Mubāhalah

Artikel ini adalah bagian dari seri tentang:
Islam
Allah1.png
Portal Islam

Mubāhalah (Arab مباهلة Mengutuk) atau Li’an (لعان‎) adalah memohon kutukan kepada Allah untuk dijatuhkan kepada orang yang salah/dusta, sebagai bukti kebenaran salah satu pihak.

Etimologi

Mubāhalah berasal dari kata bahlah atau buhlah, yang berarti kutukan atau melaknat.[1]

Peristiwa Mubāhalah

Ketika kaum Nasrani Najran datang kepada Muhammad, lalu Muhammad menyeru kepada mereka untuk memeluk Islam dan membacakan beberapa ayat Al-Qur'an tentang Isa bin Maryam. Ketika mereka menolak seruan itu, maka turunlah surah Ali Imran 3:61. Ayat ini memerintahkan Muhammad untuk melakukan Mubāhalah dan orang-orang Nasrani ini pun setuju untuk melakukan Mubāhalah. Ayat itu berbunyi:

"Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta." (Ali 'Imran [3]:61)

Keesok harinya Muhammad, Ali, Fatimah serta Hasan dan Husain turut ikut serta dalam proses Mubāhalah. Akan tetapi pihak Nasrani membatalkan niat mereka dan memilih membayar jizyah daripada melakukan Mubāhalah. Menurut kisah Islam, meskipun dalam hal ini Abu Haritsah bin 'alqamah salah seorang dari 3 pimpinan Najran, sebenarnya mengakui kebenaran Islam dan kenabian Muhammad.

Zaman Modern

Di zaman modern, beberapa ulama yang menentang dan berusaha menasehati Mirza Ghulam Ahmad, kematiannya disebabkan oleh Mubāhalah. Sementara itu pengikut Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa lawan nya telah bertemu dengan nasibnya dan hancur, setelah melakukan do'a Mubāhalah.

Referensi



Sumber :
m.andrafarm.com, wiki.nomor.net, id.wikipedia.org, dsb.