CC200

CC200
CC200
CC200 15 di Dipo Loko Cirebon. 2010
Sumber tenaga:
Diesel elektrik
Perusahaan pembuat:style="background:;;">ALCO-GE
Nomor seri:CC200
Model:ALCO-GE UM 106T
Tanggal dibuat:1953
Jumlah dibuat:27 buah
Data teknis
Roda
Susunan roda AAR:C-2-C
Klasifikasi UIC:Co'2'Co'
Dimensi
Lebar sepur:1.067 mm (3 ft 6 in)
Diameter roda:908 mm (2.98 kaki)
Panjang:17.000 mm (56 kaki)
Lebar:2.819 mm (9.25 kaki)
Tinggi (maksimum):3.651 mm (11.98 kaki)
Jarak antara alat perangkai:17.070 mm (56.0 kaki)
Jarak antar pivot:9.556 mm (31.35 kaki)
Jarak gandar:3.610 mm (11.8 kaki)
Tinggi alat perangkai:760 mm (2.5 kaki)
Berat
Berat kosong:92 t (92,000 kg)
Berat siap:96 t (96,000 kg)
Berat adhesi:72 t (72,000 kg)
Bahan bakar dan kapasitas
Kapasitas bahan bakar:1.900 l (1.9 m3)
Kapasitas pelumas:750 l (0.75 m3)
Kapasitas pendingin:900 l (0.90 m3)
Kapasitas bak pasir:600 l (0.60 m3)
Mesin, motor traksi, dan converter
Penggerak utama:ALCO 244E
Jenis mesin:4 langkah
Motor traksi:6 buah, GE 761
Transmisi dan kinerja
Kecepatan maksimum:100 km/j (62 mph)
Daya mesin:1.750 hp (1,300 kW)
Daya ke generator/converter:1.600 hp (1,200 kW)
Jari-jari lengkung terkecil:140 m (460 kaki)
Lain-lain
Rem lokomotif:Udara tekan
Karier
Perusahaan pemilik:

PT Kereta Api Indonesia

(dahulu dipesan oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia)
Daerah operasi:Daerah Operasi III Cirebon
Pertama digunakan1953
Terakhir digunakan:2007, untuk lokomotif CC200 08-09
Unit dipertahankan:CC200 15
Keadaan:Tidak beroperasi lagi, hanya tersisa CC200 15 yang disimpan di Dipo Cirebon.
Catatan kaki:[1] [2]

Lokomotif CC200 dengan model Alco-GE UM 106T adalah lokomotif diesel pertama di Indonesia [3], buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC200 yang tersisa sekarang berada di Dipo Lokomotif Cirebon yaitu CC200 15 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua "saudara" terakhirnya, CC200 08 dan CC200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun.

Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1.750 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Co'2'Co' artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie penggerak masing-masing dengan 3 gandar penggerak dengan 6 motor traksi dan satu bogie idle yang terdiri dari 2 pasang roda.

Sejarah[4]

Awal karier

Setelah Perang Kemerdekaan usai tahun 1949, kondisi perkeretaapian Indonesia rusak. Untuk memperbarui sarana KA yang sudah tua dan rusak akibat perang, maka DKA memesan sarana KA yang baru, berikut berbagai jenis lokomotif diesel, lokomotif uap, kereta penumpang dan gerbong barang.

CC200 adalah salah satu contoh. Rencana pengoperasian lokomotif diesel sudah ada sejak zaman Staatspoorwegen, diwacanakan dan disebut-sebut dalam laporan tahunan Staatspoorwegen tahun 1930. Namun wacana ini gagal karena Belanda saat itu sedang dilanda Perang Dunia I.

Setelah perang usai, disusunlah rencana modernisasi perkeretaapian Indonesia yang mencakup pembelian 100 unit lokomotif uap D52 dan 27 unit lokomotif diesel CC200.

Pada 1953, lokomotif diesel CC200 tiba di Indonesia. Karena tekanan gandar jalan rel di Indonesia saat itu maksimal 12 ton maka CC200 yang memiliki berat 96 ton terlalu berat apabila hanya memiliki susunan C-C (Co'Co') atau 2 gandar penggerak 3 roda. Maka ditambahkanlah gandar tambahan sehingga susunannya menjadi C-2-C (Co'2'Co') atau 2 gandar penggerak 3 roda dan 1 gandar tak berpenggerak 2 roda. Susunan ini unik karena hanya di Indonesia lokomotif ini dimodifikasi gandarnya untuk mengakali tekanan gandar yang besar. Lokomotif ini pun langsung menggunakan striping/livery khas DKA, PNKA, dan PJKA, yaitu kuning-hijau dengan logo roda terbang yang sudah berlaku sejak 1953 hingga 1988.

Kehadiran CC200 yang menandai modernisasi perkeretaapian Indonesia mendapat perhatian dari dalam atau luar negeri dan dibahas rinci oleh majalah-majalah profesional, misalnya dibahas dalam majalah kereta api Inggris "Diesel Railway Traction" dan majalah persatuan insinyur Indonesia yang kala itu masih berbahasa Belanda "De Ingenieurs in Indonesie".

Sepanjang kariernya dari tahun 1950-an sampai 1980-an, CC200 menarik semua kereta, baik itu penumpang maupun barang. Kariernya pun makin lama makin tergeser oleh lokomotif yang lebih baru, seperti CC201 yang lebih ringan dan bertenaga. Mulai tahun 1990-an, CC200 dicat menjadi merah-biru dengan garis putih seiring bergantinya nama dan bentuk perusahaan, dari PJKA menjadi Perumka. CC200 pun diturunkan pangkatnya menjadi penarik KA jarak dekat/KA lokal mengingat usianya yang makin tua dan hanya tersisa sedikit, dan banyak di antara mereka yang sudah mulai mangkrak. CC200 akhirnya banyak yang tidak beroperasi pada tahun 2000-an awal.

Preservasi

Pada tahun 2000-an, lokomotif CC200 yang ada banyak yang dalam kondisi buruk. Saat itu, di Cirebon terdapat 3 lokomotif, yakni CC200 08, CC200 09, dan CC200 15. Lokomotif yang bisa dioperasikan hanyalah CC200 08 dan CC200 15. Pada akhirnya, salah satu komunitas rail fans Indonesia, Indonesian Railways Preservation Society (IRPS) bekerja sama dengan PT Kereta Api (Persero) memutuskan bahwa CC200 15 yang akan dipreservasi, karena kondisinya yang lebih baik dibanding kedua lokomotif lainnya. CC200 15 dipreservasi dengan meng-"kanibal" komponen dari CC200 08 dan CC200 09. Preservasi dilakukan oleh IRPS, dengan bantuan dari PT Kereta Api. Pada tahun 2003, diadakan open house di Stasiun Cirebon, di mana ketiga lokomotif CC200 dipamerkan. Pada masa itu, CC200 15 yang telah dicat kuning-hijau (sudah dikembalikan ke livery semula) sudah dalam kondisi baik, sedangkan CC200 08 dan 09 yang berwarna merah-biru telah dengan kondisi rusak dan tidak bisa digunakan, mengingat komponennya telah dikanibal untuk CC200 15.

Akhirnya, CC200 08 dan CC200 09 dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta, kemudian diafkirkan. Sementara CC200 15 tetap di Cirebon dan dioperasikan sebagai penarik KA wisata. Saat ini, hanya tersisa CC200 15 di Cirebon, lokomotif lainnya entah ke mana, diafkirkan, atau "dimakamkan" di Balai Yasa Yogyakarta.

Saat ini, karena kesulitan suku cadang, CC200 15 tidak bisa beroperasi, lokomotif tersebut disimpan di Dipo Cirebon, dan saat akan dipamerkan pada suatu event, maka lokomotif ini perlu ditarik.

Data teknis[1]

Dimensi

  • Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
  • Panjang badan (body): 17.000 mm
  • Jarak antar alat perangkai: 17.070 mm
  • Lebar badan: 2.819 mm
  • Tinggi maksimum: 3.651 mm
  • Jarak gandar: 3.610 mm
  • Jarak antar pivot: 9.556 mm
  • Diameter roda penggerak: 908 mm
  • Tinggi alat perangkai: 760 mm

Berat

  • Berat kosong: 92 ton
  • Berat siap: 96 ton
  • Berat adhesi: 72 ton

Motor diesel

  • Tipe: ALCO 244E
  • Jenis: 4 langkah
  • Daya mesin: 1.750 HP
  • Daya ke generator/converter: 1.600 HP

Motor traksi/converter

  • Jumlah motor traksi: 6
  • Tipe motor: GE 761

Performansi

  • Kecepatan maksimum: 100 km/jam
  • Gaya tarik maksimum (adhesi): 15.120 kgf
  • Jari-jari lengkung terkecil: 140 m

Kapasitas

  • Bahan bakar: 1.900 lt
  • Minyak pelumas: 750 lt
  • Air pendingin: 900 lt
  • Pasir: 600 lt

Lain-lain

  • Sistem rem: udara tekan

Galeri

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b Majalah KA Edisi Khusus. (tanpa tahun). Album lokomotif dan KRL, II: 33
  2. ^ Indonesian Heritage Railway: Lokomotif CC200
  3. ^ IRPS: FO CC200
  4. ^ Majalah KA Edisi 86, September 2013: Halaman 32-33

Pranala luar

 
Lokomotif Uap
B12· B13 · B16 · B17 · B20  · B22 · B23 · B25 · B27 · B50 · B51 · B52 · BB10 · C11 · C12 · C14 · C15 · C16 · C17 · C18 · C19 · C20 · C21 · C23 · C24 · C25 · C26 · C27 · C28 · C29 · C30 · C33 · C51 · C53 · C54 · CC50 · D10 · D11 · D14 · D15 · D50 · D51 · D52 · E10 · F10 · DSM 22 · DSM 28 · DSM 38 · DSM 48 · DSM 55 · NIS 107 · DD50 · DD51 · DD52 · SS 200T · SS 300T · TC10 · TD10
KA KRAKATAU CC 206.jpg
 
Diesel Elektrik
BB200 · BB201 · BB202 · BB203 · BB204 · CC200 · CC201 · CC202 · CC203 · CC204 · CC205 · CC206
 
Diesel Hidrolik
B100 (Bima Kunting 1) · B200 (Bima Kunting 2) · B201 (Bima Kunting 3) · C300 · C301 · D300 · D301 · BB300 · BB301 · BB302 · BB303 · BB304 · BB305 · BB306 · CC300 · Kebo Kuning
 
Lokomotif Listrik
 
Crane
FIGEE · UH-995 · Kirow · Gottwald · Brotoseno
 
 
Eksekutif
Logo PT KAI (Persero).svg
 
Bisnis AC,
campuran Eksekutif-Bisnis,
Ekonomi-Bisnis-Eksekutif, dan
Eksekutif-Ekonomi
 
Ekonomi AC
 
Komuter
 
Komuter Jabodetabek
(semua komuter ekspres
sudah tidak beroperasi)
 
Kereta non-komersial
 
Tak beroperasi
Ajisaka · Argo Bromo · Argo Gede · Argo Jati · Argopuro · Badrasurya · Bathara Kresna  · Blambangan · Bumi Geulis · Cantik Ekspres · Cepat Sidareja · Cipuja · Cirebon Ekspres Utama · Ciroyom-Cianjur-Lampegan · Cisadane · Citrajaya · Dolok Martimbang · Empu Jaya · Fajar Utama Semarang · Feeder Tawang Jaya · Feeder Wonogiri · Galuh · Gaya Baru Malam Utara · Gunung Jati Ekspres · Jatayu · Jayabaya Selatan · Jayabaya Utara · Joglosemar · Kamandanu · Limex Gaja Baru · Madiun Ekspres · Mahesa · Malang Ekspres · Mataram · Merak Jaya · Mutiara Utara · Pajajaran · Pandanaran · Pandanwangi (Semarang-Solo)  · Papandayan Ekspres  · Parahyangan · Penataran Utama  · Priangan Ekspres · Purbaya · Putri Hijau · Rajawali · Rengganis · Senja Kediri · Senja Malang · Senja Singosari · Senja Utama Semarang · Solo-Kedungbanteng · Solo Jaya · Suryajaya · Tanahabang-Nambo · Tawang Mas · Tirtonadi · Tumapel Utama
 
Rencana beroperasi
Kiansantang · Tegal Bahari · Tidar
 
Kereta api tambahan lebaran
 




Sumber :
wiki.kurikulum.org, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb.