Penerimaan Mahasiswa Baru Kelas Malam, Kelas Online, Kelas Karyawan

Search in Collection of Indonesian Cyclopedia   
Article index: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 +.- Table of contents | Manual book
Previous article  (Language Bali)(Basque LanguageNext article

Bahasa Banjar

Bahasa Banjar
بهاس بنجر
Dituturkan diIndonesia
Malaysia
WilayahKalimantan Selatan (Indonesia),[1] Malaysia
Jumlah penutur5.900.000  (tidak ada tanggal)
Rumpun bahasa
Sistem penulisanJawi
Latin
Kode-kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2-
ISO 639-3Either:
bjn – bahasa Banjar
bvu – bahasa Bukit

Bahasa Banjar (Jawi: بهاس بنجر) adalah sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia, sebagai bahasa ibu.[2][3][4]

Bahasa Banjar termasuk dalam daftar bahasa dominan di Indonesia.[5] Bahasa Banjar merupakan anak cabang bahasa yang berkembang dari Bahasa Melayu. Asal bahasa ini berada di provinsi Kalimantan Selatan yang terbagi atas Banjar Kandangan, Amuntai, Alabiu, Kalua, Alai, dan lain-lain. Bahasa Banjar dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya bahasa Minangkabau, bahasa Betawi, bahasa Iban, dan lain-lain.[6][7]

Selain di Kalimantan Selatan, Bahasa Banjar yang semula sebagai bahasa suku bangsa juga menjadi lingua franca di daerah lainnya, yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur serta di daerah Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai bahasa penghubung antar suku.[8] Di Kalimantan Tengah, tingkat pemertahanan bahasa Banjar cukup tinggi tidak sekedar bertahan di komunitasnya sendiri, bahkan menggeser (shifting) bahasa-bahasa orang Dayak.[9][10] Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian pemukiman suku Banjar di Malaysia seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim (Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah (Kabupaten) Kerian, Negeri Perak Darul Ridzuan.[11]

Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa dan bahasa-bahasa Dayak.[12][13][14][15] Kesamaan leksikal bahasa Banjar terhadap bahasa lainnya yaitu 73% dengan bahasa Indonesia [ind], 66% dengan bahasa Tamuan (Malayic Dayak), 45% dengan bahasa Bakumpai [bkr], 35% dengan bahasa Ngaju [nij].[16] Hasil penelitian Wurm dan Willson (1975), hubungan kekerabatan antara Bahasa Melayu dan Bahasa Banjar mencapai angka 85 persen. Adapun kekerabatan dengan bahasa Maanyan sekitar 32 % dan dengan bahasa Ngaju 39 %, berdasarkan penelitian Zaini HD1.[17] Bahasa Banjar mempunyai hubungan dengan bahasa yang digunakan suku Kedayan (sebuah dialek dalam bahasa Brunei) yang terpisahkan selama 400 tahun dan bahasa Banjar sering pula disebut Bahasa Melayu Banjar.[18] Dalam perkembangannya, bahasa Banjar ditengarai mengalami kontaminasi dari intervensi bahasa Indonesia dan bahasa asing.[19] Bahasa Banjar berada dalam kategori cukup aman dari kepunahan karena masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun oleh pendatang.[20]. Walaupun terjadi penurunan penggunaan bahasa Banjar namun laju penurunan tersebut tidak sangat kentara.[21] Saat ini, Bahasa Banjar sudah mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan sebagai muatan lokal.[22] Bahasa Banjar juga memiliki sejumlah peribahasa.[23]

Daftar isi

Penyebaran

Peta persebaran suku bangsa Banjar di berbagai daerah. Meski suku Banjar bermigrasi ke berbagai daerah, namun bahasa Banjar masih tetap mereka bawa dan dipakai dalam percakapan sehari-hari. Daerah perantauan orang Banjar yang masih menuturkan bahasa Banjar secara asli adalah di daerah Sumatera dan Malaysia Barat.

Secara geografis, suku ini pada mulanya mendiami hampir seluruh wilayah provinsi Kalimantan Selatan sekarang ini yang kemudian akibat perpindahan atau percampuran penduduk dan kebudayaannya di dalam proses waktu berabad-abad, maka suku Banjar dan bahasa Banjar tersebar meluas sampai ke daerah-daerah pesisir Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, bahkan banyak didapatkan di beberapa tempat di pulau Sumatera yang kebetulan menjadi pemukiman perantau Banjar sejak lama seperti di Muara Tungkal, Tembilahan, dan Sapat. [24]

Selain di pantai timur pulau Sumatera, bahasa Banjar dapat dijumpai juga pada perkampungan Suku Banjar[25]yang berada di pantai barat semenanjung Malaya di Malaysia Barat[26] (Perak Tengah, Krian, Pahang, Kuala Selangor, Batu Pahat, Kuala Lumpur[27], walaupun karena pertimbangan politik, suku Banjar di Malaya disebut sebagai orang Melayu, tetapi di luar wilayah Malaya, seperti di Sabah dan Sarawak misalnya di daerah Tawau masih menyebut dirinya suku Banjar.[28][29]

Menurut Cense,[30] bahasa Banjar dipergunakan oleh penduduk sekitar Banjarmasin dan Hulu Sungai. Akibat penyebaran penduduk, bahasa Banjar sampai di Kutai dan tempat-tempat lain di Kalimantan Timur.[31] Sedangkan Den Hamer[30] melokalisasi bahasa Banjar itu di samping daerah Banjarmasin dan Hulu Sungai sampai pula ke daerah pulau Laut (Kalimantan Tenggara) dan Sampit yang secara administratif pemerintahan termasuk provinsi Kalimantan Tengah sekarang ini.[30] Dibandingkan dengan perantau-perantau dari daerah lain yang umumnya masih mempunyai ikatan yang cukup kuat dengan daerah asal maupun kerabat dari daerah asal seperti perantau Minang, Bugis dan Madura, maka pola merantau suku Banjar berbeda. Perantau Banjar cenderung merantau hilang, yakni tak lagi menjalin kontak dengan orang-orang daerah asal, tak banyak surat menyurat dan tak banyak pulang ke daerah asal, namun tidak sama sekali meninggalkan kebanjarannya. Ciri kebanjaran yang mencolok yang cenderung dipertahankan orang Banjar adalah bahasa Banjar yang dapat dipertahankan dengan cara membangun permukiman khusus komunitas orang yang berasal dari daerah Banjar di tanah rantau, sehingga di dalam rumah tangga maupun kampung yang baru, mereka dapat mempertahankan bahasa Banjar, maka kebanjaran orang Banjar terutama sekali terletak pada bahasanya dan tanah air orang Banjar adalah bahasa Banjar.

Selama seseorang fasih menggunakan bahasa Banjar dalam kehidupan sehari-hari maka dia dapat disebut orang Banjar, tidak peduli apakah ia lahir di Tanah Banjar atau bukan, berdarah Banjar atau bukan, dan sebagainya. Bahasa merupakan salah satu faktor kebanjaran disamping faktor lainnya seperti adat istiadat dan lain-lain.[32]

Dialek

Bahasa Banjar no. 6

Kalau diperhatikan pembicara-pembicara bahasa Banjar dapat diidentifikasi adanya variasi-variasi dalam pengucapan ataupun perbedaan-perbedaan kosa kata satu kelompok dengan kelompok suku Banjar lainnya, dan perbedaan itu dapat disebut dialek dari bahasa Banjar yang bisa dibedakan antara dua dialek besar[24][33] yaitu;

  • Bahasa Banjar Hulu Sungai/Bahasa Banjar Hulu
  • Bahasa Banjar Kuala

Dialek Banjar Kuala umumnya dipakai oleh penduduk asli sekitar kota Banjarmasin, Martapura dan Pelaihari. Sedangkan dialek Banjar Hulu adalah bahasa Banjar yang dipakai penduduk daerah Hulu Sungai umumnya yaitu daerah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara (dan Balangan) serta Tabalong. Pemakai dialek Banjar Hulu ini jauh lebih luas dan masih menunjukkan beberapa variasi subdialek lagi yang oleh Den Hamer[30] disebut dengan istilah dialek lokal yaitu seperti Amuntai, Alabiu, Kalua, Kandangan, Tanjung dan bahkan Den Hamer cenderung berpendapat bahwa bahasa yang dipakai oleh orang Bukit yaitu penduduk pedalaman pegunungan Meratus merupakan salah satu subdialek Banjar Hulu pula.[34][35] Dan mungkin subdialek baik Banjar Kuala maupun Banjar Hulu itu masih banyak lagi, kalau melihat banyaknya variasi pemakaian bahasa Banjar yang masih memerlukan penelitian yang lebih cermat dari para ahli dialektrografi sehingga bahasa Banjar itu dengan segala subdialeknya bisa dipetakan secara cermat dan tepat. Berdasarkan pengamatan yang ada, pemakaian antara dialek besar Banjar Kuala dengan Banjar Hulu dapat dilihat paling tidak dari dua hal,[24] yaitu:

  1. Adanya perbedaan pada kosa kata tertentu;
  2. Perbedaan pada bunyi ucapan terhadap fonem tertentu. Di samping itu ada pula pada perbedaan lagu dan tekanan meskipun yang terakhir ini bersifat tidak membedakan (non distinctive).[24][36]

Bahasa Banjar Hulu merupakan dialek asli yang dipakai di wilayah Banua Enam yang merupakan bekas Afdelling Kandangan dan Afdeeling Amoentai (suatu pembagian wilayah pada zaman pendudukan Belanda) yang meliputi kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong pada pembagian adiministrasi saat ini.

Puak-puak suku Banjar Hulu Sungai dengan dialek-dialeknya masing-masing relatif bersesuaian dengan pembagian administratif pada zaman kerajaan Banjar dan Hindia Belanda yaitu menurut Lalawangan atau distrik (Kawedanan) pada masa itu, yang pada zaman sekarang sudah berbeda. Puak-puak suku Banjar di daerah Hulu Sungai tersebut misalnya :

  1. Orang Kelua dari bekas Distrik Kelua di hilir Daerah Aliran Sungai Tabalong,Kabupaten Tabalong.
  2. Orang Tanjung dari bekas Distrik Tabalong di hulu Daerah Aliran Sungai Tabalong, Kabupaten Tabalong
  3. Orang Lampihong/Orang Balangan dari bekas Distrik Balangan (Paringin) di Daerah Aliran Sungai Balangan, Kabupaten Balangan
  4. Orang Amuntai dari bekas Distrik Amuntai di Hulu Sungai Utara
  5. Orang Alabio dari bekas Distrik Alabio di Hulu Sungai Utara
  6. Orang Alai dari bekas Distrik Batang Alai di Daerah Aliran Sungai Batang Alai, Hulu Sungai Tengah
  7. Orang Pantai Hambawang/Labuan Amas dari bekas Distrik Labuan Amas di Daerah Aliran Sungai Labuan Amas, Hulu Sungai Tengah
  8. Orang Negara dari bekas Distrik Negara di tepi Sungai Negara, Hulu Sungai Selatan.
  9. Orang Kandangan dari bekas Distrik Amandit di Daerah Aliran Sungai Amandit, Hulu Sungai Selatan
  10. Orang Margasari dari bekas Distrik Margasari di Kabupaten Tapin
  11. Orang Rantau dari bekas Distrik Benua Empat di Daerah Aliran Sungai Tapin, Kabupaten Tapin

Daerah Oloe Soengai dahulu merupakan pusat kerajaan Hindu, di mana asal mula perkembangan bahasa Melayu Banjar.

Perbedaan

Dialek merupakan variasi dari suatu bahasa tertentu dan dituturkan oleh sekumpulan masyarakat bahasa tersebut. Dialek ditentukan oleh fakor geografis (dialek kawasan) dan sosial (dialek sosial). Dialek sosial seperti bahasa baku, bahasa basahan (bahasa kolokial), bahasa formal, bahasa tak formal, bahasa istana, bahasa slanga (prokem), bahasa pasar, bahasa halus, bahasa kasar dan sebagainya.

Dialek kawasan berbeda dari segi:

  • Sebutan
    • Contoh: Perkataan gimit (pelan) disebut dalam berbagai dialek seperti gamat, gimit, gémét, gumut.[37]
  • Gaya (nada) bahasa
    • Contoh: Subdialek Kalua biasanya mempunyai sebutan yang lebih panjang daripada Subdialek Banjarmasin.
  • Tata bahasa
    • Contoh: kuriak-kuriak (dialek Banjar Kuala) dan kukuriak (dialek Banjar Hulu).[38]
  • Kosa kata
    • Contoh: hamput (Banjarmasin), tawak (Barabai), himpat (Kalua), hantup (Tanjung), tukun (Amuntai), tokon (Kumai)[39], tingkalung (Samarinda) artinya lempar (Betawi: sambit).
    • Contoh: adupan (Banjarmasin), hidupan (Barabai), kuyuk (Kalua), kutang (Kandangan), duyu'(Paringin), asu (Marabahan), artinya anjing.
  • Kata ganti diri
    • Contoh : kao (dialek utara Kalsel maksudnya kamu) dan nyawa (dialek selatan Kalsel bermaksud kamu)
    • Contoh : ia (dialek utara Kalsel maksudnya dia) dan inya (dialek selatan Kalsel bermaksud dia)

Banjar Hulu

Dialek-dialek Bahasa Banjar Hulu[40] bersesuaian dengan kecamatan-kecamatan yang berpenduduk suku Banjar yang ada di Hulu Sungai, karena orang Banjar menyebut dirinya berdasarkan asal kecamatan atau banua masing-masing. Dialek-dialek tersebut antara lain :

Mengingat orang-orang Banjar yang berada di Sumatera dan Malaysia Barat mayoritas berasal dari wilayah Hulu Sungai (Banua Enam), maka bahasa Banjar yang dipakai merupakan campuran dari dialek Bahasa Banjar Hulu menurut asal usulnya di Kalimantan Selatan.

Dialek bahasa Banjar Hulu juga dapat ditemukan di kampung-kampung (handil) yang penduduknya berasal dari Hulu Sungai, seperti di kecamatan Gambut, Aluh Aluh, Tamban yang terdapat di wilayah Banjar Kuala.

Banjar Kuala

Papan judul dalam Bahasa Banjar dengan huruf Jawi (pojok kanan), di kantor Desa Lok Tamu, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Dialek Bahasa Banjar Kuala yaitu bahasa yang meliputi Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, serta kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Karena letaknya yang strategis di sekitar sungai Barito, pemakaiannya meluas hingga wilayah pesisir bagian tenggara Kalimantan yaitu kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru sampai ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Bahasa Banjar Kuala dituturkan dengan logat datar tanpa intonasi tertentu, jadi berbeda dengan bahasa Banjar Hulu dengan logat yang kental (ba-ilun). Dialek Banjar Kuala yang asli misalnya yang dituturkan di daerah Kuin, Sungai Jingah, Banua Anyar dan sebagainya di sekitar kota Banjarmasin yang merupakan daerah awal berkembangnya kesultanan Banjar.

Bahasa Banjar yang dituturkan di Banjarmasin dengan penduduknya yang heterogen berbeda dengan Bahasa Banjar yang dituturkan di Hulu Sungai dengan penduduknya yang agak homogen. Perbedaan pada umumnya terletak pada intonasi, tekanan, tinggi-rendah dan sebagian kosa kata. Di Banjarmasin, intonasi terbagi tiga karakter: [41]

  1. Di kawasan barat kecamatan Banjarmasin Utara yaitu daerah sepanjang tepian sungai Barito, dekat Pasar Terapung, tepatnya di perkampungan Alalak (dahulu Alalak Besar), penduduk asli di sana menuturkan kata, frasa, kalimat lebih cepat, keras dan tinggi.
  2. Di sepanjang sungai Martapura (Banjarmasin hulu) yang termasuk dalam kawasan timur Kecamatan Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah, terutama sekitar Kelurahan Seberang Mesjid, sekitar Kampung Melayu Darat serta di sekitar Kelurahan Sungai Jingah, masyarakat asli di sana bertutur agak cepat, mengalun dan tinggi.
  3. Di pusat kota Banjarmasin di kecamatan Banjarmasin Tengah, khususnya remaja perkotaan di sana bertutur bercampur bahasa Indonesia dan gaya penuturannya tidak seperti penuturan di daerah pinggiran.

Bahasa Banjar yang dipakai di Kalimantan Tengah cenderung menggunakan logat Dayak, sehingga keturunan Jawa yang ada di Kalteng (Tamiang Layang), lebih menguasai bahasa Banjar berlogat Dayak (Maanyan) daripada bahasa Dayak itu sendiri yang sukar dipelajari.

Karena kedudukannya sebagai lingua franca, pemakai bahasa Melayu Banjar lebih banyak daripada jumlah suku Banjar itu sendiri. Pemakaian bahasa Melayu Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di daerah ini lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di Kalimantan Selatan dan sekitarnya berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Jawa atau Madura yang masih terasa kental seperti yang kita jumpai di kota Banjarmasin.

Kosa kata

Kosa kata dialek Banjar Hulu tidak semuanya ada pada semua subdialek bahasa Banjar, tetapi jelas tidak akan ditemukan dalam dialek Banjar Kuala, ataupun sebaliknya kosa kata seperti unda (aku), dongkah (sobek besar), atung (taat) dan sebagainya dalam dialek Banjar Kuala tidak akan ditemukan pada dialek Banjar Hulu. Dilihat dari kosa kata, baik dalam hal jumlah maupun variasi subdialeknya, tampaklah dialek Banjar Hulu jauh lebih banyak dan kompleks. Misalnya antara subdialek satu dengan subdialek lainnya seperti Alabio, Kalua, Amuntai dan lain-lain banyak berbeda kosa katanya, sehingga dapat terjadi kosa kata yang dipergunakan pada daerah satu tidak jarang atau kurang biasa dipergunakan pada daerah lainnya. Tetapi dibandingkan dengan dialek Banjar Kuala, subdialek Banjar Hulu ini lebih berdekatan satu sama lain. Karena itu di dalam Kamus Banjar–Indonesia sering hanya dibedakan antara Banjar Kuala (BK) dan Banjar Hulu (BH). Dalam perkembangannya pergaulan dan pembauran antara kedua pemakai dialek tersebut kian intensif.[24]

Banjar Hulu[42]Banjar Kuala[43][44]Indonesia
baduharabakurinahdengan sengaja
bibitjumput/ambilambil
bungas/langkarmulik/baik rupacantik
caramcalaptergenang air
canggarkajungtegang/ereksi
ampahmaraarah
banyu hangatbanyu panasair panas
hangkuinyaringnyaring
hagangasanuntuk
gani'idanganitemani
ma-hurupma-nukarmem-beli
padu/padangandapurdapur
hingkatkawadapat/bisa
pawawadahtempat
himpat/tawak/tukun/hantuphamputsambit (lempar)
araihimungsenang
tiringlihatmemandang
tingaulihattoleh
balalahbakunjangbepergian
lingirtuangtuang
tutitadih/hintaditadi
ba-ugahba-jauhmen-jauh
macalnakalnakal
balailanggarsurau
tutuicatukpukul dengan palu
kadaiwarungwarung
kau'nyawakamu
diakuundaaku
di siadi sinidi sini
bat-kuampun-kupunya-ku
ba-cakutba-kalahiberkelahi
ba-cakutba-pingkutberpegangan pada sesuatu
dianggaluhpanggilan anak perempuan
nini lakikaikakek
utuhnanangpanggilan anak lelaki
umamamaibu
pugaanyarbaru
salukutbakarbakar
kasalukutan/kamandahankagusangankebakaran
tajuaampihberhenti
acil lakiamangpaman

Perbedaan dalam pengucapan fonem:

Banjar HuluBanjar KualaIndonesia
gamat/gimitgémét/gumutpelan
miringméréngmiring
bingkingbéngkéngcantik
bapandirbepéndérberbicara
anggit-kuanggih-kupunya-ku
hanyaranyarbaru
hampatungampatungpatung
intangpintangsekitar
ma-haritma-aritmenderita
hakunhakonbersedia
halaralarsayap
gusilgosélmerengek
gibikgébékkibar/getar
gipakgépaksenggol
kuda gipangkuda gépangtarian kuda-kudaan
gipihgépéhpipih

Contoh Dialek Banjar Hulu

  • Hagan apa hampiyan mahadang di sia, hidin hudah hampai di rumah hampian (Dialek Kandangan?)
  • Sagan apa sampiyan mahadang di sini, sidin sudah sampai di rumah sampiyan. (Banjar populer)
  • Inta intalu sa’igi, imbah itu ambilakan buah nang warna abang awan warna ijau sa’uting dua uting. Jangan ta’ambil nang igat (Dialek Amuntai?)
  • Minta hintalu sabigi, limbah itu ambilakan buah nang warna habang lawan warna hijau sabuting dua buting. Jangan ta’ambil nang rigat.(Banjar populer)

Distribusi vokal dan konsonan

Simbol fonetisEjaan BanjarPosisi awalPosisi tengahPosisi akhir
[a]aabutba'ahtatamba
[i]iisukgisikwani
[u]uundangbuntutbalu
[o]oojorlongorsoto
[ɛ]ééndékkolérsété
[au]awawaksawrangjagaw
[ai]ayayanpayuwaday/wadai
[ui]uyuyahkuitantutuy/tutui
[p]ppayulapikkantup
[b]bbaluabah-TIDAK ADA-
[t]ttatakutakbuntut
[d]ddukundadak-TIDAK ADA-
[tʃ]ccikangbancir-TIDAK ADA-
[dʒ]jjajakbujur-TIDAK ADA-
[k]kkaluakurmitak
[g]ggayungtagal-TIDAK ADA-
[m]mmasinamasbanam
[n]nninikanasalon
[ŋ]ngngalihtangguhlading
[ɲ]nynyanyahanyar-TIDAK ADA-
[s]ssintakbasuhbatis
[h]hharattuhagaduh
[l]lluangtaluganal
[r]rrasukwarikcagar
[w]wwaluhawakjawaw
[j]yyatouyahmucay

Dalam bahasa Banjar tidak ada F, Q, V karena F dan V masuk ke P, dan Q masuk ke K, dan Z masuk ke abjad S/J. [24]

Bahasa sastra dan wayang Banjar

Syair madihin menggunakan bahasa Banjar.[45] Dalam penulisan karya sastra Banjar maupun dalam kesenian Wayang Kulit Banjar sejak dahulu sering digunakan secara khusus kosakata yang diserap dari bahasa Jawa, padahal kosakata tersebut tidak dipakai dalam bahasa Banjar sehari-hari, tetapi memang banyak pula kosakata yang diserap dari bahasa Jawa yang sudah lazim menjadi bahasa Banjar sehari-hari. Contoh kata-kata dalam penulisan karya sastra maupun wayang Banjar tersebut misalnya : karsa (kerso), gani (geni), danawa (denowo), ngumbi (ngombe), sadusu (sedhoso), sadulur (sedhulur) dan lain-lain.

Tingkatan bahasa

Bahasa Banjar juga mengenal tingkatan bahasa (Jawa: unggah-ungguh), tetapi hanya untuk kata ganti orang, yang tetap digunakan sampai sekarang. Zaman dahulu sebelum dihapuskannya Kesultanan Banjar pada tahun 1860, bahasa Banjar juga mengenal sejenis bahasa halus yang disebut basa dalam (bahasa istana), yang merupakan pengaruh dari bahasa Jawa, disamping ada pula kosa kata yang diciptakan sebagai bahasa halus misalnya jarajak basar artinya tiang, dalam bahasa Banjar normal disebut tihang. Basa dalam merupakan bahasa yang sudah punah, tetapi sesekali masih digunakan dalam kesenian daerah Banjar. Di dalam Hikayat Banjar, banyak digunakan kata ganti diri manira (saya) dan pakanira (anda) yang merupakan varian bahasa Bagongan yang digunakan di Kesultanan Banten.

  • unda, sorang = aku ; nyawa = kamu → (agak kasar)
  • aku, diyaku = aku ; ikam, kawu = kamu → (netral, sepadan)
  • ulun = saya ; [sam]pian / [an]dika = Anda → (halus)

untuk kata ganti orang ke-3 (dia)

  • inya, iya, didia = dia → (netral, sepadan)
  • sidin = beliau → (halus)
Bahasa IndonesiaBahasa Banjar
(normal)
Basa dalam[46]
istanarumahdalam
digelar/didirikandigalarjumenang[47]
berjalanbajalanlumampah
dudukduduklinggih[47]
makanmakandahar[47]
minumnginumdahar banyu
dalam penglihatanpanglihatpatingal
rambutrambutréma[47]
gigigigiwaja[47]
kepalakapalasérah[47]
tangantanganasta
tubuhawaksaléra
kakibatiskaus
tubuhawakpamaus
telingatalingakarna
perutparutpadaharan
di mukadi mukadi ayunan
di belakangdi balakangpamungkur
tempat tidurpaguringanpasarian
bantalbantalkajang sirah
sarungsarungsasantang
bajubajurasukan
ikat kepala/tanjak/destarlaungbolang
dipanggildikiawdikani
payudarasusupembayun
tertawatatawakamujang[47]
tersenyumtakarinyumgamuyu
tidurguringsaré[47]
amarahpanyarikbendu
bersedih hatibasadih hatiba-sugulmanah
bersedih hatibasadih hatigerah
memintamintamamundut
memakanmamakanma-anggi
meninggalmatiséda[47]
mandimandiséram
tiangtihangjarajak basar
mayatmayatlalayon
bercakap-cakapbapandéranbakaprés
memandangmamandangmaningali
berbicaraba-ucapmangandika
buang airbahira/bakamihkatanya
dendengdendengsalirap
gulagulajangga
tehtehdunté
tikartikarhamparan
sembahyangsumbahyangsalat
bundaumaibu
ayahabahrama[47]

Bilangan

Berikut merupakan beberapa angka (bilangan) dalam Bahasa Banjar. Bilangan / angka dalam bahasa Banjar memiliki kemiripan dengan bilangan / angka dalam bahasa Jawa Kuno.

Bahasa BanjarBahasa Indonesia
asasatu
duadua
talutiga
ampatempat
limalima
anamenam
pitutujuh
waludelapan
sangasembilan
sapuluhsepuluh
sawalassebelas
pitungwalastujuh belas
salikurdua puluh satu
salawidua puluh lima
talungpuluhtiga puluh
anampuluhenam puluh
walungpuluhdelapan puluh
sangangpuluhsembilan puluh
saratusseratus
tangah dua ratusseratus lima puluh
saribuseribu
sajutasejuta

Aksara

Penulisan bahasa Banjar pada zaman dahulu dalam aksara Arab Melayu (Jawi) misalnya;[48]

  • sastera sejarah/mitos seperti Hikayat Banjar
  • peraturan kerajaan seperti Undang-Undang Sultan Adam 1825.
  • perjanjian-perjanjian antara Kerajaan Banjar dengan bangsa lain.
  • kitab-kitab agama Islam[49]
  • karya sastera lainnya seperti Dundang[50], syair :
    • Syair Brahma Syahdan karya Gusti Ali Basyah Barabai
    • Syair Madi Kencana karya Gusti Ali Basyah Barabai
    • Syair Teja Dewa karya Anang Mayur Babirik
    • Syair Nagawati karya Anang Mayur Babirik
    • Syair Ranggandis karya Anang Ismail Kandangan
    • Syair Siti Zubaidah karya Anang Ismail Kandangan
    • Syair Tajul Muluk karya Kiai Mas Dipura Martapura
    • Syair Intan Permainan (anonim)
    • Syair Nur Muhammad karya Gusti Zainal Marabahan
    • Syair Ibarat karya Mufti Haji Abdurrahman Siddiq al-Banjari.[51]
    • Syair Burung Simbangan
    • Syair Burung Bayan dengan Burung Karuang

Hikayat Banjar

Hikayat Banjar pernah diteliti dan diedit oleh Johannes Jacobus Ras, orang Belanda kelahiran Rotterdam tahun 1926 untuk disertasi doktoralnya di Universitas Leiden. Promotornya adalah Dr. A. Teeuw.

Sepenggal kisah dalam Hikayat Banjar:

Maka dicarinya Raden Samudera itu. Dapatnya, maka dilumpatkannya arah parahu talangkasan. Maka dibarinya jala kacil satu, baras sagantang, kuantan sabuah, dapur sabuah, parang sabuting, pisau sabuting, pangayuh sabuting, bakul sabuah, sanduk sabuting, pinggan sabuah, mangkuk sabuah, baju salambar, salawar salambar, kain salambar, tikar salambar. Kata Aria Taranggana: "Raden Samudera, tuan hamba larikan dari sini karana tuan handak dibunuh hua tuan Pangeran Tumanggung. Tahu-tahu manyanyamarkan diri. Lamun tuan pagi baroleh manjala, mana orang kaya-kaya itu tuan bari, supaya itu kasih. Jangan tuan mangaku priayi, kalau tuan dibunuh orang, katahuan oleh kaum Pangeran Tumanggung. Jaka datang ka bandar Muara Bahan jangan tuan diam di situ, balalu hilir, diam pada orang manyungaian itu: atawa pada orang Sarapat, atawa pada orang Balandean, atawa pada orang Banjarmasih, atawa pada orang Kuwin. Karana itu hampir laut maka tiada pati saba ka sana kaum Pangeran Tumanggung dan Pangeran Mangkubumi, kaum Pangeran Bagalung. Jaka ada tuan dangar ia itu ka sana tuan barsambunyi, kalau tuan katahuannya. Dipadahkannya itu arah Pangeran Tumanggung lamun orang yang hampir-hampir itu malihat tuan itu, karana sagala orang yang hampir itu tahu akan tuan itu. Tuan hamba suruh lari jauh-jauh itu". Maka kata Raden Samudera: "Baiklah, aku manarimakasih sida itu. Kalau aku panjang hayat kubalas jua kasih sida itu." Maka Raden Samudera itu dihanyutkannya di parahu kacil oleh Aria Taranggana itu, sarta air waktu itu baharu bunga baah. Maka Raden Samudera itu bakayuh tarcaluk-caluk. Bahalang-halang barbujur parahu itu, karana balum tahu bakayuh.

J.J. Ras, Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography.

Pengaruh bahasa Jawa

Bahasa Banjar mengambil kosa kata serapan dari bahasa Jawa seperti banyu (bahasa Jawa Baru), diduga dahulu yang dipakai kosa kata ayying (bahasa Bukit).

Bahasa BanjarBahasa JawaArti
hanyaranyarbaru
lawaslawaslama
habangabangmerah
hirangirenghitam
halarlarsayap
halatlatpisah
banyubanyuair
sampiyan (pian)sampeyanAnda
andika (dika)andikokamu (halus)
picakpicekbuta
sugihsugihkaya
licaklicekbecek
baksabeksantari
kiwakiwokiri
rigatregedkotor
kadutkadutkantong uang
padaringanpendaringantempat beras
dalamdalemrumah bangsawan
iwakiwakikan
awakawakbadan
ba-lampahnglampahibertapa
ba-isuk-anisuk-isukpagi-pagi
ulunulunaku (halus), (aku untuk Dewa, Jawa)
jukungjukungsampan
kalirkelirwarna
tapihtapehsarung, jarik
ladingladingpisau
rekenrekenhitung
ilatilatlidah
gulugululeher
kilankilanjengkal
kawai, ma-ngawaingawe-aweme-lambai
ngaranngarannama
pupurpupurbedak
parakperekdekat
wayahwayahsaat
uyahuyahgaram
paringpringbambu
gawigawekerja
palirpelipenis
lawanglawangpintu
kalikirklekergundu, kelereng
ganganjangansayuran berkuah
apamapemnama sejenis makanan
kancingkancingmenutup pintu
mencelengmenthelengmelotot
karapkerepsering, kerapkali
sarikserikmarah/gusar
sangitsengitmarah/gusar
pakanpekenpasar mingguan
inggihinggihiya (halus)
waniwaniberani
wasiwesibesi
wajawojobaja
dugalndugalnakal
bungahbungahbangga
gandakgendakpacar, selingkuhan
kandalkandeltebal
langgarlanggarsurau
gawiljawilcolek
wahinwahingbersin
panambahanpanembahanraja, yang disembah/dijunjung
laranglarangmahal
anumenommuda
sepuhsepuhtua
bangsulwangsuldatang, tiba
mandakmandhegberhenti
margamergosebab, karena
payupayulaku
ujanudanhujan
hibakkebakpenuh
gumbiligembiliubi singkong
lamunlamunkalau
tatambatomboobat
mara, ba-maramoromaju, menuju muara
lawanlawandengan
malingmalingpencuri
jarijiderijijari
takuntakontanya
talutelutiga
pitupitutujuh
waluwoludelapan
untalnguntalmakan (makan tanpa dimamah, Banjar)
pagatpegatputus (putusnya tali pernikahan, Jawa)
paray(a)prei-ilibur, tidak jadi (Belanda?)
dampardampar kenconobangku kecil,(singasana, Jawa)
burit, buritanmburibelakang, (pantat, Banjar)
pajahpejahmati (mati lampu, Banjar)
tataktetakpotong (khitan, Jawa)
pa-pada-anpodo-podosama, sesama
candicandicandi

Varian bahasa Melayik Borneo Timur

Bahasa Banjar termasuk dalam varian bahasa Melayik Borneo bagian Timur.[52] Berikut ini adalah tabel perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa-bahasa Melayik Borneo bagian Timur.

Bahasa MelayuBahasa BerauBahasa Banjar/BukitBahasa KutaiBahasa Kedayan/BruneiBahasa Kutai Danau
kamu-ikam (Bukit: kauw)awa'kauw[53]kauw [54])
mereka/dia-sidin (Bukit: sida)sidabisdia-
rasa menderitamaristamaristameristamarista-
sebuahsabutingsabutingsebutingsabuting[55]-
kerabatbubuhanbubuhanbubuhanpaadian-
airairbanyu (Bukit: ayying[35])aeraying[56]ranam
rakitlantinglantinglantinglanting-
keringkarringkaringkerengkaing-
antarataratarhantarantat-
lamalawaslawaslawasbatahlawas
nantikandiakainakendiakandila-
celanasaluarsalawarseluarseluarslawar
temandang'ngan
kawal
kawalkawaldangan-
karattaggartagartagartagar-
kakibattisbatisbetisbatisbetis
potongtattaktataktetaktatak-
dahulu kalabaharibaharibeharibahari-
petangkalamiankamariankemeriankalamari-
pagisambatba'isukanhambatsambathambet
babibayibabi-baiebeii
tadintayihintadi-antaiee-
anjingkukukkuyukkoyo'kuyukkoyo'
ekorikkungbuntut (Bukit: ikung)-ikung-
begitudamitudamintumintudami atu-
lalatlangwabiranga-langau-
nyamukrang'ngitrangit (= nyamuk kecil)-rangit-
oranguranguranguranguangurang
kelakuan mengarah sekslanji[57]lanjilanjilanji-
beritahu/padah[58]-padahpadahpadah-
padam-pajah-pajah[59]-

Perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa Melayik Borneo Barat

Kalimantan Barat (Borneo Barat) dianggap sebagai daerah asal bahasa Melayu.[60]Berikut ini adalah tabel perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa-bahasa Melayik Borneo bagian Barat.

Bahasa MelayuBahasa Banjar/BukitBahasa KayongBahasa KanayatnBahasa AheBahasa Sambas
perutparut--parutparrut
kakibatis--batisbattis
keningkaning--kanikanni[61]
kepalakapala--kapala-
bersihbarasihbersih-barasih-
akuakuakuaku--
mereka/diaia/inya/sidin (Bukit: sida)sidaia--
kamuikam/kauwika'[62]kao--
sebuahsabutingsebuti'[63]---
kerabatbubuhanbubohan[64]---
airbanyu (Bukit: ayying)ai'---
rakitlantinglantinglantin--
karattagartagar--taggar
dahulu kalabaharibahari---
seekorsa'ikungseko'---
adikading----

Kata serapan dari bahasa Eropa

Kata serapan dari bahasa Belanda (Banjar: bahasa Walanda) antara lain:

Bahasa BelandaBahasa Banjar
ZwakSuwak
KapiteinKapitan
AlamanaakAlmanak
AutoOto
StraatSatrat
GemeenteHaminta
GouverneurHobnor

Kata serapan dari bahasa Portugal (Banjar: bahasa Paranggi) antara lain:

Bahasa PortugisBahasa Banjar
BandeiraBandira
CapitaoKapitan
ArmarioLamari
BolaBula
CamisaKamija
DadoDadu
KursiKursi
GarfoGarpu
IgrejaGareja
LimaoLimau
MenteigaMantiga
DomingoMinggu
PadrePadri (dalam Hikayat Banjar)
JanelaJandila
EscolaSakulah
SabadoSaptu
SabaoSabun
SapatoSapatu

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Languages of Indonesia (Kalimantan). Ethnologue. Diakses pada 30 Mei 2010.
  2. ^ (Indonesia) Yassir Nasanius, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, PELBBA 18: Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya : kedelapan belas, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-461-527-7, 9789794615270. Diakses pada 2 Agustus 2010.
  3. ^ Banjar of Indonesia. Situs Joshua Project. Diakses pada 29 Mei 2010.
  4. ^ Asian Linguistic Map - Borneo
  5. ^ (Inggris) Kaplan, Robert B. (2003). Language and language-in-education planning in the Pacific Basin. Springer. p. 84. ISBN 1402010621. ISBN 978-1-4020-1062-0
  6. ^ (Inggris) Haspelmath, Martin; Uri Tadmor (2009). Loanwords in the World's Languages: A Comparative Handbook. Walter de Gruyter. p. 686. ISBN 3110218437. ISBN 978-3-11-021843-5
  7. ^ (Indonesia) Moeliono, Anton M.; Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (2000). Kajian serba linguistik. BPK Gunung Mulia. p. 333. ISBN 9796870045. ISBN 978-979-687-004-2
  8. ^ (Indonesia) Syamsuddin Haris, Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI, Yayasan Obor Indonesia, 2004, ISBN 979-98014-1-9, 9789799801418. Diakses pada 26 Agustus 2010.
  9. ^ Fauzi, Iwan. Pemertahanan Bahasa Banjar di Komunitas Perkampungan Dayak. Situs Iwan Fauzi, Januari 2008. Diakses pada 27 Agustus 2010.
  10. ^ Bahasa Dayak yang Mulai Pudar
  11. ^ Diaspora Urang Banjar di Malaysia
  12. ^ (Inggris) Lach, Donald F.; Edwin J. Van Kley (1998). Asia in the Making of Europe III. University of Chicago Press. p. 1393. ISBN 0226467686. ISBN 978-0-226-46768-9
  13. ^ (Inggris) Wink, André (2004). Indo-Islamic society, 14th-15th centuries. BRILL. p. 238. ISBN 9004135618. ISBN 978-90-04-13561-1
  14. ^ (Indonesia) Muhadjir, Bahasa Betawi: sejarah dan perkembangannya, Yayasan Obor Indonesia, 2000, ISBN 979-461-340-1, 9789794613405
  15. ^ Antara - Pengaruh Melayu dan Dayak Dalam Bahasa Banjar. Diakses pada 28 Mei 2010.
  16. ^ Languages of Indonesia (Kalimantan)
  17. ^ Doa Banyu Mata dan Bawah Sadar Kolektif Orang Banjar (Sebuah Perjalanan Mencari “Banjar”)
  18. ^ (Inggris) BANJAR: a language of Indonesia (Kalimantan)
  19. ^ (Indonesia) Wisata Melayu - Simbol budaya Masih Mendominasi budaya Banjar. Diakses pada 28 Mei 2010.
  20. ^ (Indonesia) 150 Bahasa di Indonesia Terancam Punah. Perum ANTARA Sumatera Barat, 7 Juli 2010. Diakses pada 7 September 2010
  21. ^ [http://www.e-li.org/main/pdf/pdf_561 .pdf KASUS-KASUS PERGESERAN BAHASA DAERAH: Akibat persaingan dengan Bahasa Indonesia? oleh Asim Gunarwan
  22. ^ (Indonesia) Bahasa Nusantara Suatu Pemetaan Awal, Yayasan Obor Indonesia. Diakses pada 26 Agustus 2010.
  23. ^ (Indonesia) Santosa, Imam Budhi (2009). Kumpulan Peribahasa Indonesia dari Aceh sampai Papua. IndonesiaTera. p. 20. ISBN 9789797750619. ISBN 979-775-061-2
  24. ^ a b c d e f (Indonesia) Hapip, Abdul Jebar (2006). Kamus Banjar Indonesia, Cetakan V. Banjarmasin: PT. Grafika Wangi Kalimantan. 
  25. ^ (Melayu) Sejarah Banjar Malaysia. Diakses pada 28 Mei 2010.
  26. ^ (Melayu) Pertubuhan Banjar Malaysia. Diakses pada 28 Mei 2010.
  27. ^ (Melayu) Persatuan Banjar Kuala Lumpur dan Selangor. Diakses pada 28 Mei 2010.
  28. ^ (Inggris) Ethnologue - Banjar language. Diakses pada 28 Mei 2010.
  29. ^ Joshua Preject - Banjarese, Banjar Malay of Malaysia (Tawau). Diakses pada 29 Mei 2010.
  30. ^ a b c d (Inggris) Cense, A.A.; E.M. Uhlenbeck (1995). Critical Survey of Studies on Language of Borneo. 'S-Gravenhage - Martinus Nijhoff. 
  31. ^ (Inggris) Adelaar, K. Alexander; Nikolaus Himmelmann (2005). The Austronesian languages of Asia and Madagascar. Routledge. p. 33. ISBN 0700712860. ISBN 978-0-7007-1286-1
  32. ^ (Indonesia) Faruk, Faruk (2000). Women, womeni lupus. Indonesia Tera. ISBN 979-9375-10-X. ISBN 978-979-9375-10-0
  33. ^ (Indonesia) Djantera Kawi, Balai Bahasa Banjarmasin (Indonesia), Bahasa Banjar: dialek dan subdialeknya, Balai Bahasa Banjarmasin, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2002, ISBN 979-459-801-1, 9789794598016
  34. ^ (Indonesia)Suryadikara, Fudiat (1984). Geografi dialek bahasa Banjar Hulu. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. p. 20. 
  35. ^ a b (Indonesia) Ismail, Abdurachman (1979). Bahasa Bukit 28. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. p. 12. 
  36. ^ (Indonesia) Abdul Djebar Hapip, Masalah variasi dialektis dan sub dialektis dalam penyusunan kamus bahasa Banjar-Indonesia: seminar leksikografi, Tugu, 4-7 Agustus 1975, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1975. Diakses pada 11 Juni 2010.
  37. ^ Kamus Bahasa Kumai (Kalteng)
  38. ^ Mohd Rofly Yahdillah. Reduplikasi Morfemis Bahasa Banjar Hulu di Kelurahan Sapat Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir. Universitas Riau
  39. ^ Kamus Bahasa Kumai
  40. ^ (Indonesia) Fudiat Suryadikara Geografi Dialek Bahasa Banjar Hulu, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984)
  41. ^ Kamus Banjar dalam urangbanua.com. Diakses pada 26 Agustus 2010
  42. ^ (Indonesia) Balai Bahasa Banjarmasin (Indonesia), Kamus bahasa Indonesia-Banjar dialek Hulu, Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Balai Bahasa Banjarmasin, 2008 ISBN 979-685-776-6, 9789796857760. Diakses pada 11 Juni 2010.
  43. ^ (Indonesia) Balai Bahasa Banjarmasin (Indonesia), Kamus bahasa Indonesia-Banjar dialek Kuala, Penerbit Balai Bahasa Banjarmasin, 2008. Diakses pada 11 Juni 2010
  44. ^ (Indonesia) Kamus Bahasa Banjar. Diakses pada 11 Juni 2010.
  45. ^ http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/18708/4/Chapter%20II.pdf
  46. ^ (Indonesia) Amir Hasan Kiai Bondan, Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, 1953. Diakses pada 22 Juni 2010.
  47. ^ a b c d e f g h i j Austronesian Basic Vocabulary Database - Language: Jawa Yogya
  48. ^ (Indonesia) Tjandrasasmita, Uka (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan Populer Gramedia. p. 304. ISBN 979910212X. ISBN 978-979-9102-12-6
  49. ^ (Melayu) Abdul Rashid Melebek, Amat Juhari Moain (2006). Sejarah bahasa Melayu. Utusan Publications. ISBN 9676118095. ISBN 978-967-61-1809-7
  50. ^ Dalan Dundang, Mantra Jatuh Cinta
  51. ^ (Banjar) Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad Apif, Syair ibarat dan khabar kiamat, Universitas Riau Press, 2001
  52. ^ (Inggris) Schulze, Fritz; Holger Warnk (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 3447054778.  ISBN 978-3-447-05477-5
  53. ^ (Melayu) Penggunaan Kata Sapaan ’Kau’ Dulu dan Sekarang: Dalam Bahasa Kedayan
  54. ^ (Indonesia) KAMUS BAHASA KUTAI KOTA BANGUN
  55. ^ kamuskedayan.blogspot.com
  56. ^ bahasa Kadayan-Brunei
  57. ^ Kamus Bahasa Berau ( Banua )
  58. ^ (Melayu) Melebek, Abdul Rashid; Amat Juhari Moain (2006). Sejarah bahasa Melayu. Utusan Publications. p. 40. ISBN 9676118095. ISBN 978-967-61-1809-7
  59. ^ Kamus Melayu Brunei dalam www.melayuonline
  60. ^ (Indonesia) Collins, James T.; Alma Evita Almanar (2005). Bahasa Melayu bahasa dunia: sejarah singkat. Yayasan Obor Indonesia. p. 4. ISBN 97946153749. ISBN 789794615379
  61. ^ Identitas Muslim – Bukan Muslim di Gunung
  62. ^ dari Bahasa Bangka
  63. ^ Kamus Kayung dalam www.melayuonline
  64. ^ Kamus Kayung dalam www.ale-ale.com

Pranala luar

  • (Indonesia) TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA KE BAHASA BANJAR
  • (Melayu) Bahasa Pergeseran dari Banjar di Sungai Manik, Perak
  • (Banjar) Puisi Busu Iwan
  • (Banjar) BANJAR ... OH .... BANJARKU
  • (Melayu) Pusaka Warisan Banjar di Malaysia
  • (Melayu) Kawitan Marista ]
  • (Inggris) Languages of Kalimantan: Reference
  • (Indonesia) Kadap Panjanak (Kisah bahasa Banjar - Pakacil Banjarbaru)
  • (Indonesia) Samarinda Dialect
  • (Indonesia) Kamus bahasa Banjar
  • (Indonesia) Kisah dalam Bahasa Banjar: Nanang Klelepon dalam www.radarbanjarmasin.co.id
  • (Indonesia) Kisah dalam Bahasa Banjar: Bujur - bujur dalam www.sapos.co.id
  • (Banjar) PERANAN RUANGAN AYUHA BAPANDIRAN (AB) DALAM MEMERTABATKAN BAHASA BANJAR
  • (Indonesia) Siapa Bilang Suku Banjar Tak Bisa Sebut O, Itu Buhung !
  • (Indonesia) Partikel Lah dalam Bahasa Banjar
  • (Indonesia) PEMERTAHANAN BAHASA BANJAR OLEH MASYARAKAT BANJAR DI TULUNGAGUNG
  • (Indonesia) Mari Mengenal dan Berbahasa Banjar (I)
  • (Indonesia) Mari Mengenal dan Berbahasa Banjar (II)
  • (Indonesia) Tata Bahasa Banjar - Arsyad Indradi
  • (Indonesia) Ma-alabio
  • (Indonesia) Kamus Bahasa Banjar untuk Blackberry
  • (Indonesia) KAMUS BAHASA BANJAR
  • (Indonesia) Sintaksis-Bahasa-Banjar
  • (Indonesia) Kamus Bahasa Banjar Kuala
  • (Melayu) Bahasa Banjar
  • (Inggris) Language Shift of Banjarese in Sungai Manik, Perak
  • (Banjar) Babasa Palanit (Versi Bahasa Banjar)
  • (Melayu) Bahasa Banjar
  • (Indonesia) SELAMATKAN BAHASA LELUHUR KITA
  • (Indonesia) http://saraamijaya.blogspot.com/2012/ 06/bahasa-banjar-kekayaan-indonesia-j ua.html
  • (Indonesia) http://bahasabanjar.net/kamus/tata-ba hasa-banjar.html


 
Bahasa Indonesia (Isyarat 2)
 
 
 
 
 
 

Baduy Betawi Indonesia Peranakan 1 Javindo 1 Jawa Kangean Kawi Madura Osing Pecok 1 Sunda Tengger

 
 
 

Abui Adang Adonara Alor Amarasi Anakalangu Bali Bengkala 2 Bilba Bima Blagar Bunak b Dela-Oenale Dengka Dhao Ende Hamap Helong Ile Ape Kabola • Kafoa • Kamang • Kambera Kedang Kelon • Kemak b Ke'o Kepo' Kodi Komodo Kui Kula Lamaholot Lamalera Lamatuka Lamboya Lamma • Laura Lembata Barat Lembata Selatan Levuka Lewo Eleng Lewotobi Lio Lole Melayu Bali Melayu Kupang Melayu Larantuka Mamboru Manggarai Nage Nedebang Ngada Ngada Timur Palue Rajong Rembong Retta • Ringgou Riung Rongga Sabu Sasak Sawila Sikka So'a • Sumbawa Tambora Tereweng • Termanu Tetun b Tewa • Tii • Uab Meto Wae Rana • Wanukaka Wejewa Wersing

 
 
 

Abal Ampanang Aoheng Bahau Bakati' Barangas Bekati' Rara • Bekati' Sara • Bakumpai Banjar Basap • Benyadu' Bidayuh Biatah • Bidayuh Bukar-Sadong • Bolongan • Bukat Bukitan • Burusu • Dusun Deyah Dusun Malang Dusun Witu Embaloh Hovongan Iban a Jangkang Kayan Mahakam Kayan Busang Kayan Sungai Kayan Kayan Mendalam Kayan Wahau Kelabit a Kembayan Kendayan Keninjal Kenyah Kelinyau Kenyah Wahau Kereho Kohin Lawangan Lengilu Lun Bawang Ma'anyan Melayu Berau Melayu Bukit Melayu Kutai Kota Bangun Melayu Kutai Tenggarong Melayu Dayak Modang Mualang Ngaju Okolod Ot Danum Paku Punan Aput Punan Merah Punan Merap • Punan Tubu • Putoh • Ribun • Sa'ban • Sanjau Basap • Sanggau Seberuang Segai Selungai Murut • Semandang • Sembakung Murut • Siang Tagal Murut • Taman Tausug Tawoyan Tidong Tunjung Uma' Lasan • Uma' Lung

 
 
 

Andio Aralle-Tabulahan Bada Bahonsuai Bajau Indonesia Balaesang Balantak Bambam Banggai Bantik • Baras • Batui • Behoa • Bentong • Bintauna • Boano • Bobongko Bolango • Bonerate • Budong-Budong • Bugis Bungku Buol • Busoa • Campalagian Cia-Cia Dakka • Dampelas • Dondo • Duri Enrekang Gorontalo Kaidipang Kaili Da'a • Kaili Ledo • Kaili Unde • Kaimbulawa • Kalao • Kalumpang • Kamaru Kioko • Kodeoha • Konjo Pegunungan • Konjo Pesisir Koroni • Kulisusu • Kumbewaha • Laiyolo • Lasalimu • Lauje Lemolang Liabuku Lindu • Lolak • Maiwa Makassar Melayu Makassar Melayu Manado Malimpung Mamasa Mamuju • Mandar Moma • Mongondow Mori Atas Mori Bawah Moronene • Muna • Napu • Padoe Pamona Panasuan Pancana • Pannei • Pendau • Ponosakan • Rahambuu • Rampi • Ratahan • Saluan • Sangir Sarudu Sedoa • Seko Padang • Seko Tengah • Selayar Suwawa • Tae' Taje • Tajio • Talaud Taloki Talondo' • Toala' • Tolaki Tomadino Tombelala Tombulu Tomini • Tondano • Tonsawang Tonsea Tontemboan Topoiyo • Toraja-Sa'dan Totoli Tukang Besi Selatan Tukang Besi Utara Ulumanda' • Uma • Waru • Wawonii Wolio Wotu

 
 
 

Alune Amahai Ambelau Aputai Asilulu Babar Tenggara • Babar Utara • Banda • Barakai Bati • Batuley • Benggoi • Boano • Bobot • Buli Buru • Dai • Damar Barat • Damar Timur • Dawera-Daweloor • Dobel • Elpaputih • Emplawas • Fordata • Galela Gamkonora • Gane • Gebe • Geser-Gorom • Gorap • Haruku • Hitu • Horuru • Hoti • Huaulu • Hukumina • Hulung • Ibu • Ili'uun • Imroing • Kadai • Kaibobo • Kamarian • Kao • Karey • Kayeli Kei Kisar Koba • Kola • Kompane • Kur • Laba • Laha • Larike-Wakasihu • Latu • Leti • Liana-Seti • Lisabata-Nuniali • Lisela • Lola • Loloda • Lorang • Loun • Luang • Luhu • Maba • Makian Barat • Makian Timur • Melayu Ambon Melayu Bacan Melayu Banda Melayu Maluku Utara Mangole • Manipa • Manombai • Manusela • Mariri • Masela Barat • Masela Tengah • Masela Timur • Masiwang • Modole • Moksela • Naka'ela • Nila • Naulu Selatan • Naulu Utara • Nusa Laut • Oirata • Pagu • Palumata • Patani • Paulohi • Perai • Piru • Roma • Sahu • Salas • Saleman • Saparua • Sawai Seit-Kaitetu • Selaru • Seluwasan • Sepa • Serili • Serua • Sula • Tabaru • Taliabu • Talur • Tarangan Barat • Tarangan Timur • Tela-Masbuar • Teluti • Teor • Ternate Ternateño1 Te'un • Tidore Tobelo Tugun Tugutil • Tulehu • Ujir • Waioli • Watubela • Wamale Selatan • Wamale Utara • Yalahatan • Yamdena

 
 
 

Abinomn 3 Abun 3 Aghu Airoran Ambai Anasi Ansus Arandai Arguni As Asmat Pantai Kasuari • Asmat Tengah • Asmat Utara • Asmat Yaosakor • Atohwaim Auye Awbono Awera Awyi Awyu Asue Awyu Tengah • Awyu Edera • Awyu Jair • Awyu Utara • Awyu Selatan • Bagusa Baham Barapasi Bauzi • Bayono • Bedoanas • Beneraf • Berik • Betaf • Biak Biga • Biritai • Bonggo • Burate • Burmeso • Burumakok • Buruwai • Busami • Citak Citak Tamnim • Dabe • Damal • Dani Lembah Bawah • Dani Lembah Tengah • Dani Lembah Atas • Dani Barat • Dao • Dem • Demisa • Dera • Diebroud • Dineor • Diuwe • Doutai • Duriankere • Dusner • Duvle • Edopi • Eipomek • Ekari • Elseng 3 Emem • Eritai • Erokwanas • Fayu • Fedan • Foau • Gresi • Hatam 3 Hupla • Iau • Iha • Iha Pijin 4 Irarutu • Iresim • Isirawa • Itik • Iwur • Jofotek-Bromnya • Kaburi • Kais • Kaiy • Kalabra • Kamberau • Kamoro • Kanum Bädi • Kanum Ngkâlmpw • Kanum Smärky • Kanum Sota • Kapauri • Kaptiau • Karas • Karon Dori • Kaure • Kauwera • Kawe • Kayagar • Kayupulau • Kehu 5 Keijar • Kemberano • Kembra 5 Kemtuik Ketengban • Ketum • Kimaghima • Kimki • Kirikiri • Kofei • Kokoda • Kombai • Komyandaret • Konda • Koneraw • Kopkaka • Korowai • Korupun-Sela • Kosare • Kowiai • Kuri • Kurudu • Kwer • Kwerba • Kwerba Mamberamo • Kwerisa • Kwesten • Kwinsu • Legenyem Lepki 5 Liki • Maden • Mai Brat Mairasi • Maklew • Melayu Papua Mander • Mandobo Atas • Mandobo Bawah • Manem • Manikion • Mapia • Marau • Marind • Marind Bian • Masimasi • Massep 3 Matbat • Mawes • Ma'ya • Mekwei • Meoswar • Mer • Meyah • Mlap • Mo • Moi • Molof 5 Mombum • Momina • Momuna • Moni • Mor • Mor • Morai • Morori • Moskona • Mpur 3 Munggui • Murkim 5 Muyu Utara • Muyu Selatan • Nafri Nakai • Nacla • Namla 5 Narau • Ndom • Nduga • Ngalum • Nggem • Nimboran • Ninggerum • Nipsan • Nisa • Obokuitai • Onin • Onin Pijin 4 Ormu • Orya • Papasena • Papuma • Pom • Puragi • Rasawa • Riantana • Roon • Samarokena • Saponi • Sauri • Sause • Saweru • Sawi • Seget • Sekar • Semimi • Sempan • Sentani Serui-Laut • Sikaritai • Silimo • Skou Sobei Sowanda • Sowari • Suabo • Sunum • Tabla • Taikat • Tamagario • Tanahmerah • Tandia • Tangko • Tarpia • Tause • Tebi • Tefaro • Tehit • Tobati Tofanma 5 Towei • Trimuris • Tsaukambo • Tunggare • Una • Uruangnirin • Usku 5 Viid • Vitou • Wabo • Waigeo • Walak • Wambon • Wandamen • Wanggom • Wano • Warembori • Wares • Waris • Waritai • Warkay-Bipim • Waropen Wauyai • Woi • Wolai • Woria • Yahadian • Yale Kosarek • Yali Angguruk Yali Ninia • Yali Lembah • Yaqay • Yarsun • Yaur • Yawa • Yei • Yelmek • Yeretuar • Yetfa • Yoke • Zorop

 

1 Kreol 2 Bahasa isyarat 3 Bahasa isolat 4 Bahasa Pidgin 5 Tidak diklasifikasikan
a juga dituturkan di Malaysia dan/ Brunei Darussalam. • b juga dituturkan di Timor Leste, Papua Nugini dan/ negara-negara Oseania lainnya. Italik: Bahasa punah atau bahasa mati.

*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.




Sumber :
id.wikipedia.org, indonesia-info.net, wiki.program-reguler.co.id, dsb.