Timbal | Penampilan |
---|
abu-abu metalik
| Ciri-ciri umum |
---|
Nama, lambang, Nomor atom | timbal, Pb, 82 |
---|
Dibaca | /ˈlɛd/ LED |
---|
Jenis unsur | logam pasca-transisi |
---|
Golongan, periode, blok | 14, 6, p |
---|
Massa atom standar | 207.2 |
---|
Konfigurasi elektron | [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2 2, 8, 18, 32, 18, 4 |
---|
Sifat fisika |
---|
Fase | solid |
---|
Massa jenis (mendekati suhu kamar) | 11.34 g·cm−3 |
---|
Massa jenis cairan pada t.l. | 10.66 g·cm−3 |
---|
Titik lebur | 600.61 K, 327.46 °C, 621.43 °F |
---|
Titik didih | 2022 K, 1749 °C, 3180 °F |
---|
Kalor peleburan | 4.77 kJ·mol−1 |
---|
Kalor penguapan | 179.5 kJ·mol−1 |
---|
Kapasitas kalor | 26.650 J·mol−1·K−1 |
---|
Tekanan uap |
---|
P (Pa) | 1 | 10 | 100 | 1 k | 10 k | 100 k | at T (K) | 978 | 1088 | 1229 | 1412 | 1660 | 2027 |
| Sifat atom |
---|
Bilangan oksidasi | 4, 2 (oksida Amfoter) |
---|
Elektronegativitas | 2.33 (skala Pauling) |
---|
Energi ionisasi | pertama: 715.6 kJ·mol−1 |
---|
ke-2: 1450.5 kJ·mol−1 | ke-3: 3081.5 kJ·mol−1 | Jari-jari atom | 175 pm |
---|
Jari-jari kovalen | 146±5 pm |
---|
Jari-jari van der Waals | 202 pm |
---|
Lain-lain |
---|
Struktur kristal | face-centered cubic |
---|
Pembenahan magnetik | diamagnetik |
---|
Keterhambatan elektris | (20 °C) 208 nΩ·m |
---|
Konduktivitas termal | 35.3 W·m−1·K−1 |
---|
Ekspansi termal | (25 °C) 28.9 µm·m−1·K−1 |
---|
Kecepatan suara (batang ringan) | (suhu kamar) (annealed) 1190 m·s−1 |
---|
Modulus Young | 16 GPa |
---|
Modulus Shear | 5.6 GPa |
---|
Bulk modulus | 46 GPa |
---|
Rasio Poisson | 0.44 |
---|
Kekerasan Mohs | 1.5 |
---|
Kekerasan Brinell | 38.3 MPa |
---|
Nomor CAS | 7439-92-1 |
---|
Isotop paling stabil |
---|
Artikel utama: Isotop dari timbal | | · r |
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82.
Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil. Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik (beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. ToksisitasKeracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya: - Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)
- Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar protoporphin dalam sel darah merah
- Memperpendek umur sel darah merah
- Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah 35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang selama 30 hari. Mekanisme toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah: - 1. Sistem haemopoietik; dimana Pb menghambat sistem pembentukan hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia.
- 2. Sistem saraf; di mana Pb dapat menyebabkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.
- 3. Sistem urinaria; dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung henle, serta menyebabkan aminosiduria.
- 4. Sistem pencernaan; di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi.
- 5. Sistem kardiovaskular; di mana Pb dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
- 6. Sistem reproduksi; di mana Pb dapat menyebabkan keguguran, tidak berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia dan teratospermia pada pria.
- 7. Sistem endokrin; di mana Pb dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal
- 8. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.
Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan zalir serebrospinal, degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai dengan munculnya ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas.
Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ. Apabila dalam darah ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari), maka akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual. Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernapasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman tercemar Pb dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb diekskresikan melalui urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan sebagian lainnya lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut. Referensi Daftar Pustaka - Herman DZ (2006). "Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar As, Hg, Pb, dan Cd". J Geol Indones 1: 31–36.
- Klaassen CD, Amdur MO, Doull J (1986). Toxicology The Basic Science of Poisons. New York: Macmillan Publishing Company.
- Widowati W, Sastiono A, Jusuf R (2008). Efek Toksik logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Andi. ISBN 978-979-29-0448-2.
Sumber : wiki.andrafarm.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, dsb. |