Bandar Udara Malikus Saleh

Bandara Internasional MalikusSaleh
IATA: LSWICAO: WITM
Ikhtisar
Jenis bandaraPublik
LokasiAceh Utara, Aceh, Indonesia
Ketinggian27 m (90 f)
Koordinat5°13′36″LU 96°57′1″BT / 5,22667°LU 96,95028°BT / 5.22667; 96.95028
Landas pacu
ArahPanjangPermukaan
ftm
06/246.5702.000aspal

Bandar Udara Malikus Saleh adalah bandar udara yang terletak di Aceh Utara, provinsi Aceh. Bandara ini dioperasikan oleh Pertamina/PT Angkasa Pura II. Panjang landasan pacu (run way) Bandara Malikus Saleh sehingga menjadi 5/23 berukuran 2.300 kali 45 ms (7,546 × 148 kaki), lebar 45 meter mulai tanggal 23 Juli 2014 untuk Maskapai Indonesia AirAsia, Sriwijaya Air beroperasi by Flying fox Airways, Batik Air, Explore Jet, XpressAir, Pelita Air Service, Firefly, Citilink, Emirates, Jatayu Airlines, Air Timor, Thai Airways dan Japan Airlines. Akses untuk mencapai kota ada Angkutan Kota Lhoksumawe dan BUS Shantika, BUS Haryono dan BUS Harapan Jaya, BUS Kopale dan BUS Damri pilihan yang ada juga mobil travel atau ojek.

Sejarah

Bandar udara ini dibangun oleh PT Arun NGL untuk memudahkan transportasi dari Lhokseumawe dan sekitarnya ke kota Medan. Bandara ini pernah dilayani maskapai Jatayu Air karena sedikitnya penumpang angkutan darat antara Banda Aceh dan Medan. Hal itu disebabkan oleh konflik yang pecah antara TNI dan GAM sehingga mengancam jalur transportasi darat di Aceh.

PT Arun awalnya menggunakan pesawat milik Pelita Air Service untuk penerbangan harian dengan rute Lhokseumawe-Medan. Setelah beberapa tahun, operasi penerbangan diambil alih oleh Beechcraft 1900D Airliner milik Travira Air. Menjelang tutupnya PT Arun, operasi dan kepemilikan bandara ini diserahkan kepada Pemerintah Kota Lhokseumawe.

Saat ini, Wings Air adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang terbang ke bandara Malikussaleh dengan rute Lhokseumawe-Medan.[1]

Insiden

  • 21 Juli 2005: Pesawat CN-235 milik TNI-AU mengalami musibah ketika akan mendarat di Bandar Udara Malikus Saleh. Pesawat itu dalam penerbangan dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe. Namun 75 meter menjelang pendaratan, mesin pesawat mengalami kerusakan sehingga jatuh dan tergelincir hingga 200 meter. Akibatnya, tiga anggota TNI tewas setelah kecelakaan. Pesawat CN-235 itu membawa 23 penumpang terdiri dari enam perwira TNI-AD, delapan personel TNI-AU, dan enam personel TNI-AL. Sisanya warga sipil.[2]

Catatan kaki

 
Jawa
 
Sumatra
 
Kalimantan
 
Sulawesi
 
Nusa Tenggara
 
Maluku dan Papua
 
Nama yang Ditebalkan adalah bandar udara internasional. Nama bandar udara yang diberi tanda * bisa mengeluarkan Visa on Arrival (VoA) facility


Sumber :
id.wikipedia.org, diskusi.biz, wiki.ggkarir.com, dsb.