Susilo Bambang Yudhoyono

Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. H.
Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Indonesia ke-6
Masa jabatan
20 Oktober 200420 Oktober 2014
Wakil PresidenM. Jusuf Kalla (2004–2009)
Boediono (2009–2014)
Didahului olehMegawati Soekarnoputri
Digantikan olehJoko Widodo
Ketua Umum Partai Demokrat ke-4
Petahana
Mulai menjabat
30 Maret 2013
Didahului olehAnas Urbaningrum
Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Republik Indonesia ke-8
Masa jabatan
23 Agustus 20001 Juni 2001
PresidenAbdurrahman Wahid
Didahului olehSoerjadi Soedirdja
Digantikan olehAgum Gumelar
Masa jabatan
9 Agustus 200112 Maret 2004
PresidenMegawati Soekarnoputri
Didahului olehAgum Gumelar
Digantikan olehHari Sabarno (ad-interim)
Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia ke-11
Masa jabatan
26 Oktober 199923 Agustus 2000
PresidenAbdurrahman Wahid
Didahului olehKuntoro Mangkusubroto
Digantikan olehPurnomo Yusgiantoro
Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya ke-24
Masa jabatan
23 Agustus 19967 Agustus 1997
PresidenSoeharto
Didahului olehMayjen TNI R. Karyono
Digantikan olehMayjen TNI Suadi Atma
Informasi pribadi
Lahir9 September 1949
Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikLambang Partai Demokrat Partai Demokrat
Suami/istriKristiani Herrawati
AnakAgus Harimurti Yudhoyono
Edhie Baskoro Yudhoyono
Alma materAkademi Militer
US Army Command & General Staff College
Universitas Webster
Institut Pertanian Bogor
ProfesiTNI
Politikus
AgamaIslam
Tanda tangan
Dinas militer
PengabdianIndonesia
Dinas/cabangLambang TNI AD.png TNI Angkatan Darat
Masa dinas1973-2000
PangkatPdu jendtni staf.png Jenderal
UnitKostrad
PenghargaanAdhi Makayasa (1973)

Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono GCB AC (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004.[1][2] Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.

Yudhoyono yang dipanggil "Sus" oleh orangtuanya dan populer dengan panggilan "SBY",[3] melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999, dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25 September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD 1945.

Latar belakang dan keluarga

Ia lahir di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949 dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari silsilah ayahnya dapat dilacak hingga Pakubuwana serta memiliki hubungan dengan trah Hamengkubuwana II.[4]

Seperti ayahnya, ia pun berkecimpung di dunia kemiliteran. Selain tinggal di kediaman keluarga di Bogor (Jawa Barat), SBY juga tinggal di Istana Merdeka, Jakarta. Susilo Bambang Yudhoyono menikah dengan Kristiani Herawati yang merupakan putri ketiga Jenderal (Purnawirawan) Sarwo Edhi Wibowo (alm). Komandan militer Jenderal Sarwo Edhi Wibowo turut membantu menumpas PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1965. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai dua anak lelaki, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (lahir 1978) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lahir 1980).

Agus adalah lulusan dari SMA Taruna Nusantara tahun 1997, dan Akademi Militer Indonesia tahun 2000. Seperti ayahnya, ia juga mendapatkan penghargaan Adhi Mekayasa dan seorang prajurit dengan pangkat Letnan Satu TNI Angkatan Darat yang bertugas di sebuah batalion infantri di Bandung, Jawa Barat. Agus menikah dengan Anissa Larasati Pohan, seorang aktris yang juga anak dari mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aulia Pohan. Sejak pertengahan 2005, Agus menjalani pendidikan untuk gelar magister di Institute of Defense and Strategic Studies, Singapura. Anak yang bungsu, Edhie Baskoro lulus dengan gelar ganda dalam Financial Commerce dan Electrical Commerce tahun 2005 dari Curtin University of Technology di Perth, Australia Barat.

Pendidikan

Karier militer

Tahun 1973, ia lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat.

Kariernya berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning) Amerika Serikat.

Tahun 1983, ia belajar di On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).

Periode 1988-1989, ia belajar di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat dan melanjutkan ke US Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Lulusan Master of Art (M.A.) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri.[5][6]

Karier politik

Tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Pada tanggal 26 Oktober 1999, ia dilantik menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid.[7]

Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 pukul 12.00 WIB, Menko Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1959.

Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya.

Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai puncak karier politik. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004.

Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45 % suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.

Pada Kongres Luar Biasa Partai Demokrat yang diadakan di Bali tanggal 30 Maret 2013, Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai ketua umum Partai Demokrat, menggantikan Anas Urbaningrum.[8]

Ringkasan karier

Prangko Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
  • Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
  • Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
  • Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
  • Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
  • Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
  • Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
  • Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
  • Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
  • Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
  • Dosen Seskoad (1989-1992)
  • Korspri Pangab (1993)
  • Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
  • Asops Kodam Jaya (1994-1995)
  • Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
  • Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
  • Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
  • Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
  • Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998)
  • Kassospol ABRI/ Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
  • Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
  • Menteri Pertambangan dan Energi (sejak 26 Oktober 1999)
  • Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan(Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
  • Menteri Koordinator Politik Dan Keamanan(Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
  • Presiden Republik Indonesia (2004-2014)

Penugasan

Jenderal TNI (Purnawirawan) Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah ditugaskan dalam Operasi Seroja di Timor-Timur pada periode 1979-1980 dan 1986-1988 ini meraih gelar doktor (Ph.D.) dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 3 Oktober 2004. Pada 15 Desember 2005, ia menerima gelar doktor kehormatan di bidang ilmu politik dari Universitas Thammasat di Bangkok, Thailand.[9] Dalam pidato pemberian gelar, ia menegaskan bahwa politik merupakan seni untuk perubahan dan transformasi dalam sebuah negara demokrasi yang damai. Ia tidak yakin sepenuhnya kalau politik itu adalah ilmu.

Penghargaan

  • Tri Sakti Wiratama (prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual), 1973
  • Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
  • Satya Lencana Seroja, 1976
  • Honor Graduate IOAC, Amerika Serikat, 1983
  • Satya Lencana Dwija Sista, 1985
  • Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
  • Dosen Terbaik Seskoad, 1989
  • Satya Lencana Santi Dharma, 1996
  • Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
  • Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
  • Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
  • Wing Penerbang TNI-AU, 1998
  • Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
  • Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
  • Bintang Dharma, 1999
  • Bintang Maha Putera Utama, 1999
  • Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
  • Bintang Asia (Star of Asia) oleh BusinessWeek, 2005
  • Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama oleh Sultan Brunei, 2006 [10]
  • Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam oleh Masyarakat Tanjung Alam dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung, 2006[11]
  • Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara oleh Lembaga Adat Melayu se-Provinsi Riau, 2007[12]
  • Darjah Utama Seri Mahkota oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin, 2008
  • Gelar Adat Melayu Jambi oleh Lembaga Adat Melayu Jambi[13][14]
  • 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009
  • Patuan Sorimulia Raja oleh Lembaga Batak Puak Angkola, 2011[15]
  • Knight Grand Cross in the Order of the Bath oleh Ratu Elizabeth II, 2012[16]
  • Bapak Demokrasi Indonesia oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia, 2012[17][18][19][20]
  • Warga Kehormatan Kota Quito oleh Wali kota Quito, 2012[21][22][23][24][25]
  • Guru Besar (Profesor) dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan Indonesia, 2014[26][27][28][29][30][31][32][33][34][35][36][37][38][39][40][41][42][43][44][45]
  • Apresiasi atas berbagai upaya penting atas pemberantasan korupsi, dari Forum for Budget Transparency (FITRA), 2014
  • Order of Sikatuna with the Rank of Raja dengan kategori Grand Collar dari Pemerintah Filipina, 2014[46][47][48]
  • Order of Temasek (First Class), dari Pemerintah Singapura, 2014[49][50]
  • Global Statesmanship Award dari World Economic Forum (WEF), 2014[51][52]
  • Penghargaan Jas Merah dari The Sukarno Center, 2014[53]
  • Semeton Tamiu Utama Desa Pakraman Tampaksiring, 2014[54][55][56]
  • Anakaji To Appamaneng Ri Luwu dari Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, 2014[57]
  • Tominaa Ne Sando Tato, Gelar Adat Tana Toraja, 2014[57][58][59]

Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah dicalonkan untuk menjadi penerima Penghargaan Perdamaian Nobel 2006 bersama dengan Gerakan Aceh Merdeka dan Martti Ahtisaari atas inisiatif mereka untuk perdamaian di Aceh. Selain itu, Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima gelar Doktor Honoris Causa sebanyak 10 kali, yaitu:[60]

  1. Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas Webster, Inggris. (2005)
  2. Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari Universitas Thammasat, Thailand. (2005)
  3. Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dari Universitas Andalas, Indonesia. (2006)
  4. Doktor Honoris Causa Bidang Pemerintahan dan Media dari Universitas Keio, Jepang. (2006)
  5. Doktor Honoris Causa Bidang Ekonomi dari Universitas Tsinghua, Republik Rakyat Tiongkok. (2012)
  6. Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia. (2012)
  7. Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura. (2005)
  8. Doktor Honoris Causa Bidang Hukum Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala, Aceh. (2013)
  9. Doktor Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan, Jepang. (2014)
  10. Doktor Honoris Causa Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari Universitas Soka, Jepang. (2014)

Masa kepresidenan

Prosesi Pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009.

MPR pada periode 1999–2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 % suara pemilih dan terpilih sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat, dan tampil sebagai Presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia unggul dari Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi pada pemilu 2004.

Pemberantasan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama pimpinan dan rakyat.

Pada masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, dll. Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi seorang presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara demi kesejahteraan rakyat.

Susilo Bambang Yudhoyono juga membentuk Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Reformasi (UKP4R), sebuah lembaga kepresidenan yang diketuai oleh Marsilam Simandjuntak pada saat pembentukannya pada 26 Oktober 2006.[61] Lembaga ini pada awal pembentukannya mendapat tentangan dari Partai Golkar seiring dengan isu tidak dilibatkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembentukannya serta isu dibentuknya UKP4R untuk memangkas kewenangan Wakil Presiden, tetapi akhirnya diterima setelah SBY sendiri menjelaskannya dalam sebuah keterangan pers.

Layanan SMS Presiden

Sekitar bulan Juni 2005, Presiden SBY memulai layanan pesan singkat (SMS) ke nomor telepon seluler 0811109949, namun esok harinya terjadi gangguan teknis karena banyaknya SMS yang masuk. Kemudian diganti dengan SMS ke 9949, setelah itu SMS akan dipilih dan disampaikan ke presiden. Nomor 9949 adalah kode angka tanggal lahirnya, (9 September 1949).

Tanggal 28 Juni 2005, Presiden SBY mengirimkan SMS kepada masyarakat dengan nama pengirim Presiden RI yang berisi tentang pencegahan narkoba.[62] Kebenaran SMS ini sudah dikonfirmasikan dan juru bicara Presiden menyatakan bahwa berbagai SMS akan menyusul.

Twitter Presiden

Tanggal 13 April 2013, Presiden SBY mengirimkan kicauan pertamanya di akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono.[63] Akun Twitter ini dikelola oleh SBY bersama stafnya. Tanda kicauan dari Presiden langsung adalah *SBY* pada setiap akhir kicauannya. Kicauan pertama presiden SBY adalah:

"Halo, Indonesia. saya bergabung ke dunia Twitter untuk berbagi sapa, pandangan, dan inspirasi. Salam kenal. *SBY*"

—SBYudhoyono[64]

Melalui Twitter inilah, Presiden berharap dapat semakin mendengarkan keluh kesah masyarakat. Dirinya juga menyatakan siap dicibir di Twitter oleh para pengguna Twitter lainnya.

Musik

Susilo Bambang Yudhoyono adalah seorang musisi dan pada masa mudanya ia pernah menjadi anggota grup musik Gaya Teruna. Pada tahun 2000-an, ia kembali merambah dunia musik dengan menulis tiga album pop.[65]

  • Tahun 2007, ia merilis album musik pertamanya yang berjudul Rinduku Padamu. Album ini adalah kumpulan lagu cinta dan religius. Album yang berisi 10 lagu ini melibatkan beberapa penyanyi papan atas Indonesia.[66]
  • Tahun 2009, bersama Yockie Suryoprayogo, Yudhoyono merilis album Evolusi.
  • Tahun 2010, ia merilis album ketiga berjudul Ku Yakin Sampai Di Sana.

Karya tulis

  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2000). In Noeh, Munawar Fuad; Mustofa, Kurdi. Mengatasi Krisis, Menyelamatkan Reformasi (dalam bahasa Indonesian) (ed. 2nd). Jakarta: Pusat Pengkajian Etika Politik dan Pemerintahan. ISBN 979-9357-00-4.
  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2004). Taman Kehidupan: Kumpulan Puisi (dalam bahasa Indonesian) (ed. 2nd). Jakarta: Yayasan Nida Utama. ISBN 979-96431-8-X.
  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2004). Revitalizing Indonesian Economy: Business, Politics, and Good Governance. Bogor: Brighten Press. ISBN 979-96431-5-5.
  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2005). Transforming Indonesia: Selected International Speeches (ed. 2nd). Jakarta: Office of Special Staff of the President for International Affairs in co-operation with PT Buana Ilmu Populer. ISBN 979-694-876-1.

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Russell Hiang-Khng Heng, Rahul Sen, (2006), Regional outlook: Southeast Asia 2006-2007, Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-370-7.
  2. ^ Oxford Business Group, (2007), The report: Emerging Indonesia, Oxford Business Group, ISBN 978-1-902339-64-1.
  3. ^ news.bbc.co.uk New era as Susilo Bambang Yudhoyono takes office (diakses pada 24 Juli 2010)
  4. ^ Garda Maeswara, (2009), Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono, Penerbit Narasi, ISBN 978-979-16817-5-9.
  5. ^ Institute of Southeast Asian Studies, (2005), Indonesia: the challenge of change, Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-243-4.
  6. ^ Michelle Ann Miller, (2009), Rebellion and Reform in Indonesia: Jakarta's Security and Autonomy Polices in Aceh, Taylor & Francis, ISBN 978-0-415-45467-4.
  7. ^ Greg Barton, (2002), Abdurrahman Wahid, Muslim democrat, Indonesian president: a view from the inside, UNSW Press, ISBN 978-0-86840-405-9.
  8. ^ Detik News: "Jadi Ketum PD, SBY: Badai Pasti Berlalu"
  9. ^ "Presiden Terbang ke Malaysia, Dapat Gelar Doktor di Thailand". detik.com. 11 Desember 2005. Diakses 6 Februari 2009.
  10. ^ Merdeka:7 Gelar kehormatan untuk Presiden SBY: 2. Bintang Darjah Kerabat Laila Utama dari Brunei Darussalam
  11. ^ Merdeka:7 Gelar kehormatan untuk Presiden SBY: 5. Gelar Maharajo Pamuncak Sari Alam dari Minang
  12. ^ Kementerian Sekretariat Negara RI: SBY Ditabalkan Gelar Adat Melayu Riau
  13. ^ Kompas: SBY Presiden Pertama Dapat Gelar Adat Jambi
  14. ^ Merdeka:7 Gelar kehormatan untuk Presiden SBY: 4. Gelar Adat Melayu Jambi
  15. ^ Merdeka:7 Gelar kehormatan untuk Presiden SBY: 6. Gelar Adat Lembaga Batak Puak Angkola
  16. ^ Kompas: "Presiden SBY Mendapat Penghargaan dari Ratu Inggris"
  17. ^ Vivanews: KNPI Beri SBY Gelar Bapak Demokrasi
  18. ^ Detik: KNPI Beri Gelar Bapak Demokrasi Untuk SBY
  19. ^ Tribunnews: KNPI Anugerahi SBY Gelar Bapak Demokrasi Indonesia
  20. ^ Situs web resmi Sekretaris Kabinet RI: DPP KNPI Beri Penghargaan Bapak Demokrasi Kepada SBY
  21. ^ Tempo: SBY Dapat Gelar Warga Kehormatan Kota Quito
  22. ^ Liputan 6: Presiden SBY Jadi Warga Kehormatan Kota Quito
  23. ^ Situs web resmi Sekretaris Kabinet RI: Jadi Warga Kehormatan Quito, SBY: Indonesia Siap Jadi Pintu Gerbang Amerika Latin
  24. ^ Suara Merdeka: SBY Dapat Gelar Warga Kehormatan Quito
  25. ^ Merdeka:7 Gelar kehormatan untuk Presiden SBY:1. Gelar La Senor dari Ekuador
  26. ^ Universitas Pertahanan Beri SBY Gelar Guru Besar
  27. ^ Tribunnews: Sore Ini Presiden SBY Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional
  28. ^ Liputan 6: SBY Jadi Profesor Ilmu Ketahanan Nasional Pertama di Indonesia
  29. ^ Republika: Alasan SBY Jadi Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional
  30. ^ Okezone: Hari Ini SBY Dikukuhkan Sebagai Profesor Ilmu Ketahanan Nasional
  31. ^ Merdeka: Pengukuhan SBY Sebagai Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional
  32. ^ Beritasatu: Dikukuhan Guru Besar SBY Jadi Profesor Pertama Bidang Ilmu Ketahanan Nasional
  33. ^ Kompas: Pukul 16.00 WIB SBY Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional
  34. ^ Vivanews: Presiden SBY Terima Gelar Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional
  35. ^ Vivanews: SBY Didapuk Jadi Guru Besar Ketahanan Nasional
  36. ^ RMOL: SBY Jadi Profesor Pertama Bidang Ilmu Ketahanan Nasional di Indonesia
  37. ^ Bali Bisnis.com: SBY Jadi Profesor Pertama Ilmu Ketahanan Nasional
  38. ^ Detik.com: SBY Akan Terima Gelar Profesor Ilmu Ketahanan Nasional dari Unhan
  39. ^ Gatra: SBY Bakal Dapat Gelar Profesor Ilmu Ketahanan Nasional
  40. ^ Jaringnews: Unhan Kukuhkan Presiden SBY Gelar Profesor Bidang Ilmu Ketahanan Nasional
  41. ^ Sindonews: SBY Dapat Gelar Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Unhan
  42. ^ Antaranews: SBY Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Pertahanan
  43. ^ Kemkokesra: Presiden SBY Dikukuhkan Jadi Profesor Bidang Ilmu Ketahanan Nasional
  44. ^ Kompas: Universitas Pertahanan Kukuhkan Presiden SBY sebagai Guru Besar
  45. ^ SBY Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional
  46. ^ Okezone: Presiden Filipina Sebut SBY Seperti Paman Kakak dan Jimat Keberuntungan
  47. ^ Liputan 6: Dapat Gelar Kehormatan SBY Disebut Kakak Oleh Presiden Filipina
  48. ^ Detik: SBY Akan Terima Gelar Kehormatan dari Presiden Filipina
  49. ^ The Jakarta Globe: SBY, Order of Temasek
  50. ^ The Straits Times: Indonesias President Yudhoyono Awarder Order Temasek Singapore
  51. ^ The Jakarta Globe: World Economic Forum Gives SBY Global Statesmanship Award
  52. ^ The Jakarta Post: SBY Recieves WEF Global Statesmanship Award
  53. ^ Situs resmi Sekretaris Kabinet RI: Terima Penghargaan The Soekarno Center, SBY: Pikiran Bung Karno Melampaui Zamannya
  54. ^ Tribunnews: Presiden SBY dan Ani Yudhoyono Dianugerahi Semeton Tamiu Utama
  55. ^ Metrobali.com: Desa Pakraman Tampaksiring Anugerahi SBY Gelar Kehormatan Semeton Tamiu Utama
  56. ^ Situs Web Resmi Biro Humas Sekretaris Daerah Provinsi Bali: Desa Pakraman Tampaksiring Anugerahi SBY Gelar Kehormatan Semeton Tamiu Utama
  57. ^ a b Situs resmi Sekretaris Kabinet RI: Menuju Palopo, Presiden: Semoga Gelar Adat Toraja Membawa Berkah
  58. ^ Kompas: Presiden Diangugerahi Gelar Adat Warga Kehormatan Toraja
  59. ^ Suara Pembaruan: Presiden Dapat Gelar Adat Toraja
  60. ^ Kompas: "Sudah 10 Kali SBY Terima Gelar Honoris Causa"
  61. ^ "Presiden Bentuk Tim Percepatan Reformasi". detik.com. 26 Oktober 2006. Diakses 26 Februari 2009.
  62. ^ "Setelah Terima Ribuan SMS, Kini Ganti SBY Kirim SMS". detik.com. 28 Juni 2005. Diakses 6 Februari 2009.
  63. ^ Akun Twitter Susilo bambang Yudhoyono
  64. ^ Republika: "Ini dia kicauan pertama SBY
  65. ^ "Indonesia's President Susilo Bambang Yudhoyono releases third pop album", Huffington Post, 25 Januari 2010
  66. ^ Reuters: Indonesian President launches album, 29 Oktober 2007

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Megawati Soekarnoputri
Presiden Indonesia
2004–2014
Diteruskan oleh:
Joko Widodo
Didahului oleh:
Agum Gumelar
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan
2001–2004
Diteruskan oleh:
Hari Sabarno
(ad interim)
Didahului oleh:
Wiranto
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan
2000–2001
Diteruskan oleh:
Agum Gumelar
Didahului oleh:
Kuntoro Mangkusubroto
Menteri Pertambangan dan Energi
1999–2000
Diteruskan oleh:
Purnomo Yusgiantoro
Jabatan militer
Didahului oleh:
R. Karyono
Pangdam Sriwijaya
23 Agustus 19967 Agustus 1997
Diteruskan oleh:
Suadi Atma
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Anas Urbaningrum
Ketua Umum Partai Demokrat
2013-Sekarang
Petahana
Pranala ke artikel terkait
Susilo Bambang Yudhoyono
Keluarga
Orang tua
Raden Soekotjo (ayah) dan Siti Habibah (ibu) • Sarwo Edhie Wibowo (ayah mertua)
Pasangan dan saudara
Kristiani Herrawati (istri) • Aulia Pohan (besan) • Pramono Edhie Wibowo (ipar) • Hatta Rajasa (besan)
Generasi ke-2
Agus (anak) • Annisa (mantu) • Edhie (anak) • Aliya (mantu)
Generasi ke-3
Aira (cucu) • Langga (cucu)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.png
Almamater
Lihat pula: Syafruddin Prawiranegara (Ketua Pemerintahan Darurat RI) · Assaat (Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI pada masa RIS)
Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono | Wakil Presiden: Boediono
Sekretaris Kabinet: Dipo Alam
Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono | Wakil Presiden: Muhammad Jusuf Kalla
Menko Polhukam: Widodo Adi Sutjipto Menko Perekonomian: Aburizal Bakrie, Boediono, Sri Mulyani (Plt.) • Menko Kesra: Alwi Shihab, Aburizal Bakrie Mensesneg: Yusril Ihza Mahendra, Hatta Rajasa Mendagri: Mohammad Ma'ruf, Widodo Adi Sutjipto (ad-interim), Mardiyanto Menlu: Hassan Wirajuda Menhan: Juwono Sudarsono Menkumham: Hamid Awaluddin, Andi Matalatta Menkeu: Jusuf Anwar, Sri Mulyani Menteri ESDM: Purnomo Yusgiantoro Menperin: Andung A. Nitimiharja, Fahmi Idris Mendag: Mari Elka Pangestu Mentan: Anton Apriyantono Menhut: M. S. Kaban • Menhub: Hatta Rajasa, Jusman Syafii Djamal Menteri KP: Freddy Numberi Mennakertrans: Fahmi Idris, Erman Soeparno Menteri PU: Djoko Kirmanto Menkes: Siti Fadilah Supari Mendiknas: Bambang Sudibyo Mensos: Bachtiar Chamsyah Menag: Muhammad Maftuh Basyuni Menbudpar: Jero Wacik, Mohammad Nuh (ad-interim) • Menkominfo: Sofyan Djalil, Mohammad Nuh Mennegristek: Kusmayanto Kadiman Menneg KUKM: Suryadharma Ali, Mari Elka Pangestu (ad-interim) • Menneg LH: Rachmat Witoelar Menneg PP: Meutia Hatta Menneg PAN: Taufiq Effendi, Widodo Adi Sutjipto (ad-interim) • Menneg PDT: Saifullah Yusuf, Muhammad Lukman Edy, Djoko Kirmanto (ad-interim) • Menneg PPN/Kepala Bappenas: Sri Mulyani, Paskah Suzetta Menneg BUMN: Soegiharto, Sofyan Djalil Mennegpera: Muhammad Yusuf Asy'ari Mennegpora: Adhyaksa Dault Jaksa Agung: Abdul Rahman Saleh, Hendarman Supandji Panglima TNI: Endriartono Sutarto, Djoko Suyanto, Djoko Santoso Kapolri: Da'i Bachtiar, Sutanto, Bambang Hendarso Danuri
Sekretaris Kabinet: Sudi Silalahi
Kabinet Gotong Royong (2001–2004)
Menko Polkam: Susilo Bambang Yudhoyono, Hari Sabarno (Plt.) • Menko Kesra: Muhammad Jusuf Kalla, Abdul Malik Fadjar (Plt.) • Menko Perekonomian: Dorodjatun Kuntjoro-Jakti Menkumham: Yusril Ihza Mahendra Menhan: H Matori Abdul Djalil Mendagri: Hari Sabarno Menlu: Hassan Wirajuda Menkes: Achmad Sujudi Mendiknas: Abdul Malik Fadjar Mensos: Bachtiar Chamsyah Menag: Said Agil Husin Al Munawwar • Menakertrans: Jacob Nuwa Wea Menkeu: Boediono Menperindag: Rini Soemarno Menteri ESDM: Purnomo Yusgiantoro Menhub: Agum Gumelar, Sunarno (Plt.) • Mentan: Bungaran Saragih Menhut: M Prakosa Menkimpraswil: Sunarno • Menteri KP: Rokhmin Dahuri Menpan: Faisal Tamin • Menbudpar: I Gede Ardika • Menperpemkatim: Manuel Kaisiepo • Menneg PPN/Kepala Bappenas: Kwik Kian Gie Menkominfo: Syamsul Mu'arif Menteri BUMN: Laksamana Sukardi Menristek: Hatta Rajasa, (jk.) • Menkopukm: Alimarwan Hanan Menpemwan: Sri Redjeki Sumarjoto Menteri LH: Nabiel Makarim Mensesneg: Bambang Kesowo Kepala BIN: AM Hendropriyono Jaksa Agung: MA Rachman
Sekretaris Kabinet: Marzuki Darusman
Menko Polsoskam: Wiranto, Surjadi Soedirdja (Plt.), Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar Menko Perekonomian: Kwik Kian Gie, Rizal Ramli, Burhanuddin Abdullah Menko Kesra (sejak perombakan I digabung menjadi Menko Polsoskam): Hamzah Haz, Basri Hasanuddin Mendagri: Surjadi Soedirdja Menlu: Alwi Shihab Menhan: Juwono Sudarsono, Mohammad Mahfud, Agum Gumelar (Plt.) • Menkumham: Yusril Ihza Mahendra, Baharuddin Lopa, Marsillam Simanjuntak, Mohammad Mahfud Menkeu: Bambang Sudibyo, Prijadi Praptosuhardjo, Rizal Ramli Menteri ESDM: Susilo Bambang Yudhoyono, Purnomo Yusgiantoro Menperindag: Muhammad Jusuf Kalla, Luhut Binsar Panjaitan Mentanhut (bernama Menteri Pertanian dan Kehutanan sejak perombakan I): Mohamad Prakosa, Bungaran Saragih Menhut (bernama Menteri Muda Kehutanan (menteri negara) sejak perombakan I): Nur Mahmudi Ismail, Marzuki Usman Menhub: Agum Gumelar, Budi Mulyawan Suyitno • Menteri KP: Sarwono Kusumaatmadja, Rokhmin Dahuri Menakertrans: Bomer Pasaribu, Al Hilal Hamdi Menkes: Achmad Sujudi Mendiknas: Yahya Muhaimin Menag: Muhammad Tolchah Hasan • Menkimpraswil: Erna Witoelar Menristek: AS Hikam • Menkopukm: Zarkasih Nur Menteri LH: Alexander Sonny Keraf Menteri OD (digabungkan dengan Menteri Dalam Negeri sejak perombakan I): Ryaas Rasyid Menbudpar: Hidayat Jaelani, I Gede Ardika • Menteri PM dan BUMN (dibubarkan pada perombakan I): Laksamana Sukardi, Rozi Munir • Menpora (dibubarkan pada perombakan I): Mahadi Sinambela Menteri PU (dibubarkan pada perombakan I): Rozik Boedioro Soetjipto Menpemwan: Khofifah Indar Parawansa Menham (digabungkan dengan Menteri Hukum dan Perundang-undangan sejak perombakan I): Hasballah M. Saad, • Menteri TK (digabungkan dengan Menteri Tenaga Kerja sejak perombakan I): Al Hilal Hamdi Menpan: Freddy Numberi, Ryaas Rasyid (Plt.), Anwar Supriyadi • Menmaskem (dibubarkan pada perombakan I): Dr. Anak Agung Gde Agung Menperpemkatim (dibentuk pada perombakan I): (jabatan baru), Manuel Kaisiepo • Menrekonas (dibentuk pada perombakan I dan dibubarkan pada perombakan II): (jabatan baru), Cacuk Sudarijanto Jaksa Agung: Marzuki Darusman, Baharuddin Lopa, Marsillam SimanjuntakPanglima TNI : Widodo AS Mensesneg: Alirahman, Bondan Gunawan, Djohan Effendi
  • Wikiquote
  • Wikisource


Sumber :
id.wikipedia.org, perpustakaan.web.id, wiki.ptkpt.net, dsb.