Kabupaten Aceh Tenggara adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Kabupaten ini berada di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, yakni bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan daerah cagar alam nasional terbesar terdapat di kabupaten ini. Pada dasarnya wilayah Kabupaten Aceh Tenggara kaya akan potensi wisata alam, salah satu diantaranya adalah Sungai Alas yang sudah dikenal luas sebagai tempat olah raga arung sungai yang sangat menantang.
Secara umum ditinjau dari potensi pengembangan ekonomi, wilayah ini termasuk Zona Pertanian. Potensi ekonomi daerah berhawa sejuk ini adalah kopi dan hasil hutan. Dalam bidang Pertambangan, Aceh Tenggara memiliki deposit bahan galian golongan-C yang sangat beragam dan potensial dalam jumlah cadangannya.
Masyarakat
Masyarakat Aceh Tenggara merupakan masyarakat multikultural karena terdapat banyak suku yaitu Suku Alas, Singkil, Aceh, Karo, Batak,Gayo, Jawa, Minangkabau, Mandailing, Nias, dan Aneuk Jamee.
Kabupaten ini memiliki keunikan, yaitu mempunyai masyarakat majemuk (multikultural) namun mampu menjaga keharmonisan masyarakatnya sampai saat ini.
Sejarah
Kabupaten Aceh Tenggara adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah. Awal berdirinya Kabupaten Aceh Tenggara dimulai ketika pada tanggal 6 Desember 1957 terbentuk panitia tuntutan rakyat Alas dan Gayo Lues melalui sebuah rapat di sekolah Min prapat hulu yang dihadiri oleh 60 pemuka adat Alas serta Gayo lues, dan hasilnya adalah :
1) Ibukota Aceh tengah di pindahkan dari Takengon ke kutacane.
2) Jika tidak memungkinkan memindahkan ibukota ke Kutacane, maka kewedanan Alas dan gayo lues dijadikan satu kabupaten yang tidak terlepas dari Provinsi Aceh.
Atas tuntutan itu diadakanlah rapat raksasa di Kutacane yang dihadiri lebih dari 200.000 orang. Akhirnya pada tanggal 26-juni-1974 Kabupaten Aceh Tenggara diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud sebagai kabupaten yang terlepas dari Kabupaten Aceh Tengah, sekaligus diangkatlah Bupati pertama yakni (Alm) H. Syahadat.
Masa kesultanan Iskandar muda
Sebelum datangnya Pengaruh Kesultanan Aceh, Tanah Alas sudah mengenal yang namanya sistem kerajaan yang dimulai dengan Kerajaan Mbatu Bulan yang didirikan oleh Raja Lembing anak dari Raja Lotung dari Tanah Samosir Laut. Selanjutnya diikuti dengan berdirinya Kerajaan Bambel, dan Kerajaan Mbiak Moli. Berbeda dengan daerah intinya yaitu Kesultanan Aceh Darussalam yang memimpin setiap Mukim adalah Ullebalang. Di Tanah Alas dan Gayo Lues tidak mengenal sistem mukim melainkan "kejuruan" yang masing-masing kejuruan di perintah oleh Geuchik yang langsung bertanggung jawab kepada Sultan di ibu kota kerajaan Banda Aceh. Pada masa Sultan Iskandar Muda, Tanah Alas di bagi menjadi Dua kejuruan yakni Kejuruan Bambel dan Kejuruan Mbatu bulan yang masing-masing kejuruan telah mendapatakan Cap Sikureung dari Kesultanan Aceh Darussalam. Selain cap sekureung, Sultan Iskandar Muda juga memberikan sebuah Bawar Pedang (sejenis Tongkat komando).
Batas wilayah
Referensi
Sumber
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ http://www.nad.go.id/uploadfiles/PEND UDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf
Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh |
---|
| Kecamatan | | |
---|
|
Sumber :
andrafarm.com, wiki.kucing.biz, id.wikipedia.org, dsb.