C15 |
---|
[[berkas:|300px|C15]] |
Sumber tenaga: Uap |
---|
|
---|
Perusahaan pembuat: | Hartmann (Jerman) dan Werkspoor (Belanda) |
---|
Nomor seri: | C15 |
---|
Tanggal dibuat: | 1897-1899 Hartmann (Jerman), 1899-1900 Werkspoor (Belanda) |
---|
Jumlah dibuat: | 20 |
---|
Data teknis |
---|
Roda |
---|
Konfigurasi: | 0-6-0 |
---|
Susunan roda AAR: | C |
---|
Klasifikasi UIC: | C |
---|
Dimensi |
---|
Lebar sepur: | 1.067 mm |
---|
Diameter roda: | 1503 mm |
---|
Berat |
---|
Berat kosong: | 27,7 ton |
---|
Bahan bakar dan kapasitas |
---|
Jenis bahan bakar: | Kayu, Batubara, Minyak Residu |
---|
Silinder |
---|
Ukuran silinder: | 485 X 600 mm |
---|
Transmisi dan kinerja |
---|
Kecepatan maksimum: | 35 km/h |
---|
|
Pada tahun 1875 - 1897, perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) mulai membangun beberapa jalur kereta api di Jawa Timur, salah satunya adalah rute Surabaya Kota - Bangil – Pasuruan - Jember - Kalisat - Situbondo - Panarukan. Jalur kereta api rute Surabaya Kota – Pasuruan merupakan pekerjaan konstruksi yang pertama oleh perusahaan kereta api yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda ini dan kemudian pembangunan jalur kereta api dilanjutkan sampai ke Panarukan. Saat itu rute ini dianggap sangat penting karena di Umbulan terdapat sumber air yang sangat besar dan perkebunan tembakau.
Untuk melayani rute tersebut, SS membeli 20 lokomotif C15 dari 2 pabrik yang berbeda yaitu Hartmann (Jerman) dan Werkspoor (Belanda). 10 lokomotif uap C15 didatangkan pada tahun 1897-1899 dari pabrik Hartmann (Jerman) dan 10 lokomotif C15 didatangkan pada tahun 1899-1900 dari pabrik Werkspoor (Belanda). Lokomotif C15 merupakan pembelian yang pertama dari pemerintah Hindia Belanda ke pabrik lokomotif yang berada di negeri Belanda. Saat itu kereta api menjadi salah satu sarana transportasi yang sangat penting, baik angkutan barang maupun penumpang. Dari Jember, tembakau diangkut dengan kereta api ke pelabuhan di Panarukan untuk selanjutnya dikirim ke pasar internasional lainnya.
Pada tahun 1917, 1 lokomotif C15 diserahkan ke tambang batubara di Pulau Laut (Kalimantan Selatan) untuk mendukung angkutan batubara. Adapun hasil tambang batu bara pada saat itu terbatas untuk keperluan energi yaitu untuk bahan bakar kapal laut, lokomotif uap dan pembangkit listrik.
Lokomotif C15 memiliki dua silinder yang menggunakan teknologi compound. Dengan tekonologi ini, maka proses penguapan air menjadi tenaga penggerak menjadi lebih efisien, karena uap yang telah digunakan untuk menekan piston ke dalam silinder tidak langsung dibuang, melainkan disalurkan kembali ke dalam silinder. Hal ini membuat lokomotif C15 termasuk irit dalam pemakaian bahan bakar dan air.
Lokomotif C15 menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara dan dapat melaju hingga kecepatan maksimum 35 km/jam. Lokomotif ini memiliki susunan roda 0-6-0 dan berat 27,7 ton.
Dari 20 lokomotif C15, saat ini hanya tersisa 1 lokomotif C15, yaitu C15 07. C15 07 (mulai operasional tahun 1900, buatan pabrik Werkspoor) dipajang di museum kereta api Ambarawa (Jawa Tengah).
Lihat pula
Pranala luar
|
---|
| Lokomotif Uap | B12· B13 · B16 · B17 · B20 · B22 · B23 · B25 · B27 · B50 · B51 · B52 · BB10 · C11 · C12 · C14 · C15 · C16 · C17 · C18 · C19 · C20 · C21 · C23 · C24 · C25 · C26 · C27 · C28 · C29 · C30 · C33 · C51 · C53 · C54 · CC50 · D10 · D11 · D14 · D15 · D50 · D51 · D52 · E10 · F10 · DSM 22 · DSM 28 · DSM 38 · DSM 48 · DSM 55 · NIS 107 · DD50 · DD51 · DD52 · SS 200T · SS 300T · TC10 · TD10 | |
---|
| Diesel Elektrik | |
---|
| Diesel Hidrolik | |
---|
| Lokomotif Listrik | |
---|
| Crane | FIGEE · UH-995 · Kirow · Gottwald · Brotoseno |
---|
|
Sumber :
id.wikipedia.org, informasi.web.id, wiki.gilland-ganesha.com, dsb.