatan, Masa Pendudukan Jepang
Meninggal17 Mei 2008
Ngawi, Indonesia
PekerjaanAktor, sutradara, politikus
Tahun aktif1971 - 2008
PasanganWidyawati
AnakRoma Sophiaan
Romi Sophiaan
Orang tuaManai Sophiaan

Sophan Sophiaan (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 26 April 1944 – meninggal di Ngawi, Jawa Timur, 17 Mei 2008 pada umur 64 tahun) [1]adalah salah satu aktor senior, sutradara dan politikus Indonesia. Ayahnya, Manai Sophiaan, adalah politikus terkemuka Indonesia yang pernah menjadi duta besar di Rusia.

Sophan menikah dengan aktris senior Indonesia, Widyawati dan mempunyai dua anak: Roma & Romi. Setelah banyak berkiprah di dunia perfilman, Sophan terjun ke panggung politik dan pernah aktif di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam kapasitasnya itu, ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI.

Pada tahun 2005, ia turut bergabung dalam mendirikan partai baru yang bernama Partai Demokrasi Pembaruan bersama-sama dengan Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, Roy BB Janis, Sukowaluyo Mintohardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Postdam Hutasoit dan RO Tambunan.[2]

Sophan meninggal dunia pada 17 Mei 2008 dalam sebuah kecelakaan motor di Ngawi, Jawa Timur.

Filmografi

Sebagai Pemeran

Sebagai Sutradara

Sinetron

Kematian

Pada hari Sabtu, 17 Mei 2008, Sophan Sophiaan yang sedang mengikuti acara touring Jalur Merah Putih 2008, memimpin konvoi melewati Ngawi, Jawa Timur menuju Kota Yogyakarta dalam rangka menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional.

Menurut keterangan salah satu peserta konvoi, saat rombongan berada di kawasan hutan Widodaren, Jatim, Sophan Sophiaan terjatuh dari motor Harley-Davidson yang dikendarainya. Ia jatuh ke lubang dan kakinya patah. Kemudian, konvoi motor langsung membawa Sophan Sophiaan ke RS menggunakan ambulans. Dalam perjalanan ke rumah sakit, sekitar pukul 10.00 Sophan mengembuskan napas terakhirnya.

Kontroversi

Pada September 2008, beredar berita bahwa kematian Sophiaan bukan hanya disebabkan oleh benturan dengan jalan, melainkan dilindas oleh pengendara motor dibelakangnya. Seperti dilansir Warta Kota, menurut Widyawati, kecelakaan tunggal terjatuh saat naik motor, tidak akan sampai menyebabkan kematian. Widyawati pun mendapati kejanggalan-kejanggalan mengenai kematian suaminya, yaitu opini berbeda dari dokter, surat lampiran dari Polres Ngawi yang diduga hilang, serta keterangan baru dari saksi. Diduga, Sophiaan secara tak sengaja terlindas motor mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Roesmanhadi atau mantan Dirjen Sistem Perencanaan Pertahanan Departemen Pertahanan Marsda (Purn) Pieter Wattimena.[3]

Referensi

Pranala luar

Film yang disutradarai Sophan Sophiaan
 
1970-an
"Jinak-Jinak Merpati"  (1975) • "Widuri Kekasihku"  (1976) • "Letnan Harahap"  (1977) • "Bung Kecil"  (1978)
 
1980-an
"Buah Hati Mama"  (1980) • "Jangan Ambil Nyawaku"  (1981) • "Bunga Bangsa"  (1982) • "Kadarwati"  (1983) • "Saat-Saat Yang Indah"  (1984) • "Tinggal Landas buat Kekasih"  (1984) • "Melintas Badai"  (1985) • "Damai Kami Sepanjang Hari"  (1985) • "Di Balik Dinding Kelabu"  (1986)  • "Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat"  (1987) • "Ayu dan Ayu"  (1988) • "Suami"  (1988) • "Sesaat Dalam Pelukan"  (1989)
 
1990-an
"Ketika Senyummu Hadir"  (1991)  • "Sesal"  (1994)


Sumber :
id.wikipedia.org, diskusi.biz, wiki.ggkarir.com, dsb.